Paket
Fasilitas
Galeri
Chat me
Umroh dan Haji Bisa Mendatangkan Rejeki

Umroh dan Haji Bisa Mendatangkan Rejeki

Umroh dan Haji Bisa Mendatangkan Rejeki. Dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah SAW bersabda, “Sertakan umrah kepada haji, karena keduanya bisa menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak.” (HR. An-Nasai no. 2631). Dalam spirit hadits ini para ulama menarik simpulan bahwa ibadah haji dan umroh merupakan salah satu pintu untuk mengetuk rizki.

Rizki adalah anugerah yang Allah berikan kepada mahluknya untuk menjalankankan kehidupannya. Rizki ini tidak hanya berupa sesuatu yang material, seperti; harta, tahta, kolega, dsb. Rizkipun bisa berupa sesuatu yang imaterial, seperti; Badan dengan sehatnya, akal dengan cerdasnya, hati dengan rasanya, mata dengan penglihatannya, telinga dengan pendengarannya, hidung dengan penciumannya, mulut dengan bicaranya, tangan dengan kepalnya, kaki dengan langkahnya, nafas dengan kehidupannya, keluarga dengan kasih sayangnya, waktu dengan kesempatan, dll.

Dalam narasi para ulama, selain berjalan untuk bertamu dan bertemu dengan Allah, dalam ibadah haji dan umrah ditemui juga sejumlah amaliyah yang memiliki efek atas terketuknya pintu-pintu rizki. Diantara amaliyah dimaksud adalah istigfar, silaturahim, sedekah, dan meningkatnya keimanan dan ketaqwaan.

Amaliyah yang kerap kali dilakukan para jemaah haji dan umrah adalah beristifgar atau memohon ampun kepada Allah. Istigfar diyakinkan Allah SWT, sebagai pembuka pintu rizki. Dalam Qur’an surat Nuh ayat 10-12 Allah mengisyaratkan, “Maka aku katakan kepada mereka, beristigfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”.

Sekaitan dengan ayat ini, Terdapat sebuah atsar dari Hasan Al Bashri rahimahullah yang menunjukkan bagaimana faedah istighfar terhadap rizki. Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al-Hasan tentang musim paceklik yang mencekik. Lalu Hasan Basri menasehatkan, “Beristigfarlah kepada Allah”. Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Hasan Barsi menasehati, “Beristigfarlah kepada Allah”.

Setelah itu ada lagi yang mengadu kepada beliau tentang kekeringan pada lahan perkebunannya. Lalu Hasan Basri menasehati, “Beristigfarlah kepada Allah”. Lalu datang lagi yang mengadu kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Hasan Basri kembali menasehati, “Beristigfarlah kepada Allah”. Setelah itu Syekh Hasan Al-Bashri membacakan surat Nuh ayat 10-12 di atas. (Riwayat ini disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar di Fath Al-Bari, 11: 98).

Amaliyah lainnya yang bisa ditemui dalam perjalanan ibadah haji dan umrah adalah silaturahim diantara sesama jemaah. Dalam kaitannya dengan rizki, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasul SAW bersabda, ”Siapa yang menginginkan dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557).

Selain silaturahim, amaliyah baik yang kerap kali menyertai perjalanan ibadah haji dan umrah adalah sedekah. Momentum ibadah ini, kerap kali memantik spirit jemaah untuk berbagi. Dalam kaitannya dengan rizki, Allah menegaskan dalam Qur’an surat Saba ayat 39: “Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).” Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.”

Berikutnya, dalam perjalanan ibadah haji dan umrah, kualitas keimanan dan ketaqwaan jemaah kerap kali mengalami peningkatan sinifikan. Dalam kaitannya dengan rizki, Dalam Qs. Al-Anfal ayat 4 Allah menegaskan, bagi orang yang beriman Allah menjanjikan derajat yang tinggi, ampunan dan rizki yang mulia. Sementara bagi orang yang bertaqwa, Allah menjanjikan akan memberi rizki dari arah yang tidak di duga-duga (Qs. At-Thalaq;2-3). Meski masih dalam kepungan pandemi, niatkan segera untuk berhaji dan umrah, demi rizki yang menyertai. Semoga.

 

Source : uinsgd.ac.id

Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim (bahasa Arab : مقام إبراهيم) adalah batu tempat Ibrahim berpijak saat membangun Ka’bah. Awalnya batu tersebut menempel di dinding Ka’bah, tetapi kemudian dijauhkan dari dinding Ka’bah beberapa meter pada masa Umar bin Khattab. Pada masa setelahnya, batu tersebut ditutupi perak dan dikurung dalam struktur seperti sangkar.

Pengertian

Dari sudut bahasa, “al-maqam” berarti “tempat pijakan”. Maka maqam Ibrahim merupakan sebuah bangunan dengan batu kecil yang dibawa oleh Nabu Ismail ketika membangunkan Ka’bah, digunakan sebagai pijakan Nabi Ibrahim untuk berdiri guna melengkapi bongkahan-bongkahan batu untuk membangun Ka’bah. Apabila Nabi Ismail memberikan bongkahan-bongkahan batu kepada Nabi Ibrahim, beliau akan menyusunnya pada Ka’bah sehingga bangunan Ka’bah pun semakin tinggi, dan batu pijakan Nabi Ibrahim ini juga ikut meninggi. 

Maqam Ibrahim menjadi salah satu pusat magnet lain yang tak boleh kelewatan dikunjungi saat beribadah di Tanah Suci Makkah. Namun tahukah kamu apa sebenarnya Maqam Ibrahim itu?Kata maqam atau makam memiliki arti tempat penguburan seseorang. Akan tetapi hal berbeda didapati pada Maqam Ibrahim yang ada di Makkah ini.

Maqam Ibrahim di Makkah merupakan sebuah batu pijakan kaki nabi Ibrahim yang dipercaya merupakan mukjizat dari Allah SWT. Seperti yang tertulis dalam Qur’an surah Ali-Imran ayat 96-97 :

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبارَكاً وَهُدىً لِلْعالَمِينَ (96) فِيهِ آياتٌ بَيِّناتٌ مَقامُ إِبْراهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كانَ آمِناً وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعالَمِينَ (97)

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang berada di Bakkah (Mekah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (96). Di dalam rumah itu terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqâm Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu), maka ia akan menjadi aman; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (97).”

Baca juga : Bukit Shofa dan Marwah

Perincian

Maqam Ibrahim merupakan bangunan (struktur) yang mencakup batu lebar kecil yang terletak kurang lebuh 20 hasta di sebelah timur Ka’bah. Di dalam bangunan kecil ini terdapat sebuah batu yang diturunkan oleh Allah dari surga bersamaan dengan dengan batu-batu kecil lainnya yang terdapat di Hajar Aswad. Batu ini menjadi tempat berdiri Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah bersama Nabi Isma’il.

