Paket
Fasilitas
Galeri
Chat me
Rahasia Putaran Tawaf

Rahasia Putaran Tawaf

Rahasia Putaran Tawaf – Tawaf merupakan salah satu rukun umroh dan haji yang dilakukan dengan berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran dengan membaca dzikir doa tawaf. Secara etimologi bahasa, Tawaf artinya berputar. Namun bagi Anda yang sudah pernah melakukan tawaf baik dalam rukun umroh maupun haji, mungkin pernah bertanya-tanya, ada misteri atau rahasia Putaran Tawaf kenapa arah putaran tawaf ke kiri berlawanan dengan arah jarum jam?

Rupanya, perputaran berlawanan arah jarum jam juga terjadi pada banyak hal, untuk menjaga keseimbangan. Semua benda langit, perputaran galaksi di alam semesta, peredaran darah dalam tubuh, semua bergerak dari kiri kemudian berputar ke kanan.

Rahasia Putaran Tawaf bahwa semua gerakan itu ternyata adalah rangkaian tasbih alam semesta, bahkan dalam tubuh pun ternyata ungkapan tasbih kepada Allah penguasa alam semesta, sesuai firman-Nya :

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah dan tak ada satupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. “(QS. Al Isra’ ayat 44)

Ibarat helikopter yang putaran baling-balingnya melawan arah jarum jam yang akan mengangkat badan pesawat ke atas, seperti itulah orang-orang yang berthawaf, pahalanya akan diangkat seperti para malaikat yang berthawaf mengelilingi Arsy Allah SWT.

Diambil dari berbagai sumber, setiap benda selalu bergerak berputar untuk menjaga keseimbangan. Dalam alam mikro, bagian terkecil dari setiap benda disebut atom. Elektron-elektron selalu berputar mengelilingi inti pusat atom, melakukan putaran rotasi dengan arah berlawanan dengan jarum jam.

Keutamaan tawaf

thawaf sendiri memiliki banyak sekali keutamaan yang pastinya membuat Anda semakin bersemangat untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Keutamaan tersebut diantaranya:

  • Merasakan suasana seperti di Arsy, karena seorang yang berada di Baitullah adalah tamu Allah.
  • Memperoleh balasan sama dengan memerdekakan budak dari Bani Ismail, saat mengerjakan shalat sunnah dua rakaat di akhir thawaf.
  • Allah akan mengampuni segala dosa yang telah lewat saat melakukan thawaf wada’.
  • Setiap ucapan saat thawaf bernilai kebaikan, malaikat ikut mendoakan hal yang sama seperti yang Anda panjatkan setara dengan 10 kali kebaikan.
  • Setiap berhadapan dengan Hajar Aswad serupa Anda sedang menghadap dengan Allah.
  • Dapat diampuni segala dosa seperti bayi yang baru lahir jika bisa melaksanakan thawaf sunnah sebanyak 50 kali.

Inti dari thawaf menyimpan rahasia dan hikmah di dalamnya. Gerakan memutar mengelilingi Ka’bah seperti bumi yang tidak berhenti berputar pada porosnya. 7 kali berarti seperti banyaknya jumlah hari dalam seminggu.

Hal ini bermakna, manusia diperintahkan agar selalu berdoa, mengingat dan mendekat kepada Allah sepanjang waktu tanpa henti. Terus berulang seperti gerakan thawaf sebanyak 7 kali yang berarti seminggu. Thawaf tidak hanya dilakukan oleh manusia. Ada pula malaikat yang selalu ber thawaf mengelilingi Arsy tanpa henti.

Thawaf dapat mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, gerakannya yang memutar melawan arah jarum jam memiliki arti perenungan tentang untuk apa saja waktu kita lewatkan apakah dengan kebaikan atau keburukan.

Itulah keistimewaan thawaf dan rahasia di balik gerakan rukun thawaf dalam haji dan umrah. Semoga dapat mempertebal keimanan dan semakin memotivasi Anda untuk melaksanakan haji dan umrah serta memperbanyak thawaf saat berada di tanah suci.

Wisata Kebun kurma Di Madinah

Wisata Kebun kurma Di Madinah

Wisata kebun kurma masih menjadi daya tarik bagi para jemaah haji dan umrah Indonesia. Di sana pengunjung bisa bersantai sambil menikmati suasana kebun kurma. Usai bersantai pengunjung bisa membeli beberapa jenis kurma yang dipanen dari perkebunan tersebut.

Ketika kaki melangkah menyusuri kebun kurma, mata pengunjung akan dimanjakan dengan hamparan pohon-pohon kurma yang tinggi menjulang dan kekar dengan dahan melambai-lambai. Kian menambah kesejukan di area kebun yang cukup luas itu.

Deretan spanduk-spanduk yang menjelaskan tentang beragam jenis kurma dan manfaatnya dipasang di sisi kiri jalan perkebunan.

Setidaknya ada 250 jenis kurma yang dihasilkan dari perkebunan Zahrani. Pohon-pohon kurma di sini memiliki usia yang beragam, mulai dari 90 tahun hingga 35 tahun. Beberapa pohon ditempeli nama kurma, usia, dan berat produksi kurma yang dihasilkan.

Di salah satu sisi perkebunan ini terdapat pula sebuah air terjun mungil nan cantik. Air bening yang mengalir 24 jam nonstop dari sumber air itu membasahi lahan-lahan kurma sehingga tetap basah dan segar. Sumber air buatan itu dihasilkan dari pengeboran air sedalam 300 meter.

Menariknya, pihak pengunjung juga bisa menyantap kurma langsung di kebun ini. Pihak pengelola Kebun Zahrani menyediakan beragam jenis kurma yang sudah dikemas ke dalam kantong.

Untuk pengunjung yang ingin belanja oleh-oleh, pengelola perkebunan juga menyediakan pasar kurma mini. Pasar yang tepat berada di tengah-tengah perkebunan itu menjajakan aneka kurma, cokelat, dan manisan dengan harga variatif.

Di penghujung kunjungan, biasanya para jemaah akan dijamu segelas minuman teh khas Arab Saudi yang beraroma harum dan nikmat rasanya.

umroh murah

Lokasi wisata kebun kurma

Berkunjung ke kebun kurma dilakukan setelah para jemaah dibawa ke Masjid Quba. Setelah melakukan salat sunah di masjid tersebut, jemaah dibawa ke kebun kurma yang lokasinya tidak terlalu jauh. Di kebun kurma itulah, jemaah asal Indonesia bisa menikmati sejuknya udara Kota Madinah.

Siapa yang tak kenal buah kurma ? buah yang menjadi khas Negara Arab ini memiliki cita rasa yang sangat lezat dan manis. Selain rasanya yang nikmat, buah kurma pun ternyata merupakan salah satu buah kesukaan Rasulullah saw semasa beliau hidup.

Memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh membuat buah kurma selalu di konsumsi oleh sebagian orang dan  menjadi buah tangan yang paling dicari oleh para jamaah haji dan umroh maupun turis yang sedang berwisata. Salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi para jamaah haji/umroh di sela-sela menunaikan ibadah adalah kebun kurma yang berada di Madinah. Tahukah anda bahwa Madinah dikenal sebagai penghasil buah kurma terbesar di dunia ? Sehingga sudah dipastikan jika anda berkujung kesini akan ada banyak pohon kurma yang tumbuh di kota ini.

Keutamaan Badal Umroh

Keutamaan Badal Umroh

Keutamaan Badal Umroh – Umroh merupakan salah satu ibadah sunnah dalam Islam yang sangat dianjurkan untuk ditunaikan bagi umat Muslim. Ibadah ini hanya dapat dilaksanakan di tanah suci saja.

ditinjau dari segi etimologi, umroh berarti az ziyarah atau berkunjung. Sedangkan menurut istilah dalam agama Islam, umrah adalah berziarah atau berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan serangkaian rukun dan sunnah-sunnah umrah.
Ibadah umroh dimulai dengan berihram dari miqat makani. Kemudian masuk ke kota Mekah melakukan thawaf, sa’i dan diakhiri dengan tahallul (memotong rambut paling sedikit tiga helai) serta dilakukan dengan tertib. Ibadah umroh ini termasuk ke dalam salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis dari Abdullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387)

Karena anjurannya yang disangatkan, umroh dapat dilaksanakan dengan cara badal umroh. Badal umroh adalah menggantikan seseorang yang tidak mampu secara fisik untuk menunaikan umroh. Hukum badal umroh adalah diperbolehkan.

