Antara Nikmat dan Adzab pada Angin – Angin bertiup mengikuti perintah dan atas seizin Allah. Angin tidak akan datang ataupun pergi baik di waktu pagi atau sore kecuali atas seizin Allah, zat yang mengatur dirinya. Sekali lagi, angin merupakan makhluk yang diatur dan diperintah. Terkadang ia datang membawa kabar gembira dan rahmat Allah, namun di waktu yang lain ia juga membawa adzab dan hukuman Allah.
Angin adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Dengan angin, kita sebagai hambaNya mengetahui betapa agunya Allah sebagai zat yang mengatur angin. Dalam angin terdapat pelajaran dan nasihat yang sangat berharga serta tanda kekuasaan yang menunjukkan keagungan dan kesempurnaan sang pencipta.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS ar Rum: 46).
Angin terkadang juga menjadi hukuman dan siksaan, di samping terkadang menjadi nikmat dan rahmat. Itu semua terjadi dengan perintah Allah. Angin datang membawa adzab yang menjadi sebab mati dan hancurnya manusia, tetumbuhan dan berbagai binatang. Hal ini terjadi sebagai hukuman Allah dan pelajaran yang bisa dipetik oleh orang yang mau mengambil pelajaran. Di antaranya adalah kisah yang Allah ceritakan dalam al Qur’an tentang hukuman yang Allah berikan kepada kaum ‘Aad yang merupakan kaum Nabi Hud. Allah hancurkan mereka dengan angin.
Dalam sebuah hadits yang sahih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mencaci maki angin dengan alasan bahwa angin itu sekedar makhluk yang diatur dan diperintah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencaci angin karena angin itu diperintah”.
Baca juga : Umrah Liburan Tahun Baru 2023
Dalam sahih Muslim, ketika angin bertiup kencang, Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kebaikan angin ini dan kebaikan yang dibawanya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini dan keburukan yang dibawanya”.