Batu maqam Ibrahim dipelihara oleh Allah, saat ini sudah ditutupi dengan perak, sedangkan bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim memiliki spesifikasi panjang 27 cm, lebar 14 cm, dan berkedalaman 10 cm, serta masih tampak jelas dan dapat dilihat hingga sekarang. Atas perintah Khalifah Al-Mahdi dari Wangsa Abbasiyah, di sekeliling batu maqam Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat sangkar besi berbentuk sangkar burung.

Keutamaan

Di antara keutamaan Maqam Ibrahim adalah dijadikan tempat menunaikan shalat. Hal ini juga dituliskan di dalam Al-Qur’an yang artinya :

“Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat sholat”

Terdapat hadis sahih yang telah diriwayatkan oleh Jabir mengenai sifat Haji Nabi ﷺ bahwa, “Ketika sampai di Ka’bah bersama Rasulullah ﷺ, ia langsung mencium rukun Hajar Aswad, kemudian berlari-lari kecil tiga putaran, dan (selebihnya) yang empat putaran dengan jalan biasa (Tawaf). Lalu beliau menghadap ke Maqam Ibrahim dan membaca, ‘”Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat solat’, dan menjadikannya berada di antara dirinya dan Ka’bah”.

Kemudian, dijelaskan juga, batu yang menjadi pijakan Ibrahim itu berasal dari surga. Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim adalah dua batu yang datangnya dari surga, seandainya Allah tidak menghilangkan cahaya (dari) kedunya, niscaya ia akan menerangi Timur dan Barat secara keseluruhan. Sementara dalam riwayat dari Imam al-Baihaqi, disebutkan seandainya bukan karena dosa dan kesalahan manusia, maka kedua batu itu mampu menerangi timur dan barat.

Menurut Imam Hasan al-Basri dan ulama-ulama terkenal lainnya, berdoa di depan Maqam Ibrahim akan dikabulkan oleh Allah.

Jenazah Ibrahim

Maqam Ibrahim kadang dianggap sebagai tempat jenazah Ibrahim disemayamkan. Nyatanya, Maqam Ibrahim adalah batu tempat Nabi Ibrahim berpijak saat membangun Ka’bah. Jenazah Ibrahim sendiri dikebumikan di Masjid Ibrahimi di Hebron, Palestina.

 

Source : Wikipedia dan Detik.com

Bukit Shofa dan Marwah

Bukit Shofa dan Marwah

Bukit Shofa dan Marwah (الصفا As-Shofā ; المروة Al-Marwah) adalah dua bukit yang terletak di Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi tempat melaksanakan ibadah sa’i dalam ritual ibadah haji dan umrah.

Sejarah

Dalam tradisi Islam, Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk meninggalkan isterinya Siti Hajar di gurun bersama puteranya, Nabi Ismail, yang masih bayi dengan perbekalan sebagai ujian bagi keimanannya. Saat perbekalan tersebut habis, Siti Hajar mencari bantuan. Ia meninggalkan bayinya di tanah yang sekarang menjadi sumur Zamzam. Berharap untuk dapat memperoleh air ia mendaki bukit terdekat, Shofa, untuk melihat barangkali saja ada pertolongan atau air di dekat situ. Saat ia tidak melihat siapapun di sana, ia pindah ke bukit lainnya, Marwah, agar bisa melihat ke tempat lebih luas. Tetapi dari bukit itu pun tak tampak apa yang dicarinya sehingga ia terus bolak-balik sambil berlari di atas panasnya pasir gurun sampai tujuh kali balikan. Saat ia kembali ke Ismail, ia melihat air telah memancar dari tanah di dekat kaki bayi yang sedang menangis itu.

Umat Islam percaya bahwa saat itu Allah telah mengutus malaikat Jibril untuk memunculkan air di sana. Saat melihat air memancar, Siti Hajar menampungnya dalam pasir dan batu sambil berucap terhadap air itu “berkumpulah, berkumpulah” yang dalam bahasa Arabnya disebut Zamzam, adalah ungkapan yang diucapkan berulang-ulang oleh Siti Hajar saat berupaya menampung air itu. Daerah di sekitar munculnya air tersebut, yang kemudian berubah menjadi sumur, dijadikan tempat beristirahat bagi para kafilah, dan selanjutnya berkembang menjadi kota Mekkah tempat lahir Nabi Muhammad.

Baca juga : Sejarah Kabah dari Masa ke Masa

Lokasi

Masjidil Haram merupakan tempat dari Ka’bah, titik tujuan utama shalat bagi seluruh muslim. Shofa — yang merupakan tempat dimulainya sunnah sa’i (Arab: سعى) — terletak kurang lebih 100 m dari Ka’bah. Marwah terletak sekitar 350 m dari Ka’bah. Jarak antara Shofa dan Marwah sekitar 450 meter, sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer. Kedua tempat itu dan jalan diantaranya sekarang berada di dalam bagian mesjid.

Sa’i

Maksud dari melakukan sa’i adalah untuk memperingati peristiwa pencarian air oleh Hajar tersebut dan kemurahan Allah dalam mengabulkan doa-doa.

Dr. Ali Shariati dalam bukunya, HAJJ: Reflection on Its Rituals menggambarkan Sa’i sebagai berikut:

Sa’i adalah pencarian. Hal itu merupakan gerakan bertujuan. Hal itu digambarkan dengan berlari dan tergesa-gesa. Selama tawaf (mengelilingi ka’bah) anda beperan sebagai Hajar. Dalam posisi Nabi Ibrahim anda bertindak sebagai Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Begitu anda memulai sa’i anda berperan sebagai Hajar kembali.

Ini adalah peragaan dari kesatuan. Bentuk, pola, warna, ukuran, kepribadian, batas, perbedaan, dan jarak dihancurkan. Manusia yang telanjang dan kemanusiaan yang murni ada di sana! Tiada lain dari kepercayaan, keimanan dan tindakan menjadi nyata! Di sini tidak ada yang berarti; bahkan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Hajar hanyalah nama, kata, dan simbol. Segala apa yang ada bergerak secara konstan, kemanusiaan dan spiritualitas serta diantaranya hanyalah disiplin. Lebih jauh, inilah arti Haji, suatu keputusan untuk gerakan terus menerus dalam arah tertentu. Dengan cara demikian pula dunia ini bergerak.

Dalam Al Qur’an

Shofa dan Marwah juga disebut dalam Al Qur’an. “Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitulloh atau berumroh, maka tiada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah:158)

 

 

Source : Wikipedia 

Sejarah Masjid Hagia Sophia

Sejarah Masjid Hagia Sophia

Masjid Hagia Sophia (bahasa Yunani Kuno: Ἁγία Σοφία Τζαμί, translit. Hagía Sophía Tzamí; Latin: Sancta Sapientia Mosque; bahasa Turki: Ayasofya Camii), secara resmi bernama Masjid Raya Hagia Sophia (bahasa Turki: Ayasofya Ulucamii), adalah sebuah masjid, situs budaya, dan sejarah utama peninggalan Bizantiu yang berada di distrik Fatih, Provinsi Istanbul, Turki. Masjid ini awalnya dibangun sebagai gereja Ortodoks Yunani yang berlangsung dari tahun 360 hingga penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1453. Kemudian berfungsi sebagai masjid sampai tahun 1935, lalu berubah menjadi museum hingga tahun 2020. Pada tahun 2020 hingga sekarang, bangunan ini kembali menjadi masjid.

