Budaya dan Tradisi Unik Arab Saudi yang berpengaruh besar bagi negara lain seperti Indonesia. Terdapat beberapa akulturasi di Indonesia seperti bangunan masjid yang memiliki desain arsitektur antara kebudayaan Arab dan Indonesia.
Negara ini sangat identik dengan wisata keagamaannya terutama bagi orang Indonesia yang mayoritas beragama muslim. Mekkah dan Madinah merupakan dua kota di Arab yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan dunia karena kota tersebut memiliki banyak tempat wisata yang ikonik dan juga memiliki sejarah yang hingga saat ini menjadi pengaruh besar bagi dunia. Selain terkenal akan hal tersebut, Arab juga terkenal akan hasil bumi nya yang melimpah salah satunya adalah minyak bumi.
Ada lebih dari 200 juta populasi bangsa Arab yang dianggap sebagai orang Arab di seluruh dunia. Meskipun demikian, tak semuanya adalah keturunan Arab. Orang Arab ditentukan oleh karakteristik budayanya. Mungkin Anda sudah mengetahui bahwa Arab terkenal akan silsilah keluarganya yang erat dan juga memiliki marga keluarga. Berikut merupakan fakta-fakta menarik lainnya mengenai budaya Arab yang harus Anda ketahui :
Baca Juga : Larangan Ihram Bagi Jamaah Umroh
1. Memprioritaskan Keluarga
Selain terkenal akan keimanannya, Arab juga menaruh posisi kedua untuk keluarga mereka setelah Tuhan. Di dalam budaya Arab, keluarga merupakan elemen terpenting dan selalu diutamakan daripada kepentingan teman atau pekerjaan. Struktur keluarga yang erat menjadi faktor penentu untuk status seseorang. Hal ini menjadikan orang Arab sangat menghormati harkat dan martabat di dalam keluarga.
Orang-orang di Arab sangat pandai berbisnis sehingga tidak heran jika keluarga memegang peranan penting terutama dalam hal meneruskan usaha dagang dan bisnis lainnya. Toko, pabrik, bisnis dan ladang dioperasikan oleh anggota keluarga sebab hal tersebut penting untuk menghindari kegagalan dalam bisnis. Maka anggota keluarga lah yang memberikan dukungan sehingga untung dan rugi dapat dirasakan secara bersama-sama.
Dalam budaya Arab, menghormati orang tua adalah salah satu bentuk menghargai nilai tata krama. Akibatnya sering kali para lansia (kakek dan nenek) diajak untuk berdiskusi dalam segala pembahasan. Untuk anggota keluarga laki-laki biasanya lebih banyak berdiskusi mengenai pekerjaan atau masalah lainnya karena budaya Arab menganggap laki-laki sebagai pemimpin di dalam keluarga mereka.
Parenting di Arab tidak jauh berbeda dengan di Indonesia karena pada dasarnya di Indonesia sendiri juga mendapat pengaruh budaya dari Arab. Anak-anak di Arab sering mengikuti contoh yang diajarkan oleh orang tua mereka. Orang tua mengajarkan anak laki-laki untuk menjadi pemimpin, terutama pemimpin bagi saudara perempuan mereka. Sedangkan, anak perempuan belajar untuk mengurus rumah dan sering mendapat pujian terkait kualitas feminisme mereka. Untuk zaman modern ini, parenting orang tua di Arab terkesan kearah patriarki. Namun, itulah budaya Arab mereka yang sangat menjunjung tinggi kehormatan bagi laki-laki dan perempuan.
2. Berpakaian di Arab
Aturan berpakaian orang Arab dan orang Barat tentunya sangatlah berbeda. Sebagian besar penduduk wanita di Arab menggunakan jilbab atau burqa. Jilbab atau burqa adalah cadar atau jubah yang dikenakan untuk menutupi seluruh badan, mulai dari lengan hingga kaki. Berikut merupakan tips yang dibagikan oleh kaleela.com tentang aturan berpakaian yang harus wisatawan asing ikuti ketika mengunjungi Arab:
- Kenakan pakaian formal atau kasual dengan sopan dan jangan gunakan celana pendek. Sebab, celana pendek atau atasan tanpa lengan hanya boleh dikenakan ketika berada di pantai.
- Untuk laki-laki diperbolehkan menggunakan celana pendek selama ujung celana pendeknya di bawah lutut.