Tak hanya itu, dengan menunaikan badal umroh juga dapat mendatangkan pahala untuknya sebagaimana sedekah yang bisa juga akan mendapatkan pahala dari semua rangkaian ibadah yang dilakukannya terutama pahala dari semua amalan-amalan tambahan di luar rukun dan wajib umroh.

umroh murah

Syarat-syarat Melaksanakan Badal Umroh

Setelah mengetahui pengertian umroh dan badal umroh, Sahabat juga perlu menyimak syarat-syarat yang wajib dipenuhi dalam melaksanakan badal umroh berikut ini.

  1. Badal umroh dapat dilakukan jika orang yang akan diwakilkan tidak dapat melakukan umroh karena secara fisik tidak memungkinkan. Mereka yang masih mampu secara fisik tidak bisa diwakilkan untuk melakukan ibadah umroh.
  2. Jika seorang umat Muslim mampu melakukannya dan tak terkendala secara finansial dan fisik, ibadah haji dan umroh wajib untuk untuk dilaksanakan. Namun, bila ia tidak mampu untuk salah satunya, maka ia tidak diwajibkan untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, badal umroh tidak boleh dilakukan jika seseorang masih tergolong mampu dari segi ekonomi dan fisik.
  3. Badal umroh hanya boleh dilakukan untuk orang yang mengalami sakit keras. Bahkan jika orang itu memiliki kemungkinan sembuh yang kecil.
  4. Badal umroh boleh dilakukan untuk orang yang sudah meninggal dunia atau wafat.
  5. Orang yang melaksanakan badal umroh harus sudah menjalankan ibadah umroh terlebih dahulu.
  6. Laki-laki dapat membadalkan umroh untuk perempuan, begitu pula sebaliknya, perempuan juga dapat membadalkan umroh untuk laki-laki.
  7. Badal umroh hanya boleh dilakukan satu orang dalam satu kali perjalanan umroh. Itu berarti seseorang hanya bisa membadalkan umroh seseorang saja dalam setiap perjalanan umrohnya.

 

 

Sejarah Ka’bah dari Masa ke Masa

Sejarah Ka’bah dari Masa ke Masa

Sejarah Ka’bah dari Masa ke Masa. Ka’bah atau lengkapnya Al-Kaʿbah Al-Musyarrafah, adalah sebuah bangunan di tengah-tengah masjid paling suci dalam agama Islam, Masjidilharam, di Makkah, Arab Saudi. Tempat ini adalah tempat yang paling disucikan dalam agama Islam. Ka’bah juga disebut sebagai Baitullah atau Bait Allah (Rumah Allah), serta merupakan kiblat untuk orang Islam di seluruh dunia saat mendirikan sholat.

Saat Islam pertama kali muncul, Muslim dahulu menghadap ke arah Yerusalem saat mendirikan salat, sebelum akhirnya dipindahkan ke Ka’bah, berdasarkan wahyu Al-Qur’an kepada nabi Islam Muhammad.

Menurut sejarah, Ka’bah telah dibangun kembali beberapa kali, khususnya oleh nabi Islam Ibrahim dan putranya, Ismail, saat Ibrahim kembali ke Makkah setelah meninggalkan istrinya Hajar dan Ismail atas perintah Allah. Tawaf, berjalan keliling Ka’bah sebanyak tujuh kali, merupakan rukun haji dan umrah. Bidang di sekitar Ka’bah tempat jamaah tawaf disebut juga mataf.

Setiap hari Ka’bah dan mataf selalu dikunjungi oleh jamaah haji dan umrah, kecuali tanggal 9 Zulhijah (Hari Arafah), saat kain yang menutupinya, kiswah, diganti. Akan tetapi peningkatan jumlah jamaah terjadi pada Ramadan dan Haji, ketika jutaan jamaah melakukan Tawaf. Menurut Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, 6.791.100 jamaah dari penjuru dunia datang untuk melaksanakan umrah pada 1439H (2017/2018 M).

Penamaan

Bangunan Ka’bah beberapa kali disebutkan dalam Alquran dan Hadits, seperti Bait (Rumah), Bait ul Haram (Rumah Suci), Bait Ullah (Rumah Allah), Bait al-Ateeq (Rumah Tua), dan Awal ul Bait (Rumah pertama). Kata bahasa Arab Bait juga disamakan dalam bahasa Ibrani Bait, juga berarti “Rumah”. (Kata Ibrani “Beit” berarti “Rumah-“, dalam penggunaannya seperti Beit HaMikdash (Rumah suci) dan Beit El/Bethel (Rumah Tuhan).). Kata bahasa Arab Ka’bah berarti persegi atau kubus. Alquran juga menyebut Bait al-Ma’mur, Rumah Allah di Surga dan Ka’bah dibawahnya, disebut dalam Hadits para Malaikat melakukan Tawaf dan Salat.

Sejarah perkembangan

Isyarat pembangunan Ka’bah disebutkan dalam Al-Qur’an pada Surah Ali Imran ayat ke-96. Ayat ini menjelaskan bahwa Ka’bah dibangun di Makkah untuk umat manusia sebagai tempat ibadah yang pertama. Ayat ini memberikan keterangan bahwa Ka’bah pertama kali dibangun oleh makhluk lain selain manusia. Pernyataan pembangunan Ka’bah untuk manusia juga mengisyaratkan bahwa Ka’bah telah dibangun sebelum adanya umat manusia. Dalam artian bahwa Ka’bah telah dibangun sebelum keberadaan Nabi Adam di Bumi. Beberapa pendapat menganggap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang membangun Ka’bah. Hal ini dianggap keliru, karena di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa keduanya hanya bertugas meninggikan bangunan Ka’bah. Ayatnya yaitu Surah Al-Baqarah ayat ke-127. Ayat tersebut menyatakan bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail hanya meninggikan pondasi Ka’bah.

Ka’bah yang juga dinamakan Bayt al-Atiq adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, surah 14:37 tersirat bahwa situs suci Ka’bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.

Pada masa Nabi Muhammad ﷺ berusia 30 tahun (sekitar 600 M dan belum diangkat menjadi rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar Aswad pada salah satu sudut Ka’bah, namun berkat penyelesaian Muhammad ﷺ perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.

Pada saat menjelang Muhammad ﷺ diangkat menjadi nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah, bangunan Ka’bah yang semula rumah ibadah agama monotheisme (tauhid) ajaran Nabi Ibrahim telah berubah menjadi kuil pemujaan bangsa Arab yang di dalamnya diletakkan sekitar 360 berhala/patung yang merupakan perwujudan tuhan-tuhan politheisme bangsa Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Allah Sang Maha Pencipta tidak boleh dipersekutukan dan disembah bersamaan dengan benda atau makhluk apapun juga dan tidak memiliki perantara untuk menyembahNya serta tunggal tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan tidak diperanakkan (Surah Al-Ikhlas dalam Al-Qur’an). Ka’bah akhirnya dibersihkan dari patung-patung agama politheisme ketika Nabi Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah dan dikembalikan sebagai rumah ibadah agama tauhid (Islam).

Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Syaibah sebagai pemegang kunci Ka’bah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

Bangunan Ka’bah

Bangunan Ka’bah pada masa hidup Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terdiri atas dua pintu. Letak kedua pintunya berada di permukaan tanah. Letak pintunya tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Pada saat Muhammad ﷺ berusia 30 tahun dan belum diangkat menjadi rasul, dilakukan renovasi pada Ka’bah akibat bencana banjir. Pada saat itu terjadi kekurangan biaya, maka bangunan Ka’bah dibuat hanya satu pintu. Adapula bagiannya yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan Ka’bah, yang dinamakan Hijir Ismail, yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi Ka’bah. Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya, karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang dimuliakan oleh bangsa Arab saat itu.

Nabi Muhammad ﷺ pernah mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali Ka’bah karena kaumnya baru saja masuk Islam, sebagaiman tertulis dalam sebuah hadits perkataannya: “Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan aku turunkan pintu Ka’bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail ke dalam Ka’bah”, sebagaimana fondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.

Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibangun kembali menurut perkataan Nabi Muhammad ﷺ, yaitu di atas fondasi Nabi Ibrahim. Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan penguasa daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan peluru pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam. Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka’bah berdasarkan bangunan pada masa Nabi Muhammad ﷺ dan bukan berdasarkan fondasi Nabi Ibrahim. Ka’bah dalam sejarah selanjutnya beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan karena umur bangunan.

Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali Ka’bah sesuai fondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad ﷺ namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah dia. Sehingga bangunan Ka’bah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.

Baca juga : Perbedaan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Bagian

Terdapat beberapa bagian dalam Ka’bah. Bagian-bagian Ka’bah yang ternama antara lain Maqam Ibrahim, Hijir Ismail, Hajar Aswad dan Rukun (sudut) Ka’bah.

Kaaba.png

Penentuan arah kiblat

Untuk menentukan arah kiblat dengan cukup presisi dapat dilakukan dengan merujuk pada kordinat Bujur / Lintang dari lokasi Ka’bah di Mekkah terhadap masing-masing titik lokasi orientasi dengan menggunakan perangkat GPS. Untuk kebutuhan tersebut dapat digunakan hasil pengukuran kordinat Ka’bah berikut sebagai referensi penentuan arah kiblat. Lokasi Ka’bah adalah°25‘21.2“ Lintang Utara, 039°49‘34.1“ Bujur Timur, dan ketinggian 304 meter dpl

Adapun cara sederhana dapat pula dilakukan untuk melakukan penyesuaian arah kiblat. Pada saat-saat tertentu dua kali satu tahun, Matahari tepat berada di atas Mekkah (Ka’bah). Sehingga jika pengamat pada saat tersebut melihat ke Matahari, dan menarik garis lurus dari Matahari memotong ufuk/horizon tegak lurus, pengamat akan mendapatkan posisi tepat arah kiblat tanpa harus melakukan perhitungan sama sekali, asal pengamat tahu kapan tepatnya Matahari berada di atas Mekkah. Tiap tahun, Matahari berada pada posisi tepat di atas Mekkah pada tanggal 28 Mei pukul 16.18 WIB dan tanggal 16 Juli pukul 16.27 WIB.

Bumi berputar pada sumbu rotasinya dengan periode 24 jam. Bagi pengamat yang berada di Bumi, efek yang diamati dari gerak rotasi adalah benda-benda langit terlihat seolah-olah berputar mengelilingi Bumi dengan arah gerak berlawanan dengan arah rotasi Bumi. Bintang-bintang terlihat bergerak dari timur ke barat. Ini mirip dengan gerak pohon-pohon yang diamati saat mengendarai mobil, seolah-olah pohon-pohon itu bergerak berlawanan arah dengan gerak mobil. Efek rotasi ini menyebabkan pengamat mengamati benda-benda langit (termasuk Matahari) terbit di timur dan terbenam di barat.

Sementara itu, Bumi mengedari Matahari dengan periode 1 tahun. Akibatnya, relatif terhadap bintang-bintang pada bola langit, Matahari sendiri terlihat berubah posisinya dari hari ke hari, dan setelah satu tahun, kembali ke posisi semula. Matahari bergerak kurang lebih ke arah timur. Namun karena bidang edar Bumi (ekliptika) tidak sebidang dengan bidang rotasi Bumi (Ekuator langit), maka gerak Matahari tadi pun tidak tepat ke arah timur, tetapi membentuk sudut 23,5º, sesuai dengan besar sudut antara ekliptika dan ekuator langit.

Dari Bumi, pengamat melihat seolah-olah Matahari mengitari Bumi. Pengamat melihat Matahari mengitari Bumi pada bidang ekliptika. Karena Bidang ekliptika membentuk sudut terhadap bidang ekuator Bumi, dalam interval satu tahun itu, Matahari pada satu saat berada di utara ekuator, dan disaat yang lain berada di selatan ekuator. Matahari bisa sampai sejauh 23,5º dari ekuator ke arah utara pada sekitar tanggal 22 Juni. Enam bulan kemudian, sekitar tanggal 22 Desember, Matahari berada 23,5º dari ekuator ke arah selatan. Antara 22 Juni dan 22 Desember, Matahari bergerak ke arah selatan ekuator, bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Sedangkan antara tanggal 22 Desember dan 22 Juni, Matahari bergerak ke arah utara ekuator.

Karena gerak tahunannya tersebut dikombinasikan dengan gerak terbit terbenam Matahari akibat rotasi Bumi, maka Matahari menyapu daerah-daerah yang memiliki lintang antara 23,5º LU dan 23,5º LS. Pada daerah-daerah di permukaan Bumi yang memiliki lintang dalam rentang tersebut, Matahari dua kali setahun akan berada kurang lebih tepat di atas kepala. Karena Mekkah memiliki lintang 21º 26′ LU, yang berarti berada dalam daerah yang disebutkan di atas, maka dua kali dalam setahun, Matahari akan tepat berada di atas kota Mekkah. Kapan hal ini terjadi, bisa dilihat dalam almanak, misalnya Astronomical Almanac.

Penentuan arah kiblat dengan cara melihat langsung posisi Matahari seperti yang disebutkan di atas (pada tanggal-tanggal tertentu yang disebutkan di atas), tidaklah bisa dilakukan di semua tempat. Sebabnya karena bentuk Bumi yang bundar. Tempat-tempat yang bisa menggunakan cara di atas untuk penentuan arah kiblat adalah tempat-tempat yang terpisah dengan Mekkah kurang dari 90º. Pada tempat-tempat yang terpisah dari Mekkah lebih dari 90º, saat Matahari tepat berada di Mekkah, Matahari (dilihat dari tempat tersebut) telah berada di bawah horizon. Misalnya untuk posisi pengamat di Bandung, saat Matahari tepat di atas Mekkah (tengah hari), dilihat dari Bandung, posisi Matahari sudah cukup rendah, kira-kira 18º di atas horizon.

Sedangkan bagi daerah-daerah di Indonesia Timur, saat itu Matahari telah terbenam, sehingga praktis momen itu tidak bisa digunakan di sana. Bagi tempat-tempat yang saat Matahari tepat berada di atas Ka’bah, Matahari telah berada di bawah ufuk/horizon, bisa menunggu 6 bulan kemudian. Pada tiap tanggal 28 November 21.09 UT (29 November 04.09 WIB) dan 16 Januari 21.29 UT (17 Januari 04.29 WIB), Matahari tepat berada di bawah Ka’bah. Artinya, pada saat tersebut, jika pengamat tepat menghadap ke arah Matahari, pengamat tepat membelakangi arah kiblat. Jika pengamat memancangkan tongkat tegak lurus, maka arah jatuh bayangan tepat ke arah kiblat.

 

Source : Wikipedia

Bukti Peninggalan Islam di Spayol

Bukti Peninggalan Islam di Spayol

Bukti Peninggalan Islam di Spayol – Islam mulai masuk ke wilayah benua Eropa pada abad ke-8, ditandangi dengan penaklukkan Semenanjung Iberia. Adapun kawasan Iberia yang ditaklukkan Bani Umayyah di bawah pimpinan Walid bin Abdul Malik terdiri dari Spanyol, Portugal, Andora, Gibraltar, dan sebagian wilayah Perancis. Apabila ditelusuri, Islam tidak hanya menorehkan sejarah di Spanyol, tetapi juga mencapai masa kejayaannya. Namun, Islam kembali terusir dari Spanyol pada abad ke-15, setelah Kerajaan Granada diruntuhkan oleh pasukan Kristen.

sejarah peradaban islam di spanyol

Sejarah masuknya Islam di Spanyol Usaha penaklukan Spanyol pertama kali dilakukan oleh Tharif bin Malik, sebagai utusan Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nushair. Tharif bin Malik dengan empat kapalnya menyeberangi selat yang memisahkan Maroko dengan Eropa, kemudian melakukan penaklukan.

Setelah serbuan pertama Tharif bin Malik, Musa bin Nushair memerintahkan Thariq bin Ziyad ke Spanyol pada 711. Dengan membawa pasukan sekitar 7.000 orang, Panglima Thariq bin Ziyad berhasil menguasai Jabal Thariq atau Gibraltar. Kala itu, umat Islam berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Walid bin Abdul Malik (705-715).