Sejarah

Gereja Pertama

Gereja pertama yang dibangun pada tanah tersebut dikenal sebagai Μεγάλη Ἐκκλησία (Megálē Ekklēsíā, “Gereja Agung”), atau dalam bahasa Latin “Magna Ecclesia”, dikarenakan ukurannya yang sangat besar bila dibandingkan dengan gereja pada saat itu di kota Konstantinopel. Gereja ini diresmikan pada 15 Februari 360 pada masa pemerintahan Kaisar Konstantius II oleh Uskup Arian, Eudoxius dari Antiokia, didirikan di sebelah tempat istana kekaisaran dibangun. Gereja Hagia Eirene (secara harfiah bermakna “Kedamaian Suci”) di dekatnya telah diselesaikan terlebih dahulu sebelum Gereja Agung selesai. Kedua gereja ini berperan sebagai gereja utama dari Kekaisaran Romawi Timur.

Menulis pada 440, Sokrates dari Konstantinopel mengklaim bahwa gereja ini dibangun oleh Konstantius II, yang mengerjakannya pada tahun 346. Tradisi yang tidak lebih tua dari abad ke-7 melaporkan bahwa bangunan ini dibangun oleh Konstantinus Agung. Zonaras mendamaikan kedua pendapat tersebut, menulis bahwa Konstantius telah memperbaiki bangunan yang telah dikuduskan oleh Eusebius dari Nikomedia ini, setelah keruntuhannya. Karena Eusebius menjadi uskup Konstantinopel pada 339-341, dan Konstantinus meninggal pada 337, tampaknya mungkin saja bahwa gereja pertama ini didirikan oleh Konstantinus. Bangunan ini dibangun sebagai sebuah basilika bertiang Latin tradisional dengan berbagai galeri dan atap kayu, didahului dengan sebuah atrium. Bangunan ini diklaim sebagai salah satu monumen yang paling menonjol di dunia pada saat itu.

Patriark Konstantinopel Yohanes Krisostomus terlibat perselisihan dengan Permaisuri Aelia Eudoxia, istri dari Kaisar Arcadius, dan diasingkan pada 20 Juni 404. Pada kerusuhan berikutnya, gereja pertama ini sebagian besar terbakar. Tidak ada yang tersisa dari gereja pertama ini sekarang.

Gereja Kedua

Gereja kedua diresmikan pada 10 Oktober 415 atas perintah Kaisar Theodosius II. Basilika ini memiliki atap kayu dan dibangun oleh arsitek bernama Rufinus. Pada masa Kerusuhan Nika, gereja ini terbakar pada 13–14 Januari 532.

Beberapa balok marmer dari gereja kedua ini selamat sampai sekarang, beberapa diantaranya adalah relief yang menggambarkan dua belas domba yang mewakili dua belas rasul. Awalnya bagian dari salah satu pintu depan monumental, balok-balok itu sekarang berada di lubang penggalian yang berdekatan dengan pintu masuk museum setelah penemuan pada tahun 1935 di bawah halaman sisi barat oleh A. M. Schneider. Penggalian berikutnya tidak dilanjutkan karena takut merusak keutuhan bangunan.

Gereja Ketiga

 

Pembangunan gereja yang digambarkan dalam naskah kuno Kronik Manasye (abad ke-14)

Pada 23 Februari 532, hanya beberapa pekan setelah hancurnya basilika kedua, Kaisar Yustinianus 1 memerintahkan pembangunan gereja ketiga dengan rancangan yang lebih luas dan megah dari sebelumnya.

Yustinianus memilih ahli fisika, Isidore dari Miletus dan ahli matematika Anthemius dari Tralles sebagai arsitek. Akan tetapi, Anthemius meninggal pada tahun pertama pembangunan. Pembangunan ini dijelaskan dalam Tentang Bangunan-bangunan (Peri ktismatōn, Latin: De aedificiis) dari sejarawan Bizantium bernama Procopius. Tiang-tiang dan marmer lain didatangkan dari segala penjuru kekaisaran, di seluruh Mediterania. Pendapat bahwa tiang-tiang ini merupakan rampasan dari kota-kota seperti Roma dan Efesus dikemukakan belakangan. Meskipun tiang-tiang itu dibuat khusus untuk Hagia Sofia, namun ukurannya tampak bervariasi. Lebih dari sepuluh ribu orang dipekerjakan. Gereja baru ini secara serentak diakui sebagai karya arsitektur besar. Teori-teori Heron dari Aleksandria mungkin telah digunakan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang muncul dalam membangun kubah luas yang membutuhkan ruang sedemikian besar. Bersama dengan Patriark Menas, kaisar meresmikan basilika ini pada 27 Desember 537, lima tahun sepuluh bulan setelah pembangunan dimulai. Sedangkan mosaik yang terdapat di dalam gereja baru selesai pada masa Kaisar Yustinus II yang memerintah pada tahun 565–578 M.

Hagia Sophia menjadi pusat kedudukan Patriark Ortodoks Konstantinopel dan tempat utama berbagai upacara Kekaisaran Romawi Timur, seperti penobatan kaisar. Seperti gereja-gereja lain di seluruh dunia Kristen, basilika ini memiliki tempat perlindungan dari penganiayaan bagi para pelanggar hukum.

Pada 726, Kaisar Leo III mengeluarkan serangkaian keputusan yang melarang masyarakat untuk memberikan penghormatan kepada gambar-gambar, memerintahkan tentara untuk menghancurkan semua ikon, sehingga mengantar pada periode ikonoklasme Bizantium. Pada masa itu, semua gambar dan patung keagamaan disingkirkan dari Hagia Sophia. Setelah gerakan ini dibendung pada masa Maharani Irene yang berkuasa pada tahun 797–802, ikonoklasme kembali merebak pada masa Kaisar Theophilos yang sangat dipengaruhi oleh seni rupa Islam, yang melarang penggambaran makhluk hidup. Theophilos membuat pintu-pintu perunggu bersayap dua, yang memperlihatkan monogramnya, di pintu masuk gereja bagian selatan.

Basilika ini mengalami kerusakan pertama kali dalam kebakaran besar tahun 859, dan kemudian saat gempa bumi pada 8 Januari 869, yang membuat sebagian kubahnya runtuh. Kaisar Basilius I memerintahkan agar gereja ini diperbaiki.