Aturan di atas penting untuk diterapkan sebab bertujuan untuk menghormati nila-nilai kesopanan di Arab. Pastikan Anda tidak membuat masalah selama berkunjung ke Arab karena tentunya masalah tersebut akan diproses lewat jalur hukum yang juga diterapkan di seluruh dunia.
3. Pernikahan di Arab
Budaya pernikahan di Arab masih menganut sistem pernikahan antar saudara walaupun di zaman ini sudah sedikit diterapkan. Secara tradisi, pernikahan biasanya berasal dari sepupu pertama yang berada di pihak ayah. Sudah jadi hal lumrah jika tradisi pernikahan di Arab dilakukan secara sakral dengan tidak mempertemukan kedua calon pengantin sebelum pernikahan.
Orang tua juga sangat berperan penting mengatur pernikahan anak-anak mereka. Laki-laki di Arab diperbolehkan untuk memiliki istri lebih dari satu dengan syarat laki-laki tersebut sanggup untuk memberikan tanggung jawabnya dan berlaku adil atau lebih dikenal dengan sistem poligami. Adat dan istiadat pernikahan di Arab tergolong pernikahan yang mahal.
4. Iftar dengan makan satu ekor unta
Tradisi ini kabarnya bisa kamu temui di negara-negara Arab seperti Arab Saudi hingga Uni Emirat Arab loh. Mereka biasanya akan memakan daging unta utuh, bersamaan dengan nasi, telur, dan juga sayuran lain yang dimasak dengan bumbu biryani.
Daging unta utuh yang sudah dibersihkan, akan langsung dilumuri bumbu lengkap. Seperti serbuk kunyit, asam, dan juga rempah-rempahan lainnya. Daging unta utuh akan dimasak di sebuah wadah besar khusus bersamaan dengan bahan lainnnya.
Proses pengolahan menu daging unta utuh ini tentu membutuhkan tenaga manusia yang cukup banyak. Pada video yang diunggah oleh akun tersebut, proses pembuatan menu daging unta utuh dibuat di sebuah restoran bernama Zaman Awal. Pada restoran tersebut, biasanya daging unta utuh akan dimakan bersama dengan 20 pekerja di sana. Kemudian sisanya dibagikan secara gratis bagi mereka yang membutuhkan. Menarik ya tradisi menu iftar di sana.
5. Budaya dan Kesenian
Kaligrafi atau aksara Arab berkembang pada abad ke-6 M dengan dialek Natabua (Dialek dari Arab Utara). Pola penulisan bahasa Arab bermula dari kanan ke kiri dan terdiri dari 28 karakter utama yang merupakan abjad asli bahasa Arab. Kaligrafi merupakan seni yang berasal dari arab, kaligrafi sendiri sekarang modern di mana dapat dirangkai menjadi bentuk geometri atau makhluk hidup. Alat tradisional yang digunakan untuk menulis kaligrafi adalah dengan menggunakan pena bulu atau Qalam dalam bahasa Arab.
Secara garis besar, aksara Arab terdiri dari dua jenis diantaranya adalah aksara kursif dan kufi. Aksara yang dipakai sehari-hari oleh orang Arab dalam menulis adalah dengan menggunakan aksara kursif dengan wilayah sekitar Mesir. Berdasarkan laman Britannica.com aksara kufi biasanya digunakan untuk keperluan keagamaan dan keperluan resmi lainnya dengan gaya tulisan berbentuk persegi panjang dan bersudut. Aksara modern yang populer digunakan hingga saat ini disebut dengan naskhi. Hingga saat ini, kaligrafi terus digunakan dan mencakup tulisan Arab yang biasa diaplikasikan melalui media perkamen (kulit hewan) dan papirus (kertas).
Kesenian Arab yang selanjutnya adalah musik. Musik di Arab berbeda dengan aliran musik yang ada di Barat karena pada dasarnya musik Arab mengandung nada-nada mikro atau nada yang terletak diantara nada-nada dalam tangga nada kromatik dari Barat. Alunan musik Arab juga terkesan lebih soft dengan kebanyakan menggunakan alat gambus. Menurut sejarah, instrument musik Arab telah mempengaruhi musik di Eropa karena sejumlah instrument musik Eropa kebanyakan berasal dari Arab dengan ditemukannya alat musik Kecapi yang juga terdapat di Eropa. Kecapi tersebut bernama kecapi Mesopotamia yang merupakan musik khas bangsa Arab kuno.