Setelah berhasil menguasai Gibraltar, pasukan Islam dengan mudah mampu menguasai kota-kota di Spanyol, seperti Kordoba, Granada, Toledo, Sevilla, Zaragoza, hingga Navarre. pasukan Islam telah menguasai seluruh Spanyol, Perancis tengah, dan sebagian Italia.

Oleh karena itu, Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair dianggap sebagai tokoh yang membawa Islam ke Spanyol pertama kali. Kemenangan pasukan Islam yang terbilang cepat disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, seperti Kerajaan Visigoth di Toledo yang intoleran kepada pemeluk agama selain Kristen.

Perpecahan politik dan kondisi sosial ekonomi yang timpang pada akhirnya membuat Kerajaan Visigoth mudah dikalahkan, sehingga Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam.

bukti peninggalan peradaban islam di spayol

1.Menara Giralda

Salah satu peninggalan peradaban Islam di Spanyol adalah Menara Giralda. Menara lonceng tersebut dibangun sebagai menara untuk Masjid Agung Sevilla di al-Andalus, Spanyol Moor. Menara setinggi 104,1 m ini kemudian didaftarkan pada tahun 1987 sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

2.Istana Alhambra

Istana ini merupakan kawasan situs warisan UNESCO yang dulunya difungsikan sebagai tempat tinggal dan berlindung para khalifah pertama beserta jajarannya. Istana Alhambra menjadi bukti awal munculnya islam dan tombak kejayaan islam di Eropa. Maka dari itu kastel ini merupakan yang tertua dari semua peninggalan islam di Eropa. Bangunan megah berarsitektur mewah ini memiliki warna putih yang akan berganti merah saat senja. Karena itu istana di perbukitan ini dinamakan Al-Hamra’ yang berarti merah dalam bahasa Arab.

3. Masjid Cordoba

Masjid Cordoba didirikan oleh Pangeran Abdul Rahman yang sebelumnya diasingkan dari Dinasti Umayah di Damaskus. Dalam hal ini, dia ingin membuat sebuah masjid yang bisa menyaingi masjid-masjid besar di Baghdad dan Damaskus. Maka, dibuatlah masjid Cordoba. Dikutip dari Culture Trip, pada tahun 711 bangsa Moor mengambil alih Andalusia dari orang-orang kristen. Pemimpin bangsa Moor mengubah sebuah tempat ibadah menjadi dua bagian. Masing-masing untuk Islam dan Kristen.

Namun, pada tahun 784, Abdul Rahman memerintahkan untuk menghancurkan bangunan tersebut dan menggantinya dengan sebuah masjid yang besar. Pembangunan selesai sekitar tahun 987 dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia, terkecuali Ka’bah di Arab. Pada tahun 1236, Cordoba kembali direbut oleh orang-orang Kristen. Hasilnya, masjid tersebut difungsikan menjadi sebuah katedral dan digunakan umat Kristen dalam beribadah.

4.Benteng Alcazar

Benteng ini juga salah satu warisan jejak keberadaan islam di Spanyol. Meski awalnya bangunan ini memang difungsikan sebagai sistem pertahanan, namun lambat laun, benteng ini juga digunakan sebagai istana. Karena itu benteng ini diberi nama Al-Qasr yang dalam bahasa Arab berarti istana. Benteng sekaligus istana ini memiliki bangunan dengan dinding melingkar dan satu menara beserta aksen arsitektur gothic yang megah. Karena keindahannya, Alcazar bahkan menjadi inspirasi kastel di film-film produksi Disney loh. Selain itu, sama seperti istana Alhambra, benteng ini juga telah dinobatkan sebagai salah satu situs warisan UNSECO di Spanyol.

Hajar Aswad dan Keistimewaanya

Hajar Aswad dan Keistimewaanya

Hajar Aswad dan Keistimewaanya – Kisah mengenai batu Hajar Aswad ini bermula dari sebuah batu yang dibawa dari Surga. Batu ini secara khusus dipersembahkan untuk Nabi Ibrahim AS untuk ditempatkan di salah satu sudut Ka’bah. Namun, sebagian riwayat menyebutkan, batu ini adalah batu dari surga yang dibawa oleh Nabi Adam AS ketika turun ke Bumi.

Hajar Aswad merupakan salah satu jenis batuan yang terkenal di dunia. Wujudnya tidak rata namun memiliki warna hitam yang mengkilap. Bagaimana batu berwarna hitam dengan sedikit rona kemerah-merahan ini menjadi terkenal ternyata memiliki sejarah yang amat panjang.

Batuan hitam pekat, mengkilap, dan wangi ini begitu dikenal oleh sebagian besar umat Islam di seluruh dunia. Terlebih bagi umat Islam yang pernah melaksanakan ibadah haji maupun umroh ke tanah suci. Batu ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam perkembangan Islam.

Dalam hadist riwayat Tirmidzi, Hajar Aswad merupakan jenis bebatuan yang berasal dari surga. Akan tetapi, ada juga yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad adalah jenis batu-batuan vulkanik.

umroh murah

SEJARAH HAJAR ASWAD

Dikisahkan kala itu Nabi Ibrahim AS menemukan satu ruang kosong ketika pembangunan ka’bah hampir rampung. Ia kemudian meminta Ismail AS mencari batu untuk menutupi ruang kosong tersebut.

Dalam perjalanan mencari batu yang diminta sang ayah, Ismail AS bertemu dengan Jibril. Dia (Jibril) memberikan sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang paling bagus. Batu tersebut berasal dari India, tempat yang disebut sebagai lokasi turunnya Nabi Adam AS dari surga.

Awalnya batu yang dibawa Nabi Adam AS itu berwarna putih (ketika turun di India). Kemudian, warnanya berubah menjadi hitam legam karena dosa-dosa manusia. Hal ini dijelaskan dalam riwayat At Tirmidzi.

“Batu hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam,” (HR Tirmidzi).

Ismail AS pun menerima Hajar Aswad tersebut dengan senang hati dan kembali menemui ayahnya. Setibanya di tempat pembangunan ka’bah, Ismail AS melihat sebongkah batu yang sudah ada di pojok tiang pondasi.

Ia kemudian bertanya, “Wahai ayah, siapakah yang membawa batu itu kepadamu?” Ibrahim AS pun menjawab, “Batu itu dibawa oleh malaikat yang lebih gesit darimu.” Setelah itu, keduanya membangun Baitullah hingga selesai.

Pembangunan ka’bah ini turut disebutkan dalam firman-Nya surah Al Baqarah ayat 127.

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ١٢٧

“(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

PELETAKAN HAJAR ASWAD PADA ZAMAN RASULULLAH

Awalnya, Hajar Aswad ditemukan oleh Nabi Ismail lalu oleh Nabi Adam diletakkan di atas pondasi Ka’bah. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad ini diantar langsung oleh Malaikat Jibril dari surga pada Nabi Ismail, lalu ia berikan kepada ayahnya yaitu Nabi Ibrahim.

Sebelum diletakkan di salah satu sisi Ka’bah, Nabi Ibrahim membawa Hajar Aswad tersebut thawaf Ka’bah sebanyak 7 kali sembari menciuminya. Itulah pertama kali Hajar Aswad diletakkan dekat dengan Ka’bah kemudian terus dijaga. Namun, Hajar Aswad pernah berpindah tempat dikarenakan banjir bandang yang terjadi di Kota Makkah.

Waktu itu, Kaum Quraisy berdebat hebat dan saling berselisih pendapat tentang siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula. Maka, ada yang mengusulkan bahwa mereka akan meminta pendapat kepada orang yang dikenal paling jujur yakni Muhammad bin Abdullah.

Kemudian, dengan bijak Muhammad berkata, “Ambilkan aku selembar kain,” kemudian dibawakan lah satu lembar kain putih yang dibentangkan dan beliau menaruh Hajar Aswad di atasnya. Lalu, beliau berkata, “Hendaknya masing-masing kabilah memegang ujung-ujung kain tersebut, dan mengantarkannya ke dekat Ka’bah.” Maka, selesai sudah masalah tersebut dengan damai atas kebijaksanaan Nabi Muhammad yang saat itu usianya baru 30 tahun.

KEUTAMAAN HAJAR ASWAD

Hajar Aswad bukanlah batu biasa, melainkan batu yang sangat istimewa di mata umat muslim. Ada beberapa keistimewaan yang pastinya akan membuat Anda makin ingin menyentuh dan menciumnya langsung di Baitullah. Apa saja keutamaan dari Hajar Aswad ini?