Pada masa pendudukan Konstantinopel pada Perang Salib Keempat, gereja ini dijarah dan dinodai oleh Tentara Salib, sebagaimana dijelaskan oleh sejarawan Bizantium Niketas Choniates. Pada masa pendudukan Latin di Konstantinopel (1204–1261), gereja ini berubah menjadi Katedral Katolik Roma. Baldwin I dimahkotai sebagai kaisar pada 16 Mei 1204 di Hagia Sophia, dengan upacara yang pelaksanaannya menggunakan adat Bizantium. Enrico Dandolo, Doge Republik Venesia yang memimpin pendudukan dan invasi terhadap Konstantinopel oleh Tentara Salib Latin pada 1204, dimakamkan di dalam gereja ini. Makam yang telah terukir namanya, yang menjadi bagian dari dekorasi lantai, diludahi oleh banyak masyarakat Romawi Timur yang merebut kembali Konstantinopel pada tahun 1261 M. Akan tetapi, saat restorasi yang dipimpin oleh Fossati bersaudara sepanjang tahun 1847–1849, timbul keraguan terhadap keaslian makam doge tersebut; tampaknya lebih seperti sebuah peringatan simbolis daripada situs pemakaman.

Setelah direbut kembali pada 1261 oleh bangsa Bizantium, gereja ini dalam keadaan bobrok. Pada 1317, Kaisar Andronikus II memerintahkan agar empat penopang (Πυραμὶδας, bahasa Yunani : “Piramídas”) baru dibangun di sisi timur dan utara gereja, pembiayaannya menggunakan warisan dari mendiang istrinya, Irene. Kubah gereja mengalami keretakan setelah gempa bumi bulan Oktober 1344, dan beberapa bagian bangunan runtuh pada 19 Mei 1346; alhasil gereja ini ditutup sampai 1354 saat perbaikan dilakukan oleh arsitek-arsiteknya, Astras dan Peralta.

Baca juga : Sejarah Masjidil Aqsa

Masjid

*Sultan Mehmed Al Fatih bersama Patriark Gennadius II yang digambarkan pada mozaik abad kedua puluh

 

Konstantinopel ditaklukkan oleh Utsmani pada 29 Mei 1453. Banyak catatan yang merekam kejadian itu, walaupun beberapa ditulis sekian lama setelah peristiwa tersebut terjadi dan masing-masing menyatakan sebagai catatan yang mendekati aslinya. Baik Yunani, Italia, Slavia, Turki, dan Rusia, semuanya memiliki versi mereka masing-masing yang mungkin sulit untuk disatukan. Salah satu versi cerita tersebut adalah yang ditulis sejarawan kontemporer Inggris bernama Steven Runciman yang dikenal karena bukunya yang berjudul A History of the Crusades.

Setelah penaklukan, Hagia Sophia, disebut Aya Sofya dalam pelafalan Turki, diubah menjadi masjid kekaisaran. Meskipun demikian, keberadaan Gereja Kristen Ortodoks tetap diakui, sebagaimana dalam sistem millet Utsmani yang memberikan agama non-Islam kewenangan khusus dalam mengatur urusan masing-masing. Gennadius Scholarius lantas ditetapkan sebagai Patriark Konstantinopel pertama pada masa Utsmani, kemudian menetapkan kedudukannya di Gereja Rasul Suci, yang kemudian berpindah ke Gereja Pammakaristos.

*Pondok Sultan (Sultan Mahfili) di bagian dalam Aya Sofya, tempat sultan melakukan shalat jamaah tanpa diketahui jamaah lain

 

Seperti dijelaskan oleh beberapa pengunjung dari Barat (misalnya bangsawan dari Kordoba bernama Pero Tafur dan Cristoforo Buondelmonti dari Firenze), gereja saat itu dalam keadaan bobrok, dengan beberapa pintu telah terlepas dari engselnya. Mehmed II memerintahkan perbaikan dan pengubahannya menjadi masjid. Mehmed menghadiri ibadah Jumat yang pertama kalinya di masjid pada 1 Juni 1453. Hagia Sophia menjadi masjid kekaisaran pertama di Istanbul. Pada wakaf yang bersangkutan dianugerahkan sebagian besar rumah yang saat ini berdiri di kota tersebut dan daerah yang kelak menjadi Istana Topkapı. Sejak tahun 1478, sebanyak 2.360 toko, 1.360 rumah, 4 karavanserai, 30 toko boza, dan 23 toko domba memberikan penghasilan mereka untuk yayasan tersebut. Melalui piagam kekaisaran tahun 1520 (926 H) dan 1547 (954 H), berbagai toko dan bagian dari Grand Bazaar dan pasar-pasar lain, juga ditambahkan ke dalamnya.

*Air mancur (Şadırvan) untuk wudhu

Sebelum 1481, sebuah menara kecil telah didirikan di sudut barat daya bangunan di atas menara tangga. Kemudian Sultan Bayezid II (1481–1512), membangun menara lain di sudut timur laut. Salah satu dari menara itu runtuh setelah gempa bumi pada tahun 1509, dan sekitar pertengahan abad keenam belas keduanya diganti dengan dua menara yang dibangun di sudut timur dan barat bangunan.

*Mihrab

Pada abad keenam belas, Sultan Suleiman Al Kanuni membawa dua batang lilin kuno dari penaklukannya atas Hungaria dan ditempatkan mengapit mihrab. Pada masa Selim II, dikarenakan mulai menunjukkan tanda-tanda kerapuhan, Aya Sofya diperkuat dengan dukungan struktural untuk bagian luar. Proyek ini dikepalai arsitek Utsmani saat itu, Mimar Sinan, yang juga dikenal sebagai salah satu insinyur gempa pertama di dunia. Untuk memperkuat struktur bersejarah Bizantium ini, Sinan membangun dua menara besar di barat yang awalnya ruang khusus sultan, dan türbe (bangunan untuk makam di Turki) untuk makam Selim II di tenggara bangunan pada 1576-7 M / 984 H. Selain itu, lambang bulan sabit emas dipasang di atas kubah. Kemudian, makam ini juga menjadi makam bagi 43 pangeran Utsmani. Pada 1594 M / 1004 H Mimar (kepala arsitek) Davud Ağa membangun makam Murad III (1574–1595), tempat sultan dan permaisurinya, Safiye Sultan, putra, dan putri mereka dikebumikan. Bangunan makam persegi delapan putra mereka Mehmed III (1595–1603) dibangun arsitek kekaisaran Dalgiç Mehmet Aĝa pada 1608 / 1017 H. Di bangunan ini, dimakamkan pula Handan Sultan, selir Mehmed III yang menjadi ibu suri bagi putra mereka Ahmed I. Dimakamkan pula putra dan putri Ahmed I, putri dari Murad III, dan putra sultan lainnya. Putranya yang lain, Mustafa I (1617–1618; 1622–1623), mengubah bekas ruang untuk pembaptisan menjadi türbe-nya.

Murad III juga membawa dua guci besar Helenistik dari batu pualam dari Pergamum dan menempatkannya di dalam kedua sisi tengah bangunan.