6. Budaya Makan Arab
Orang Arab sangat menghormati para tamu yang datang kerumah mereka sehingga jamuan adalah hal yang sangat umum dilakukan di Arab. Anda tidak perlu heran jika berkunjung ke rumah warga lokal. Biasanya Anda akan disuguhkan makanan yang berasal dari daging-dagingan seperti domba, kambing ataupun unta.
Penyembelihan hewan tidak hanya dilakukan ketika hari besar islam seperti qurban saja, namun upacara pernikahan juga kerap dilakukan penyembelihan hewan seperti domba, kambing, dan yang jarang disembelih adalah unta muda. Secara adat biasanya laki-laki yang memiliki usia paling tua akan makan terlebih dahulu dengan menggunakan tangan kanan sesuai dengan ajaran islam.
Budaya Arab mengajarkan untuk selalu menghabiskan makanan mereka dan makan secara teratur. Di Arab juga terdapat budaya minum kopi dan teh, Arab terkenal akan kopi Arabica nya . orang Arab biasanya mengawali kegiatan pagi mereka dengan minum teh atau kopi dan dilanjutkan dengan mengkonsumsi kurma atau produk susu untuk makan siang. Ketika waktu magrib, orang Arab suka mengkonsumsi hidangan yang berasal dari biji-bijian yang dihidangkan panas-panas.
7. Budaya Mujamalah (Basa-basi)
Berbeda dengan budaya Barat yang cenderung ekspresif dan berbicara langsung dan lugas, orang Arab tidak berbicara secara langsung. Untuk mengungkapkan maksud aslinya, orang Arab akan berbicara banyak hal terlebih dahulu dan banyak basi-basi (mujamalah).
Untuk bertanya kabar pada teman, tak cukup sekali dengan satu ungkapan, tapi berulangkali. Meski telah berkata sesuai maksudnya, orang Saudi kadang masih mengira yang dimaksudkan adalah sesautu yang lain. Misal kata “laa” (tidak) sebagai jawaban tidak utnuk tawaran menambah makan dan minum. Agar sang tuan rumah yakin bahwa tamunya memang betul-betul sudah kenyang, maka sang tamu harus mengulangi “laa” berulang kali dan kata “wallahi.”
8. Keras Bukan Berarti Marah
Orang Arab terbiasa bersuara keras untuk mengekspresikan kekuatan dan ketulusan, apalagi kepada orang yang mereka sukai. Sayangnya, suara keras mereka kadang ditafsirkan sebagai kemarahan oleh kebanyakan orang Indonesia.
Kadang petugas Arab Saudi ketika memeriksa paspor atau surat lainnya kelihatan marah, namun sebenarnya tidak. Termasuk suara majikan yang keras, tidak selalu berarti mereka sedang marah, hanya TKW kita kadang memahaminya berbeda.
Sebaliknya, orang Indonesia hendaknya tidak mudah tersenyum pada lelaki Arab. Meski maksud kita adalah untuk menunjukkan keramahtamahan atau kesopanan, boleh jadi akan dianggap sebuah godaan oleh pria tersebut.Adanya kasus majikan Arab memerkosa atau menghamili TKW boleh jadi berkaitan dengan kesalahpahaman antar budaya ini.
9. Ekpresi Bahasa Tubuh Orang Arab
Orang Arab akan menguncupkan semua jari-jari tangannya dengan ujung-ujungnya menghadap ke atas sebagai pengganti kata-kata “tolonglah Pak” atau “tunggu sebentar!” atau “ tolong sabar sedikit !”
Budaya lainnya, orang Arab akan saling merangkul seraya mencium pipi dengan bibir ketika berjumpa dengan teman dekat. Ini suatu perilaku yang dianggap tidak lazim oleh bangsa lain di dunia, bahkan mungkin juga oleh orang Indonesia.
Merangkul sesama teman adalah hal lumrah. Tidak perlu risih, orang Arab boleh jadi akan tersinggung jika kita menghindar.