Batu yang berasal dari surga

Seperti penjelasan di atas, Hajar Aswad merupakan batu yang asalnya dari surga. Diturunkan oleh Allah SWT sebagai bukti kebesaran Allah. Belum pernah ditemui batu seperti Hajar Aswad dalam sistem tata surya, menjadi bukti bahwa batu hitam ini memang sangat istimewa.

Terletak di Masjidil Haram, dekat dengan Ka’bah

Keutamaan berikutnya adalah Hajar Aswad berada di dekat bangunan Ka’bah, lebih tepatnya di sisi sebelah tenggara Ka’bah. Tentunya, Anda hanya bisa menjumpai Hajar Aswad ketika melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, atau ketika menunaikan ibadah haji dan umrah. Tentunya, ini akan semakin memberikan semangat Anda untuk segera pergi haji maupun umrah bukan?

Menjadi titik permulaan dari thawaf

Hajar Aswad juga menjadi titik awal dari pelaksanaan salah satu rukun haji dan umrah yaitu thawaf. Thawaf adalah berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali bermula dari Hajar Aswad di akhiri di Maqam Ibrahim. Jadi, Hajar Aswad cukup penting keberadaannya.

Mengusap dan) menciumnya merupakan sunnah Rasul

Hukum dari mengusap dan mencium Hajar Aswad merupakan sunnah Rasulullah. Disebutkan bahwa Umar bin Khattab pernah melihat Rasulullah mengusap dan mencium Hajar Aswad, seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari:

“Sungguh, aku tahu bahwa engkau (Hajar Aswad)) hanya sebuah batu, yang tidak memberikan manfaat maupun keburukan bagiku. Jika saja aku tak melihat Rasulullah SAW pernah menciummu (Hajar Aswad), maka aku juga enggan untuk melakukannya.”

Hal ini menunjukkan bahwa tujuan mengusap dan mencium Hajar Aswad adalah semata-mata untuk melaksanakani sunnah Rasullah semata. Dan mematahkan anggapan bahwa tujuannya untuk menyembah batu.

Larangan saat Menunaikan Haji dan Umroh

Larangan saat Menunaikan Haji dan Umroh

Larangan saat Menunaikan Haji dan Umroh – Pengertian haji secara istilah adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah, di Makkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu serta dilakukan dengan tertib. Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan. Oleh karena itu, seluruh umat Islam harus memahaminya.

Macam-macam haji dibagi berdasarkan waktu pelaksanaannya. Hal ini karena setiap jamaah terbagi menjadi beberapa kelompok terbang. Ada yang datang duluan, ada yang datang berdekatan di bulan Zulhijjah. Waktu pelaksanaan ini yang membedakan haji dengan umroh. Kalau umroh bisa kapanpun tanpa ada ikatan waktu, sedangkan haji harus dikerjakan di bulan Syawal, Zulqaidah dan Zulhijjah.

Umroh sendiri merupakan ibadah sunah yang memiliki banyak keistimewaan. Terkait pelaksanaan, ada yang mengerjakan umrah terlebih dahulu baru haji, ada yang mengerjakan haji terlebih dahulu baru umroh dan ada yang meniatkan haji bersamaan dengan umrah. Namun, tidak ada ketentuan yang mewajibkan bahwa pelaksanaan ibadah haji harus disandingkan dengan ibadah umrah.

umroh

Larangan Haji

Jamaah haji dilarang melakukan beberapa hal ketika ia memasuki ihram. Apa yang seharusnya boleh dilakukan di luar ihram menjadi haram selama jamaah haji dalam keadaan ihram. Jamaah haji yang melanggar larangan tersebut kan terkena sanksi yang berkaitan dengan ibadah hajinya. Syekh Abu Syuja dalam Taqrib menyebut sepuluh hal yang menjadi larangan sepanjang seseorang menunaikan ibadah haji di tanah suci. Semua larangan ini memiliki konsekuensi bila dilanggar oleh jamaah haji yang bersangkutan.
فصل ويحرم على المحرم عشرة أشياء لبس المخيط وتغطية الرأس من الرجل والوجه من المرأة وترجيل الشعر وحلقه وتقليم الأظفار والطيب وقتل الصيد وعقد النكاح والوطء والمباشرة بشهوة
Artinya, “Pasal. Jamaah haji yang sedang ihram haram melakukan sepuluh hal: mengenakan pakaian berjahit, menutup kepala bagi laki-laki, menutup wajah bagi perempuan, mengurai rambut, mencukur rambut, memotong kuku, mengenakan wewangian, membunuh binatang buruan, melangsungkan akad nikah, dan berhubungan badan. Demikian juga dengan bermesraan dengan syahwat.”

Jadi larangan-larangan haji menurut pendapat ulama Syafi’iyah yang muktamad adalah sebagai berikut:

  1. Mengenakan pakaian berjahit
  2. Menutup kepala bagi laki-laki
  3. Menutup wajah bagi perempuan
  4. Mencukur rambut atau bulu
  5. Memotong kuku
  6. Mengenakan wewangian
  7. Membunuh binatang buruan
  8. Melangsungkan akad nikah
  9. Berhubungan badan
  10. Bermesraan dengan syahwat

Wallahu a‘lam.

umroh murah

Larangan Umrah

Seperti halnya larangan haji yang sudah dijelaskan di atas, ibadah umrah juga punya larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan saat menjalani ibadah tersebut. Umroh dan haji yang merupakan ibadah ihram memiliki larangan yang sama seperti larangan haji.

Secara terminologis, ihram sendiri berarti “pengharaman”, dapat dimaknai pengharaman terhadap beberap hal. Pengharaman ini nantinya akan berakhir dengan proses yang dinamakan tahallul, artinya “penghalalan”. Jadi, selama umroh atau haji, sejak Sahabat berniat ihram di miqot, Sahabat sudah tidak diperbolehkan lagi melakukan beberapa hal yang dilarang. Antara lain larangan haji dan umrah seperti menggunakan pakaian sehari-hari, memakai minyak wangi, bersetubuh dengan suami/istri, dan beberapa lainnya.

Larangan haji dan umrah ini tampak serupa dengan ibadah sholat. Sebelum Sahabat sholat, maka kita boleh berbicara dengan orang lain, boleh bergerak kesana dan kemari, boleh tidak menghadap kiblat, boleh makan dan boleh minum. Namun sesudah kita bertakbiratul ihram, maka semua itu menjadi haram tidak boleh dilakukan, hingga Sahabat melakukan tahallul, atau jika dalam sholat adalah dengan mengucapkan salam. Nah, seperti hanya larangan haji, berikut ini adalah hal-hal yang dilarang saat umrah:

  1. Memotong/mencukur/mencabuti rambut atau bulu badan
  2. Memotong kuku
  3. Memakai minyak wangi
  4. Menutup kepala langsung bagi laki-laki
  5. Menggunakan cadar dan sarung tangan bagi perempuan
  6. Memakai baju atau pakaian yang dijahit sesuai dengan bentuk tubuh
  7. Berburu hewan buruan darat
  8. Melakukan akad nikah, menikahkan, dan melamar
  9. Melakukan hubungan suami istri

 

Janji Allah Tentang Umroh

Janji Allah Tentang Umroh

Umroh merupakan ibadah di Baitullah yang bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun. Arti umroh menurut bahasa adalah ziarah. Menurut ulama Hanafi dan Maliki, umroh hukumnya sunnah. Allah SWT menjadikan Baitullah sebagai tempat untuk dikunjungi umat Islam di seluruh dunia pada setiap tahunnya. Dalam QS. Al Baqarah ayat 125 Dia berfirman:

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud” (QS. Al Baqarah: 125).

umroh murah

HAJI  ITU PANGGILAN, DIPANGGIL, ATAU TERPANGGIL ?

Untuk memudahkan memahami kata di atas, kita sandingkan saja padanan perubahan kata “panggil” dengan “daftar” :  “panggilan, dipanggil, terpanggil”  dengan  “daftaran, didaftar, terdaftar”.

Untuk jadi “Terdaftar”, kita harus daftar terlebih dahulu seteleh kita tahu adanya pengumuman pendaftaran dan kita juga harus pastikan bahwa kita sudah ada didaftar.  Begitu juga sebelum kita jadi “Terpanggil” tentu kita harus merespon panggilan agar kita bisa dipanggil dan masuk daftar Terpanggil.