Pada 1717, di bawah kepemimpinan Sultan Ahmed III (1703–1730), plester yang runtuh dalam interior bangunan direnovasi, secara tidak langsung berperan dalam kelestarian banyak mosaik, yang jika tidak dilakukan maka akan dihancurkan oleh para pekerja bangunan. Karena kenyataannya adalah hal biasa bagi mereka untuk menjual batu-batu mosaik –yang dipercaya sebagai azimat– kepada para pengunjung. Sultan Mahmud I memerintahkan perbaikan Aya Sofya pada 1739 dan menambahkan sebuah madrasah, imaret atau dapur umum untuk kaum miskin, dan perpustakaan. Pada tahun 1740, pondok sultan (sultan mahfili) dan mihrab baru ditambahkan di dalam bangunan.

Museum

Kesultanan Utsmani runtuh pada November 1922 M dan digantikan oleh Republik Sekuler Turki. Presiden pertamanya, Mustafa Kemal Atatürk memerintahkan penutupan Aya Sofya pada 1931 M untuk umum, dan dibuka empat tahun setelahnya pada 1935 M sebagai museum. Karpet untuk ibadah shalat dihilangkan, plester dan cat-cat kaligrafi dikelupas, menampakkan kembali lukisan-lukisan Kristen yang tertutupi selama lima abad. Sejak saat itu, Aya Sofya dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istambul.

*Sebuah mozaik Yesus di Hagia Sophia

Penggunaan Aya Sofya sebagai tempat ibadah dilarang keras oleh pemerintah Turki yang berhaluan sekuler. Namun demikian, perintah itu melunak ketika pada 2006, pemerintah Turki mengizinkan alokasi khusus untuk sebuah ruangan doa Kristen dan museum Muslim staf dan sejak tahun 2013, muazin mengumandangkan adzan dari menara museum dua kali saat siang hari.

Kembali menjadi Masjid

Pada masa belakangan, wacana mengembalikan Aya Sofya menjadi tempat ibadah semakin ramai diperbincangkan. Pada tahun 2007, politikus Yunani, Chris Spirou mencanangkan gerakan internasional untuk memperjuangkan Aya Sofya kembali menjadi Gereja Ortodoks Yunani. Di sisi lain, beberapa seruan dari beberapa pejabat tinggi, khususnya Wakil Perdana Menteri Turki, Bülent Arınç, menuntut Aya Sofya untuk digunakan kembali sebagai masjid pada November 2013.

Pada bulan Ramadhan 1437 H / 2016, pemerintah Turki memulihkan beberapa fungsi Aya Sofya sebagai masjid kembali selama bulan Ramadhan. Ayat dari kitab suci Al Quran akan dibacakan di Aya Sofya setiap harinya pada bulan suci Ramadhan. Pembacaan dimulai sejak awal Ramadhan dan juga disiarkan secara langsung di saluran religi Turki TRT Diyanet, Selasa (07/06/2016). Hari Senin, pemerintah Turki mulai menyiarkan pembacaan Al Quran dan makan sahur, pada televisi nasional langsung dari Aya Sofya, yang sebelumnya difungsikan sebagai museum sejak sekularisasi Turki oleh Atatürk.

Langkah ini menuai kecaman dari beberapa pihak. Dalam pernyataan bersama, para pemimpin partai oposisi Yunani mengatakan bahwa langkah Ankara adalah tindakan provokatif. ”Menunjukkan rasa tidak hormat terhadap orang Kristen Ortodoks di seluruh dunia dan tidak sejalan dengan program Eropa-Turki,” bunyi pernyataan bersama itu, seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (8/6/2016).

Pada salah satu kampanye Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menjanjikan untuk mengembalikan fungsi Aya Sofia sebagai masjid, sesuai dengan usulan dan keinginan rakyat Turki (27/03/2019). Mengenai kecaman dan protes dari berbagai pihak atas perubahan fungsi Aya Sofia, Presiden Erdoğan membandingkan peristiwa yang terjadi tidak lama sebelumnya, yaitu serangan yang menargetkan Masjid Al-Aqsha di Yerussalem dan pihak lain hanya diam, begitu pula jika Aya Sofia menjadi masjid seharusnya pihak lain cukup diam, tidak perlu melayangkan protes dan kecaman.

Pada Bulan Juni 2020, beberapa Uskup Katolik di Turki dan tokoh-tokoh Katolik Roma menyatakan dukungan secara tidak langsung terhadap keputusan pemerintah Turki atas status Aya Sofia. Menurut mereka, Permerintah Turki memiliki kedaulatan untuk menentukan eksistensi dan status Aya Sofia. Sedangkan Patriarki Armenia mendukung keputusan pemerintah disertai dengan harapan agar selain dialih-fungsikan sebagai masjid, pada bagian tertentu di Aya Sofia diberikan ruangan untuk tempat beribadah umat Kristen. Hal tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan pesan perdamaian, toleransi, dan hubungan yang lebih erat antara Islam dan Kristen.

Akhirnya pada tanggal 10 Juli 2020, Pengadilan tinggi Turki membatalkan keputusan 1943 yang mengubah status Aya Sofia menjadi museum. Seiring dengan keputusan tersebut, pada tanggal yang sama Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengeluarkan dekrit yang berisi “Hagia Sophia kembali ke fungsinya semula sebagai tempat ibadah umat Islam. Ibadah pertama bisa dilakukan mulai 24 Juli mendatang.” Meskipun telah beralih-fungsi sebagai masjid, Aya Sofia tetap terbuka untuk umum yang ingin berkunjung ke Aya Sofia.

 

 

Source : Wikipedia

Hikmah Kesabaran Dan Keikhlasan

Hikmah Kesabaran Dan Keikhlasan

Hikmah Sebuah Kesabaran dan Keikhlasan – Dalam hidup tentu semua orang merasakan yang namanya ujian, cobaan bahkan getar getirnya kehidupan namun jika kita mampu menghadapi dengan penuh dengan ketenangan dan kesabaran walau mungkin tak semua orang bisa melakukannya namun percayalah bahwa Allah tak akan membiarkan setiap hambanya menderita dan Allah memberikan ujian dan cobaan tidak diluar batas kemampuan jika kita sabar dan ikhlas dalam menghadapi semuanya maka kebahagiaan dan kenikmatan tiada tara akan Allah berikan.

Baca Juga: Dua Pilihan Hidup Antara Taat dan Maksiat

Keutamaan Sabar

Allah memerintahkan langsung kepada umat untuk menerapkan sabar dalam setiap masalah yang dihadapi, perkara sabar juga memiliki banyak keutamaan dalam Islam baik keutamaan duniawi maupun keutamaan ukhrowi. Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan dari sifat sabar dalam agama Islam, diantaranya.