10. Antara Budaya Arab dan Islam
Arab Saudi dikenal dengan negeri kelahiran Islam. Dan anggapan pada umumnya bahwa masyarakat Saudi itu Islami. Nyatanya, tidak 100 persen demikian. Mereka juga bagian dari budaya Arab (termasuk warisan jahiliyah) dengan segala pernak-perniknya, termasuk cara dan etika mereka dalam berkomunikasi, tidak selalu santun seperti diajarkan Al-quran dan Sunnah.
Sebagian dari cara mereka berkomunikasi bersifat kultural semata-mata. Konon, ada dua tipe orang Arab: tipe Abu Bakar dan Abu Jahal. Orang Arab yang telah mendapat pendidikan Islam dan meresapi ajarannya akan berperilaku bak Abu Bakar, sedang mereka yang kering dari ajaran akhlak Islam biasanya akan buruk seperti Abu Jahal.
11. Bergandengan Tangan dengan Teman Lelaki Itu Aib!
Bagi masyarakat Indonesia, bergandengan tangan dengan teman laki-laki adalah lazim. Namun bagi orang Arab, hal itu adalah aib. Pernah ada WNI yang menggandeng tangan temannya ketika berjalan di pertokoan Mekah, tiba-tiba mereka diteriaki : “enta luthi walla eh? hadza aib! (kamu homo apa bagaimana? Itu aib!)”
Namun jika yang kita menggandeng wanita atau pasangan kita (istri) hal itu adalah lazim di Saudi.
12. Berkendara di Sebelah Kanan
Bila di Indonesia semua kendaraan dan angkutan umum wajib berada di jalur kiri jalan (dan letak roda kemudi mobil berada di bagian kanan), maka di Arab Saudi kebalikannya. Hal ini berbeda sama sekali dengan apa yang berlaku di Arab Saudi, semua pengguna jalan termasuk waktu menaikkan maupun menurunkan penumpang berada di jalur sebelah kanan jalan.
Khusus wanita, jangan bepergian sendirian, harus bersama mahram/suami atau sesama teman rombongan. Termasuk saat naik taksi. Saat naik, maka laki-laki duluan, wanita belakangan. Sebaliknya saat turun maka wanita duluan, suami belakangan. Hal ini untuk menjaga istri agar tidak dibawa kabur tukang taksi. Saat naik lift juga harus selalu didampingi. Jika saat naik lift bersama teman wanita ada lelaki yang datang, lebih baik keluar dahulu.
Satulagi, hati-hati dengan kebiasaan remaja Saudi yang suka ugal-ugalan. Mereka kadang melakukan aksi ekstrem dengan mengemudikan Jeep dengan hanya dua roda di jalanan.
13. Wanita adalah Privasi
Nilai kehormatan orang Arab terutama melekat pada anggota keluarganya, khususnya wanita, yang tidak boleh diganggu orang luar. Di Arab Saudi wanita adalah sangat privasi.
Di Arab Saudi, Wanita tidak boleh menyetir, bekerja bebas, atau kelluar rumah tanpa didampingi mahram. Aadalah hal tabu ketika kita menanyakan hal berikut; Sudahkah anda menikah? Berapa umurmu? Atau siapa istri anda?
Sudah lazim di budaya Saudi jika seorang pria tidak pernah mengenal atau bahkan sekadar melihat wajah istri atau anak perempuan dari sahabatnya, meskipun mereka telah lama bersahabat dan sering saling mengunjungi.
Sesama dosen yang puluhan tahun mengajar di jurusan yang sama pun tidak pernah tau siapa istri sahabatnya. Bagi mereka, Istri adalah privasi.
Dalam kehidupan keseharian, wanita Arab itu bercadar, memakai pakaian serba hitam, keluar-masuk rumah naik mobil. Rumah mereka pun berpagar tinggi. Ini membawa konsekuensi antar tetangga tidak bisa saling mengenal siapa saja wanita di rumah sebelah. Apalagi tidak ada budaya arisan layaknya di Indonesia, menjadikan interaksi antar warga begitu tetutup.
Juga tidak lazim bagi seorang pria untuk memberi bingkisan kepada istri sahabat prianya itu atau anak perempuannya yang sudah dewasa. Karenanya, terhadap wanita Saudi, tidak perlu kita bersikap sok ramah, berlama-lama memandang, apalagi menggoda atau mengganggu. Dipastikan habis riwayat kita
Source : Mediamaz, Kompasiana, & Diadona