Allah sudah menyebarluaskan panggilan atau undangan ini kepada seluruh umat manusia. Undangan ini sudah dibuat oleh Allah dan disebarluaskan untuk hambaNya sejak ribuan tahun lalu oleh Nabi Ibrahim AS dan dilanjutkan oleh Rasulullah SAW,  undangan ini akan tetap ada sampai akhir zaman.

Panggilan yang satu ini adalah sebuah “inisiatif” yang didasari keimanan dan taqwa, yang ‘mengharuskan’ diri untuk mau hadir, ‘harus’ bisa hadir, ‘harus’ merasa tidak enak jika tidak hadir.  Memang benar-benar tidak ada pilihan lagi bagi yang berkesempatan. Harus hadir. Urusan undangan yang satu ini kaitan tanggung jawabnya lebih berat daripada sekedar ‘tidak enak’ pada si Pengundang. Tidak semudah itu pula lantas kita ‘bisa’ menghubungi si Pengundang dan dengan enteng memohon maaf atas ketidak hadiran kita karena bermacam alasan-alasan tertentu.

Menghilangkan Kefakiran dan Penghapus Dosa

Keistimewaan umroh yang pertama adalah menghilangkan kefakiran dan penghapus dosa. Umroh menghilangkan kemiskinan ini juga sudah tertuang sebagaimana mestinya dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. Tirmidzi).

Jadi ketika melakukan ibadah umroh, Anda tidak perlu khawatir jika Anda akan kehabisan harta. Malah sebaliknya, Allah akan mencukupkan harta yang Anda miliki. Bahkan setelah melaksanakan ibadah umroh, rezeki Anda akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Jika melihat dari hadits di atas, selain dihilangkan dari kefakiran, Anda juga akan dihapuskan dosa-dosanya. Jadi sepulangnya Anda dari tanah suci, Anda akan merasa lebih tenang dan bahagia.

Bersih dari dosa

Dalam Hadist riwayat Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; من حج فلم يرفث ولم يفسق رجع كما ولدته أمه Artinya, “Siapapun yang berhaji dan tidak melakukan berkata kotor dan berlaku fasik, maka akan kembali suci sebagaimana saat ia dilahirkan.” (HR. Bukhari dan Muslim
5 wisata kuliner di mekkah

haji sebagai jihad paling elegan.

Suatu ketika, Sayyidah Aisyah pernah mengadu kepada Rasulullah ihwal jihad yang dikukuhkan sebagai amal terbaik umat, tetapi hanya bisa dilakukan laki-laki, tidak oleh kalangan perempuan. Lalu, Aisyah meminta bagaimana agar perempuan juga berjihad. Rasulullah menjawab; لَكنَّ أحسن الجهاد وأجمله الحجُّ حجٌّ مبرور Artinya, “Tidak, sebab haji mabrur adalah jihad terbaik dan paling elegan.” (HR. Bukhari) Benar bahwa jihad adalah amal terbaik umat ini, tetapi yang terbaik di antara jihad-jihad tersebut adalah haji yang mabrur
Masjid Nabawi

Masjid Nabawi

Masjid Nabawi adalah sebuah masjid di kota Madinah, Arab Saudi. Masjid Nabawi adalah masjid ketiga yang dibangun dalam sejarah Islam dan menjadi salah satu masjid terbesar kedua di dunia. Masjid ini dianggap sebagai tempat suci oleh umat Islam selain Masjidil Haram di Makkah.

Masjid Nabawi diyakini dulunya adalah rumah Nabi Muhammad tempat dia tinggal setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Bangunan awalnya dibangun tanpa diberi atap. Masjid awalnya dijadikan tempat kepentingan sosial seperti berkumpulnya masyarakat, majelis, dan digunakan sebagai sarana sekolah agama (madrasah). Masjid Nabawi pernah namanya disebut dalam ayat Al-Qur’an. Seiring bergantinya penguasa di Madinah, masjid terus dibangun. Pada tahun 1909, area di Masjid Nabawi menjadi salah satu yang terang di Jazirah Arab karena telah menerima pasokan listrik. Masjid ini diawasi dan dijaga oleh Penjaga Dua Tanah Suci. Masjid Nabawi berada di tengah kota Madinah dan dekat beberapa hotel beserta pasar di sekelilingnya. Masjid Nabawi menjadi destinasi utama para jemaah haji dan umrah. Makam Muhammad juga sering dikunjungi oleh para jemaah yang datang ke Madinah.

Setelah perluasan besar-besaran di bawah Kekhalifahan Umayyah Al-Walid I, dibuat tempat di atas peristirahatan terakhir Nabi Muhammad beserta dua Khulafaur Rasyidin Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Salah satu fitur terkenal Masjid Nabawi adalah Kubah Hijau yang berada di tenggara masjid, yang dulunya merupakan rumah Aisyah, dimana kuburan Muhammad berada. Pada tahun 1279, sebuah penutup yang terbuat dari kayu dibangun dan direnovasi sedikitnya dua kali yakni pada abad ke-15 dan pada 1817. Kubah yang ada saat ini dibangun pada 1818 oleh Sultan Utsmaniyah Mahmud II, dan dicat hijau pada 1837, sejak saat itulah kubah tersebut dikenal sebagai “Kubah Hijau”.

Baca juga : Sejarah Perang Badar

Sejarah

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad, setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah dia dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun di tempat unta tunggangan Nabi Muhammad menghentikan perjalanannya dan didirikan sejak waktu pertama Nabi Muhammad tiba di Madinah. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Muhammad. untuk dibangunkan masjid dan tempat kediamannya.

Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m. Muhammad turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para sahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.

Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah. Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.

Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17H , dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin ‘Affan pada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², di tambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.

Masa awal

Masjid dibangun oleh Nabi Muhammad pada 622 setelah kedatangannya di kota Madinah. Mengendarai seekor onta yang dinamai Qaswa, onta itu berhenti di tempat yang sekarang dijadikan masjid. Lahan tersebut dimiliki oleh Sahal dan Suhayl. Bagian dari lahan ini digunakan untuk lahan tempat pengeringan kurma ; sedangkan bagian lainnya dijadikan taman pemakaman. Menolak di sebut “menerima lahan sebagai sebuah pemberian”, dia membeli lahan tersebut dan memerlukan waktu selama tujuh bulan untuk menyelesaikan konstruksi. Saat itu luasnya 305 meter (1.001 ft) × 3.562 meter (11.686 ft). Atapnya, ditunjang oleh pelepah kurma, terbuat dari tanah liat yang dipukul dan dedaunan kurma. Tingginya mencapai 360 meter (1.180 ft). Tiga pintu masjid yaitu Bab-al-Rahmah ke selatan, Bab-al-Jibril ke barat dan Bab-al-Nisa ke timur.

Setelah Pertempuran Khaibar, masjid “diperbesar”. Perluasan masjid untuk 4.732 meter (15.525 ft) pada salah satu sisi dan tiga ruas pilar dibangun disamping tembok bagian barat, yang menjadi tempat salat. Masjid mengalami perubahan saat pemerintahan Khulafaur Rasyidin Abu Bakar. Khalifah kedua Umar meratakan semua rumah dekat masjid kecuali rumah istri Nabi Muhammad untuk memperbesar masjid ini. Dimensi ukuran masjid baru saat itu menjadi 5.749 meter (18.862 ft) × 6.614 meter (21.699 ft). Lumpur digunakan untuk dinding penutup. Selain ditaburi kerikil di lantainya, tinggi atap ditambah hingga 56 meter (184 ft). Umar sedikitnya membangun tiga konstruksi gerbang baru sebagai pintu masuk. Dia juga menambahkan Al-Butayha bagi masyarakat untuk membacakan puisi-puisi.

Khalifah ketiga Utsman merobohkan masjid ini pada 649 M. Sepuluh bulan dihabiskan untuk membuat bentuk persegi panjang masjid yang menghadap ke Ka’bah di Makkah. Masjid baru tersebut berukuran 8.140 meter (26.710 ft) × 6.258 meter (20.531 ft). Jumlah gerbang disamakan pada bangunan sebelumnya. Dinding pembatas terbuat dari lapisan bata dengan adukan semen. Tiang-tiang batang kurma digantikan oleh pilar batu yang disatukan dengan kempa besi. Kayu jati juga dimanfaatkan dalam rekonstruksi langit-langit.