1. Orang yang sabar akan senantiasa bersama-sama Allah

Sabar adalah suatu tindakan mulia yang disukai oleh Allah, oleh karena itu siapapun orang yang selalu menerapkan dan mengusahakan kesabaran dalam menjalani kehidupannya akan lebih dicintai dan dekat dengan Allah Subhana hua ta’ala. Allah akan senantiasa memelihara kesabaran, menjaga, melindungi, dan menolong mereka dari setiap hal apapun yang menimpa mereka

2. Bersabar adalah ladang pahala tanpa batas

Dalam surat Az Zummar ayat 10 dijelaskan bahwa Allah subhana hua ta’ala senantiasa akan memberikan balasan luar biasa kepada mereka berupa pahala yang lebih baik dan tanpa batas, dimana pahala tersebut hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bersabar dalam menghadapi ujiannya. Allah berfirman,

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS Az Zummar:10)

3. Orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang mulia

Luar biasa nikmat yang Allah berikan untuk orang-orang yang bersungguh menerapkan kesabaran dalam hidupnya. Kemuliaan bagi orang-orang sabar ini dituangkan dalam surat Asy Syura ayat 43

“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS Asy Syura:43).

4. Sabar membuat kita lebih peka terhadap kekuasaan Allah subhana hua ta’ala

Umroh.com merangkmu, dengan menerapkan kesabaran dalam setiap ujian hidup maka akan menjadikan kita manusia yang lebih peka terhadap apa-apa yang menjadi kekuasaan dan keagungan Allah sang pencipta seluruh alam ini. Hal ini dijelaskan dalam surat Asy-Syura ayat 32-33 yang berbunyi:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung; Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.” (Asy-Syura : 32-33)

5. Segala urusan yang dihadapi oleh orang-orang sabar adalah baik

Sabar selalu mendatangkan hal-hal baik dalam kehidupan, bahkan meskipun kita tengah menghadapi masalah maupun ujian dalam kehidupan. Karena setiap masalah dan ujian yang kita hadapi pasti akan mendatangkan hikmah dan kebaikan dalam diri dan kehidupan kita. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis:

Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu’min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)

Keutamaan Ikhlas

Ikhlas tidak bisa diukur sebab ada dalam hati seseorang, hanya Allah yang mengetahui, ikhlas menjadi dasar penilaian Allah terhadap amalan hamba Nya, penting untuk menjalankan segala urusan dengan niat ikhlas dalam kehidupan sehari hari, apapun akan bernilai ibadah, misalnya mencari ilmu, bekerja, berkeluarga, dll, jika semuanya dilakukan hanya karena Allah maka segala hal tersebut bukan hanya menjadi rutinitas, tetapi akan mendapat keberkahan berupa diterimanya amal kebaikan dan menjadi manfaat baik untuk diri sendiri atau orang lain, ikhlas dapat dijalankan dengan cara meniatkan segalanya karena Allah dan demi akhirat, berikut keutamaan keikhlasan:

1. Perintah Langsung Dari Allah

Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada Nya”. (QS Az Zumar : 2). Dalam firman tersebut Allah memerintahkan kepada hamba Nya untuk menjalankan ibadah dengan ikhlas, tidak mengharap imbalan atau jasa, atau hal yang bersifat duniawi.

2. Syarat Utama Diterimanya Ibadah

Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadah ku, hidup ku, dan mati ku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS Al Bayyinah : 5).Allah tidak menghitung seberapa banyak atau seberapa sering hamba Nya beramal, melainkan dari seberapa dalam keihklasannya.

3. Cermin Hati Manusia

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat hati dan amal kalian”. Allah membedakan derajat manusia berdasarkan hati nya, segala sesuatu yang berhubungan dengan fisik semata hanya masalah duniawi, di kehidupan yang kekal nanti yang dapat menjadi bekal adalah amal kebajikan.

Orang yang memiliki niat ikhlas akan mengerjakan sepenuh hati tanpa ada rasa malas apalagi mencela urusan tersebut, juga tidak memiliki rasa girang ketika dipuji dan rasa benci ketika dicela oleh manusia sebab dia hanya ingin mendapat pandangan baik dari Allah.

4. Sifat Dasar Nabi dan Rasul

Para Nabi dan Rasul berdakwah dengan memurnikan ketaatan dalam menjalankan agama Allah yang lurus, mereka menerima dan menjalankan segala perintah Allah dengan ikhlas seperti apapun ujian yang diberikan pada mereka. Rasulullah bersabda “Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata”. (HR Abu Daud dan Nasa’i). Sebagai umat muslim selayaknya kita mencontoh sifat ikhlas yang merupakan teladan para nabi tersebut.

5. Ditakuti Oleh Syetan

aku (syetan) akan menyesatkan kecuali hamba hamba Mu (Allah) yang ikhlas”. (QS Al Hijr : 40). Jelas dari ayat Al Qur’an tersebut bahwa orang yang berhati ikhlas tidak mampu digoda oleh syetan sehingga senantiasa berada ada jalan yang lurus.

6. Pokok (dasar) Dari Amal Perbuatan

Amal perbuatan dilakukan dengan fisik yang terlihat dan dengan hati yang hanya diketahui oleh Allah. Ikhlas berada di dalam hati manusia, jika memiliki pokok (dasar) yang baik maka imbalan baik pula yang akan diterima dan sebaliknya seperti ungkapan ulama Ibnu Qayim berikut “Amalan hati ialah pokok dan amalan anggota badan adalah pengikut dan penyempurna.” (Badai’ul Fawaaid 3/224).

7. Menjadikan Amalan Bernilai Besar

Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar karena niat (ikhlas karena Allah) dan betapa banyak pula amal yang besar menjadi kecil hanya karena niat (bukan karena Allah)”. (HR Imam Muslim). Tak perlu merasa kurang dengan pemberian Allah, manfaatkan sesedikit apapun yang kita punya untuk berbuat kebaikan di jalan Allah dengan niat yang ikhlas.

8. Meningkatkan Kelapangan Hati

Diantara keutamaan ikhlas adalah memiliki kelapangan dalam hatinya yang merupakan salah satu cara meningkatkan akhlak, ia tidak menjadikan dunia sebagai tujuan, melainkan berbuat kebaikan untuk mencari bekal di kehidupan akherat nanti sehingga ia sama sekali tidak bertujuan untuk mendapat sanjungan dari manusia. “Barang siapa menjadikan akherat sebagai tujuannya maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya”. (HR At Tirmidzi).

9. Selamat Dari Neraka

Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang orang yang paling merugi perbuatannya yaitu orang orang yang telah sia sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik baiknya”. (QS Al Kahfi : 103-104).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang yang senantiasa menghitung amal perbuatan mereka dan menganggap telah memiliki bekal yang banyak untuk kehidupan di akherat telah melakukan perbuatan yang sia sia sebab menunjukkan bahwa dia tidak ikhlas dan membanggakan kebaikannya, lain halnya dengan orang yang ikhlas, dia tidak akan menghitung berapa banyak yang dia lakukan melainkan senantiasa merasa kurang dan memperbaiki diri serta niat dalam hatinya sehingga akan dijauhkan oleh Allah dari api neraka.