Zaman pertengahan

Masjid Nabawi pada masa Kesultanan Utsmaniyah

Pada 707, Khalifah Umayyah Al-Walid ibn Abd al-Malik merenovasi masjid. Renovasi ini memakan waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya. Bahan-bahan material berasal dari Bizantium. Wilayah masjid diperbesar dari 5094 meter persegi pada masa Utsman bin Affan menjadi 8672 meter persegi. Sebuah tembok dibangun untuk memisahkan masjid dan rumah istri Nabi Muhammad. Masjid direnovasi dalam sebuah bentuk trapesium dengan panjang 10.176 meter (33.386 ft). Untuk pertama kalinya, beranda dibangun di masjid menghubungkan bagian utara struktur ke struktur terpentingnya. Untuk pertama kalinya pula, minaret dibangun di Madinah, ia membangun empat minaret.

Khalifah Abbasiyah Al-Mahdi memperluas masjid ke utara sebanyak 50 meter (160 ft). Namanya juga ditulis pada dinding masjid. Dia juga mengusulkan untuk menghilangkan enam anak tangga menuju mimbar, tetapi usulan ini ditolak, karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang merugikan. Menurut tulisan Ibnu Qutaibah, khalifah ketiga Al-Ma’mun melakukan pekerjaan yang tidak menentu pada masjid. Al-Mutawakkil memimpin pelapisan makam Nabi dengan marmer. Al-Ashraf Qansuh al-Ghawri membangun sebuah kubah di atas makam Nabi pada 1476.

Kubah Hijau, dalam Richard Francis Burton Pilgrimage, pada 1850 M

Raudlah (merujuk pada al-Rawdah al-Mutaharah), mencakup kubah di sudut tenggara masjid, dibangun pada 1817C.E. saat penguasaan Sultan Mahmud II. Kubah di cat hijau pada 1837 C.E. dan lebih dikenal dengan nama “Kubah Hijau”.

Sultan Abdul Majid I mengahabiskan waktu tiga belas tahun untuk membangun kembali masjid, yang di mulai pada 1849. batu bata merah digunakan dalam material utama dalam rekonstruksi masjid. Luas lantai diperbesar hingga 1293 meter persegi. Pada dinding-dindingnya, ayat-ayat Al-Qur’an dilukis dalam bentuk kaligrafi Islam. Pada sisi utara masjid, sebuah madrasah dibangun untuk “bimbingan mengajar Al-Qur’an “.

Saudi

Ketika Saud bin Abdul Aziz merebut Madinah pada 1805, para pengikutnya, Wahhabi, merobohkan setiap makam berkubah yang ada di Madinah dalam pandangannya pada pencegahan pemuliaan bangunan, termasuk Kubah Hijau yang dikatakan akan segera dihancurkan. Mereka tidak menghendaki orang-orang memuliakan kuburan dan tempat yang dianggap memiliki keajaiban supranatural yang berlawanan dengan tauhid. Makam Nabi Muhammad dilepaskan dari hiasan emas dan berliannya, tetapi kubah tersebut menjadi salah satu yang masih dipelihara karena sebuah ketidaksuksesan percobaan untuk merobohkan struktur kerasnya, atau karena beberapa tahun sebelumnya Ibnu Abdul Wahhab menulis bahwa tidak berharap untuk melihat kubah dihancurkan pertentangannya pada orang-orang yang berdoa di sekitar makam. Kejadian serupa terjadi pada 1925 ketika Ikhwan Saudi kembali merebut dan mengawasi kota Madinah.

Setelah pendirian Kerajaan Arab Saudi pada 1932, masjid mengalami modifikasi besar. Pada 1951 Raja Ibnu Saud (1932–1953) merencanakan penghancuran bangunan sekitar masjid untuk membuat sayap baru ke timur dan barat dari gedung peribadatan utama, dengan tetap kolom beton dengan sentuhan seni. Kolom tertua diperkokoh beton dan dipasangi cincin tembaga diatasnya. Minaret Suleymaniyya dan Majidiyya dipindahkan menjadi dua minaret bergaya Mamluk. Dua menara tambahan ditegakkan ke barat daya dan timur laut masjid. Sebuah perpustakaan dibangun sepanjang tembok bagian barat yang menjadi tempat koleksi Al-Qur’an bersejarah dan beragam teks keagamaan lainnya.

Pada 1974, Raja Faisal menambahkan 40.440 meter persegi untuk luas masjid. Perluasan masjid juga dilakukan pada masa kekuasaan Raja Fahd pada 1985. Bulldozer turut gunakan dalam penghancuran bangunan-bangunan sekitar masjid. Pada 1992, ketika konstruksi ini selesai, wilayah masjid menjadi 1,7 juta kaki. Eskalator dan 27 halaman juga ditambahkan dalam perluasan masjid.

Sebanyak US$ 6 miliar diumumkan untuk perluasan masjid pada September 2012. RT melaporkan bahwa setelah proyek selesai, masjid dapat menampung lebih dari 1,6 juta jamaah. Pada Maret tahun berikutnya, Saudi Gazette menulis “95 persen penghancuran telah diselesaikan. Sekitar 10 hotel di sisi timur perluasan dihilangkan serta sejumlah rumah dan fasilitas lain untuk membuat jalur menuju perluasan.”

Arsitektur

Dua masjid bertingkat berbentuk persegi panjang tidak beraturan. Ruang salat bangunan Utsmaniyah menghadap ke selatan. Bangunan ini memiliki atap rata dengan 27 kubah yang dapat di geser. Lubang di atas langit-langit masjid merupakan salah satu kubah yang mengiluminasi interior. Atap juga digunakan untuk salat ketika memasuki masa puncak, ketika kubah bergeser di atas jalur besi menuju bagian pinggir atap, membuat cahaya tambahan masuk menuju ruang salat utama. Pada masa itu pula, halaman masjid Utsmaniyah juga di tambah dengan payung-payung yang membentuk pilar-pilar tunggal. Atap masjid terhubung dengan tangga dan eskalator. Wilayah halaman sekitar masjid juga digunakan untuk salat, dilindungi oleh payung-payung besar. Kubah bergeser dan payung yang dapat terbuka secara otomatis di rancang oleh arsitek Jerman Mahmoud Bodo Rasch beserta firmanya Rasch GmbH dan Buro Happold.

Struktur

Makam Muhammad

Masjid Nabawi dari depan. Makam Muhammad terletak di bawah Kubah Hijau.

Muhammad dimakamkan di tempat meninggalnya, yakni di tempat yang dahulunya adalah kamar Aisyah, istrinya sendiri. Kemudian berturut-turut dimakamkan pula dua sahabat terdekatnya di tempat yang sama, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Karena perluasan-perluasan Masjid Nabawi, ketiga makam itu kini berada di dalam masjid, yakni di sudut tenggara masjid. Sedangkan Aisyah dan kebanyakan sahabat yang lain, dimakamkan di pemakaman umum Baqi. Dahulu terpisah cukup jauh, kini dengan perluasan masjid, Baqi jadi terletak bersebelahan dengan halaman Masjid Nabawi.

Riyadhul Jannah

Jantung dari Masjid Nabawi yang diistimewakan tetapi berukuran kecil bernama Riad ul-Jannah (Taman Surga). Tempat ini adalah bagian dari perluasan makam Muhammad hingga mimbarnya. Banyak jemaah haji yang ingin bersembahyang di sana, karena diyakini doanya akan dikabulkan. Masuk ke area ini cukup sulit, utamanya pada musim haji. Tempat ini hanya menampung maksimal seratus jemaah.

Riad ul-Jannah terpisah dari Jannah (Surga). Ini dikisahkan oleh Abu Hurairah bahwa Muhammad bersabda, “Wilayah antara rumahku dengan mimbarku adalah salah satu taman surga, dan mimbarku itu berada di atas kolamku.”

Raudlah

Salah satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (Taman Surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah. Raudlah terletak di antara mimbar dengan makam (dahulu rumah) Muhammad, diterima dari Abu Hurairah, bahwa Muhammad bersabda:

“Tempat yang terletak di antara rumahku dengan mimbarku merupakan suatu taman di antara taman-taman surga, sedang mimbarku itu terletak di atas kolamku.”