10. Bersih Dari Hawa Nafsu Duniawi

Ikhlas membersihkan diri dari hawa nafsu duniawi yang terlihat maupun  yang tersembunyi, membersihkan diri dari godaan syetan dan segala unsur penyakit hati seperti riya’, rakus, sombong dalam islam, gila harta atau pangkat, dll sebab ia hanya melakukan ibadah dengan ketaatannya kepada Allah, ingin selamat dunia akherat.

11. Mendapat Pertolongan Allah

Dijelaskan dalam sabda Rasulullah bahwa orang yang ikhlas akan mendapat jaminan pertolongan dari Allah “Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan orang orang yang lemah dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka”. (HSR Nasa’i 6/45).

12. Diberi Petunjuk Oleh Allah

Kami ceritakan kepadamu kisah mereka yang sesungguhnya, mereka adalah pemuda pemuda yang beriman dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka”. (QS Al Kahfi : 13). Beriman dalam ayat tersebut ialah sebuah kisah teladan pada jaman Nabi terdahulu tentang perjuangan sekelompok pemudayang melanggar aturan pemerintah demi mempertahankan keimanan mereka dengan ikhlas sehingga Allah memberinya petunjuk dan dijadikan mereka pemuda yang teguh keimanannya.

13. Jauh Dari Munafik

Orang yang ikhlas tidak akan riya’ dalam berbuat amal kebaikan, riya dalam islam merupakan ciri ciri orang munafik dan sifat orang munafik, dia akan senantiasa berbuat baik dalam keadan sendiri maupun bersama orang banyak, senantiasa memperbaiki diri untuk terus beramal karena yakin Allah melihat setiap amal baik dan buruk nya sekecil apapun.

14. Mendapat Ketenangan Hati

Orang yang ikhlas beribadah termasuk golongan orang mukmin yang terhindar dari kegundahan, Allah akan memberinya ketenangan dan ketentraman sebab hatinya sudah merasa bahagia dengan melakukan amal ketatan kepada Allah. “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang orang mukmin supaya keimanana mereka bertambah”. (QS Al Fath : 4).

15. Doa Akan Diijabah (Dikabulkan)

“Setiap orang akan memperoleh apa yang dia niatkan”. (HR Muslim 1907). Maksud dari hadist tersebut ialah orang yang ikhlas memohon sesuatu karena mengharap kebaikan dari Allah akan mendapat kebaikan (dikabulkan doa nya) sesuai niatnya tersebut.

16. Mendapat Naungan (perlindungan) di Hari Kiamat

Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di hari kiamat….,seseorang yang bersedekah lalu ia sembunyikan dan seseorang yang berdzikir tatkala sendirian”. (HR Imam Muslim). Perhatikan diantara tujuh golongan, dua golongan yang disebutkan di atas adalah orang yang ikhlas yaitu yang sedekah dengan sembunyi sembunyi hingga tak seorang pun tau dan orang yang berdzikir saat sendiri jauh dari keramaian dan dia tidak mengharap sanjungan orang lain.

Baca Juga: Fasilitas Travel Umroh Nurul Hayat

Dua Pilihan Hidup Antara Taat dan Maksiat

Dua Pilihan Hidup Antara Taat dan Maksiat

Hidup itu diantara 2 pilihan antara Taat dan Maksiat –  Dalam kehidupan di dunia ini tentu selalu ada benar dan salah. Kita selalu bijak dalam memilih antara beberapa pilihan yang nantinya pilihan tersebut yang akan menentukan apakah kita benar dalam memilih atau justru salah.

Dalam Agama Islam, kita telah memiliki Al – Qur’an sebagai pedoman hidup. Sehingga sungguh kita harus bersyukur. Dengan adanya Al – Qur’an dan mempelajarinya, kita akan mampu untuk selalu berada dalam jalan kebenaran. Namun sering kali umat Agama Islam mengingkari apa yang ada dalam Al – Qur’an. Sehingga dalam Agama Islam disebutkan hidup itu antara dua pilihan, yakni Taat atau Maksiat. Jika kita mampu untuk terus berpedoman Al – Qur’an serta sunah – sunah dan ajaran Rasul. Maka kita akan dianggap sebagai muslim yang taat. Namun bila kita mengingkarinya maka maksiat yang akan menjadi output dari pengingkaran itu.

Baca Juga: Biaya Umroh 2023 Harga Terbaru

Hal tersebut tinggal bagaimana kita mampu bijak dalam berbuat. Sudah jelas perintah untuk bertakwa pada-Nya adalah mutlak. Maka seandainya harus memilih, mau tidak mau kita harus taat pada-Nya. Hal ini jika kita ingin termasuk menjadi golongan hamba-Nya yang bertakwa. Jadi pilihan mutlak itu harus benar – benar ditegakkan. Karena pada dasarnya maksiat bukanlah pilihan. Namun kita tersesat dari apa yang sebenarnya benar. Hal ini dipengaruhi adanya siasat licik setan untuk menjerumuskan manusia dalam dosa.

Sebenarnya dalam hidup ini Allah SWT tidak butuh ketaatan kita. Kitalah yang butuh untuk taat pada-Nya. Hal ini sebagai bentuk investasi kehidupan yang baik kelak di akhirat. Mirisnya banyak sekali yang lalai akan hal ini. Banyaknya aturan dan ketentuan dalam Agama Islam. Manusia seakan sombong dan menganggap bahwa Allah SWT butuh ketaatannya. Padahal ketaatan kita tak berarti apa – apa bagi-Nya. Hal ini demi kepentingan kita sendiri agar di akhirat bisa menggapai surga-Nya. Lalu orang – orang yang lalai tersebutlah yang memilih jalan kemaksiatan.

Informasi Lengkap Paket Umroh

Di KBIH Nurul Hayat Travel ini difokuskan untuk berkomitmen “Memberi kemudahan berhaji dan berumroh sejak Anda niat”. Layanan ini tidak ber-orentasi pada keuntungan (non profit). Didukung dengan SDM, infrastruktur, fasilitas dan jaringan yang cukup memadai sehingga KBIH Nurul Hayat bisa memberikan layanan yang cukup maksimal kepada calon jamaah haji dan umroh yang bergabung didalamnya. KBIH Nurul Hayat adalah Layanan dari Yayasan Nurul Hayat yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional terpercaya Nurul Hayat.

Travel Umroh Nurul Hayat

Obat Hati Dengan Mengingat Allah

Obat Hati Dengan Mengingat Allah

Obat Hati Dengan Mengingat Allah – Manusia lahir dengan hati yang bersih, namun seiring berjalannya waktu hati manusia dapat tercemar oleh penyakit. Penyakit ini kemudian bisa disebut sebagai dengan penyakit hati. Penyakit hati dapat berupa seperti. rasa iri, dengki, takabbur dan lain sebagainya. Penyakit hati tersebut jika dibiarkan begitu saja hingga berlarut-larut akan merusak hati dan keimanan seseorang. Untuk dapat menyembuhkan penyakit hati tersebut, tentunya membutuhkan suatu obat.