— H.R Bukhari

Rekonstruksi Masjid Nabawi saat berumur 1 tahun.

Mihrab

Terdapat dua mihrab dalam Masjid Nabawi, satu dibangun Nabi Muhammad dan yang lainnya dibangun oleh Khulafaur Rasyidin ketiga Utsman. Di samping mihrab, masjid juga memiliki tempat suci lain lain yang mengindikasikan sebagai tempat salat. Ini termasuk mihrab al-tahajjud yang dibangun oleh Nabi Muhammad untuk tahajjud, serta mihrab Fatimah.

Mimbar

Mimbar asli yang digunakan Nabi Muhammad hanya sebuah “balok kayu kurma”. Mimbar ini berdimensi 50 sentimeter (0,50 m) x 125 meter (410 ft). Juga pada tahun 629, tiga anak tangga di tambah. Khalifah pertama, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab tidak menggunakan anak tangga ketiga “karena mengikuti Sunnah”, tetapi Khalifah ketiga Utsman bin ‘Affan menempatkan sebuah kubah kain di atasnya dan kursi yang terbuat dari eboni. Mimbar dipindahkan oleh Baybars I pada 1395 dan kemudian oleh Sheikh al-Mahmudi pada 1417. Ini juga dipindahkan oleh Ibnu Qutaibah pada akhir abad ke lima belas, yang pada Agustus 2013, tidak lagi digunakan dalam masjid.

Minaret

Salah satu minaret Masjid Nabawi

Minaret-minaret pertama (jumlahnya empat) 26 kaki (7,9 m) dibangun oleh Umar. Pada 1307, sebuah minaret dijuluki Bab al-Salam ditambahkan oleh Muhammad bun Kalavun yang direnovasi oleh Mehmed IV. Setelah proyek renovasi 1994, terdapat sepuluh minaret yang tingginya 104 meter (341 ft). Bagian bawah, dasar dan dan atas berbentuk silinder, segi delapan yang terlihat menarik.

Keutamaan

Keutamaan Masjid Nabawi dinyatakan oleh Muhammad, sebagaimana diterima dari Jabir r.a:

Satu kali salat di masjidku, lebih besar pahalanya dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya.

— H.R Ahmad

Diterima dari Anas bin Malik bahwa Muhammad bersabda:

Barangsiapa melakukan salat di masjid ini sebanyak 40 kali tanpa luput satu kali salat pun, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dia dari kemunafikan.

— H.R Ahmad dan Thabrani

Dari Sa’id bin Musaiyab, yang diterimanya dari Abu Hurairah, bahwa Muhammad bersabda:

Tidak perlu disiapkan kendaraan, kecuali untuk mengunjungi tiga buah masjid: Masjidil Haram, masjid ini, dan Masjidil Aqsa.

— H.R Bukhari, Muslim dan Abu Dawud

Berdasarkan hadits-hadits ini, dapat dipahami bahwa kota Madinah, terutama Masjid Nabawi ramai dikunjungi umat Muslim yang sedang menjalankan amal sunah dengan berhaji atau umrah.

Sunah

Masjid Nabawi dibangun dengan prinsip kesederhanaan oleh dua khalifah, yakni Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Mereka membangun Masjid Nabawi dengan sederhana agar tidak menimbulkan fitnah dan sifat membangga-banggakan masjid. Arsitektur Masjid Nabawi dibuat kurang lebih sama dengan bangunan-bangunan di zaman Muhammad hidup. Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, bagian atap diganti. Awalnya, atap Masjid Nabawi terbuat dari pelepah pohon kurma, lalu diganti dengan kayu jati.

 

 

Source : Wikipedia

Adab Sebelum Safar

Adab Sebelum Safar

Safar seringkali dilakoni oleh masyarakat. Di Indonesia, sebelum Hari Raya Idul Fitri atau saat liburan panjang, biasanya masyarakat Indonesia berbondong-bondong mudik untuk silaturahim atau liburan. Namun, ada adab yang harus diperhatikan sebelum memulai safar.

Ketika hendak melakukan perjalanan jauh atau safar, banyak pembekalan yang harus dipersiapkan. Hal ini dilakukan demi menjamin kebutuhan selama perjalanan dan saat sampai tujuan.

safar

1.Menyelesaikan semua urusan antar manusia

Urusan antara manusia seperti hutang, pengembalian amanah, pengembalian barang pinjaman, dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan agar manusia tidak memiliki beban apapun ketika Allah memanggilnya secara tiba-tiba.

menyelesaikan berbagai persengketaan, seperti menunaikan utang pada orang lain yang belum terlunasi sesuai kemampuan, menunjuk siapa yang bisa menjadi wakil tatkala ada utang yang belum bisa dilunasi, mengembalikan barang-barang titipan, mencatat wasiat, dan memberikan nafkah yang wajib bagi anggota keluarga yang ditinggalkan.Hal-hal ini perlu disiapkan karena kita tidaklah tahu ajal kita kapan menjemput. Boleh jadi saat safar, malaikat maut datang menjemput. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ” (QS. Luqman: 34)

2. sholat taubah

jika sudah bulat melakukan perjalanan, maka perbanyaklah taubat yaitu meminta ampunan pada Allah dari segala macam maksiat, mintalah maaf kepada orang lain atas tindak kezholiman yang pernah dilakukan, dan minta dihalalkan jika ada muamalah yang salah dengan sahabat atau lainnya.

3. tidak melakukan safar sendiri

mencari teman perjalanan yang baik. Carilah orang yang mengerti agama sebagai teman di perjalanan. Karena hal itu merupakan salah satu faktor yang membuat kita diberi petunjuk oleh Allah dan juga menyebabkan diri terjaga dari berbuat kesalahan selama dalam perjalanan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamb bersabda,

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu akan mengikuti agama teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaklah kalian memperhatikan siapa yang akan kalian jadikan sebagai teman dekat. ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِىٌّ

Janganlah engkau berteman melainkan dengan orang yang beriman. Hendaklah yang menikmati makananmu hanyalah orang yang bertakwa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan teman yang baik laksana orang yang membawa minyak wangi sedangkan teman yang jelek diperumpamakan seperti pande besi. 8

4. Membaca doa ketika mendapati tempat yang tinggi atau tempat yang rendah.

Di antara adab di dalam safar ataupun berkendaraan, jika seseorang menaiki tempat yang tinggi, maka hendaknya dia bertakbir. Jika mendapati tempat yang menurun, maka hendaknya bertasbih.

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma berkata,

كُنَّا إِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا، وَإِذَا نَزَلْنَا سَبَّحْنَا

“Jika kami mendapati jalan naik, maka kami bertakbir dan jika mendapati jalan turun, maka kami bertasbih.”

Para ulama menjelaskan bahwa di antara hikmahnya adalah ketika seseorang menaiki tempat yang tinggi atau naik di dalam kendaraan yang bagus atau kendaraan yang mampu membawanya ke tempat yang tinggi, lalu dia akan merasa lebih tinggi, maka hendaknya dia ingat bahwa ada Dzat yang lebih tinggi yaitu Allah ﷻ. Allah ﷻ Maha Besar dan Maha Tinggi dari segalanya. Adapun ketika tasbih ketika dia menuruni jalan, sebagaimana kisah Nabi Yunus ‘alaihissalam ketika berada di perut ikan, dengan tasbihnya Allah ﷻ menyelamatkannya dari kegelapan yang bertumpuk-tumpuk.

5.Berdoa ketika singgah pada suatu tempat yang asing.

Barang siapa yang bersafar dan singgah dalam suatu tempat, maka hendaknya berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ,

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan.

Alangkah baiknya seseorang ketika singgah di dalam suatu tempat mengucapkan doa tersebut. Bisa saja seseorang singgah di dalam tempat peristirahatan yang asing baginya, sehingga ada saja orang-orang atau hewan-hewan yang akan mencelakainya. Dengan membaca doa tersebut Allah ﷻ akan melindunginya.

Agen Travel Umroh Surabaya terpercaya dengan pembimbing terbaik, menjadikan perjalanan ibadah Anda lebih bermakna.

Nomor Izin U.491 Tahun 2021

Email
admin@nhumroh.com

Follow Kami :

Lokasi

Head Office :
Perum IKIP Gunung Anyar B48, Surabaya

Copyright © 2024 PT Nur Hamdalah Prima Wisata