Obat hati dalam Islam adalah suatu yang bisa mengobati penyakit hati dan yang merusak hati atau perasaan seseorang. Tentunya obat tersebut akan membantu seseorang menjadi lebih baik dan tidak akan lagi memikirkan dan merasakan hal buruk sehingga akan bisa beribadah dengan baik. Dengan demikian pentingnya hati seorang muslim, karena itu penyakit hati haruslah diobati. Umar Radiyallahu ‘Anhu Berkata,

” Hendaknya kalian mengingat Allah karena mengingat Allah adalah obat, dan berhati-hatilah kalian dari mengingat manusia karena mengingat manusia adalah penyakit.” (Az-Zuhud Lil Imam Ahmad Halaman 124).

Setiap orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti meyakini bahwa sumber ketenangan jiwa dan ketenangan jiwa yang sesungguhnya adalah berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, membaca Al-Qur’an, berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang rupawan, dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS ar-Ra’du: 28).

Baca juga : Umrah Reguler 2023

Ketika hati sedih, gundah, resah, bingung, sakit, tak ada cara dan jalan lain selain mengingat dan mengembalikan semuanya kepada Allah. Mengingat Allah adalah bagaimana kita bisa kembali pada kesadaran dan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Zat yang memungkinkan semua perkara, baik itu perkara membahagiakan atau menyedihkan, terjadi. Mengingat Allah berarti menuntut diri ini untuk terus mempercayai Allah bahwa setiap perkara yang terjadi atas hidup seorang hamba adalah atas izin Allah. Mengingat Allah berarti menyadari bahwa selalu ada pelajaran bagi yang mau memahami arti di balik semua peristiwa yang menimpa seorang hamba agar tidak kembali mengulang kesalahan yang sama. Mengingat Allah berarti mempercayai bahwa musibah selalu datang bersama jalan keluarnya dan penyakit selalu bertamu bersama dengan obatnya.

Amalan Yang Dianjurkan Saat Terjadi Gerhana

Amalan Yang Dianjurkan Saat Terjadi Gerhana

Amalan Yang Dianjurkan Saat Terjadi Gerhana –  Hari ini, pada tanggal 8 November 2022 telah terjadi Gerhana Bulan Total yang merupakan peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Saat terjadi gerhana bulan atau Khusuful Qamar, kaum muslimin dinajurkan untuk melakukan beberapa amalan kebaikan, diantaranya menyegerakan shalat gerhana, memperbanyak dzikir, istighfar, takbir, sedekah serta bentuk ketaatan lainnya. Hal ini seperti yang disampaikan dalam beberapa hadist yang salah satunya sebagai berikut,

Jika kamu melihat gerhana, berdoalah kepada Allah, takbir, berdoa, dan bersedekah.” (HR.Bukhari, no.1044)

Selain itu, keutamaan untuk menyegerakan shalat saat melihat gerhana juga memberi makna bahwa gerhana mengingatkan kita tentang tanda-tanda kekuasaan Allah untuk menakuti hamba-Ny, seperti yang disampaikan dalam hadist Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya ketika tertutup cahaya matahari dan bulan (gerhana) bukanlah sebab karena ada yang mati atau karena ada yang hidup, namun itu adalah tanda kuasa Allah untuk menakut-nakuti hamba-Nya dengan terjadi gerhana tersebut.” (HR. Muslim, no. 901)

Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya. Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama.

Baca juga : Paket Umrah November

Berikut merupakan tata cara Shalat Gerhana secara ringkas :

  1. Niat di hati
  2. Takbiratul ihram adalah mengucapkan takbir seperti shalat biasa.
  3. Membaca doa istifah dan ta’awudz, kemudian membaca Al Fatihah dan membaca surat panjang (seperti Al Baqarah) sambil membaca (keras, tidak pelan) seperti yang ditemukan dalam hadits Aisyah: “Nabi, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian , membacakan bacaannya saat shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
  4. Kemudian membungkuk sambil memanjangkannya.
  5. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
  6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
  7. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
  8. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
  9. Kemudian sujud dengan panjang yang sama dengan ruku’, kemudian duduk di antara dua sujud dan kemudian sujud lagi.
  10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
  11. Tasyahud
  12. Salam.
  13. Setelah itu, imam menyampaikan khutbah kepada jemaah yang berisi anjuran dzikir, shalat, ampunan, sedekah, dan pembebasan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqh Sunnah, 1:438)
Antara Nikmat Dan Adzab Pada Angin

Antara Nikmat Dan Adzab Pada Angin

Antara Nikmat dan Adzab pada Angin – Angin bertiup mengikuti perintah dan atas seizin Allah. Angin tidak akan datang ataupun  pergi baik di waktu pagi atau sore kecuali atas seizin Allah, zat yang mengatur dirinya. Sekali lagi, angin merupakan makhluk yang diatur dan diperintah. Terkadang ia datang membawa kabar gembira dan rahmat Allah, namun di waktu yang lain ia juga membawa adzab dan hukuman Allah.

Angin adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Dengan angin, kita sebagai hambaNya mengetahui betapa agunya Allah sebagai zat yang mengatur angin. Dalam angin terdapat pelajaran dan nasihat yang sangat berharga serta tanda kekuasaan yang menunjukkan keagungan dan kesempurnaan sang pencipta.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS ar Rum: 46).

Antara Nikmat dan Adzab pada Angin

Angin terkadang juga menjadi hukuman dan siksaan, di samping terkadang menjadi nikmat dan rahmat. Itu semua terjadi dengan perintah Allah. Angin datang membawa adzab yang menjadi sebab mati dan hancurnya manusia, tetumbuhan dan berbagai binatang. Hal ini terjadi sebagai hukuman Allah dan pelajaran yang bisa dipetik oleh orang yang mau mengambil pelajaran. Di antaranya adalah kisah yang Allah ceritakan dalam al Qur’an tentang hukuman yang Allah berikan kepada kaum ‘Aad yang merupakan kaum Nabi Hud. Allah hancurkan mereka dengan angin.

Dalam sebuah hadits yang sahih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mencaci maki angin dengan alasan bahwa angin itu sekedar makhluk yang diatur dan diperintah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencaci angin karena angin itu diperintah”.

Baca juga : Umrah Liburan Tahun Baru 2023

Dalam sahih Muslim, ketika angin bertiup kencang, Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kebaikan angin ini dan kebaikan yang dibawanya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini dan keburukan yang dibawanya”.

Agen Travel Umroh Surabaya terpercaya dengan pembimbing terbaik, menjadikan perjalanan ibadah Anda lebih bermakna.

Nomor Izin U.491 Tahun 2021

Email
admin@nhumroh.com

Follow Kami :

Lokasi

Head Office :
Perum IKIP Gunung Anyar B48, Surabaya

Copyright © 2024 PT Nur Hamdalah Prima Wisata