Paket
Fasilitas
Galeri
Chat me
Rukun Islam, Beserta Penjelasannya

Rukun Islam, Beserta Penjelasannya

RUKUN ISLAM

Rukun Islam berasal dari Bahasa Arab أركان الإسلام   atau Arkan al-Islam. Rukun islam berasal dari dua kata yaitu “Rukun” dan “Islam. Kata rukun sendiri merupakan kata yang digunakan oleh para ulama untuk menyebutkan sesuatu yang menjadi tiang sandaran atau tiang bangunan. Para ulama juga menyepakati bahwa rukun ini ada lima berdasarkan sudut-sudut tiang yang ada di dalam ka’bah yang berjumlah lima. Rukun juga diartikan sebagai keadaan berdampingan, berdekatan, bersanding, atau menyatu dengan bagian lain.

Sedangkan, makna kata islam berarti berserah diri untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian. Jadi, jika ditarik kesimpulan arti dua kata tersebut, Rukun Islam ialah sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan berserah diri untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian yang sifatnya saling berhubungan satu sama lain. Rukun Islam juga dapat diartikan sebagai lima tindakan dasar dalam islam yang menjadi syarat untuk menjadi muslim yang sempurna.

Kelima tindakan ini ialah mengucapkan dua kalimat syahadat, melaksanakan salat, membayar zakat, melaksanakan puasa, dan menunaikan haji bagi yang mampu. Kesemua rukun-rukun itu terdapat pada hadist jibril.

عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال : سمعت النبي صلَّى الله عليه وسلَّم يقول : بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ .رواه البخاري و مسلم .

Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan’”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.

Di antara metode mengajar yang biasa dipraktekkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ialah membuat perumpamaan untuk sesuatu yang apstrak dengan perkara yang dapat dicerna oleh panca indra. Salah satu prakteknya terdapat dalam hadits yang tengah kita selami. Di sini beliau ﷺ mengumpamakan rukun-rukun Islam dengan pondasi bangunan yang menjadi penopang bangunan di atasnya. Muhammad bin Nashr Al-Marwazi dalam Kitab Ash-Shalah meriwayatkan hadits di atas dengan redaksi berikut, “Islam dibangun berdasarkan lima penopang…”, sebagaimana diketahui bersama, bahwa sebuah bangunan yang kokoh bermula dari pondasi kokoh yang menopang bangunan di atasnya. Semakin kokoh pondasi tersebut, bangunan pun akan semakin kokoh dan kuat pula. Sebaliknya, manakala pondasinya tidak sempurna, maka yang akan terjadi justru robohnya bangunan itu, cepat atau lambat.

Rukun-rukun Islam juga bisa diumpamakan dengan akar pohon. Ketika akar sebuah pohon mengakar kuat dan dalam ke bumi, dapatlah dijamin bagaimana kokohnya pohon yang menjulang ke atas meski sangat tinggi. Berbeda ceritanya jika akarnya tidak mengakar dalam, walaupun pohonnya tidak begitu tinggi namun jika akarnya saja tidak kokoh, tentu pohon tersebut akan mudah roboh diterjang oleh angin.

RUKUN ISLAM PERTAMA, SYAHADAT

Syahadat sendiri memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati, lalu mengamalkannya melalui perbuatan. Jika umat muslim mengucapkannya tanpa tahu makna serta tidak mengamalkannya maka ia tidak akan mendapatkan manfaatnya sama sekali.

Bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Makna “La ilaha Illallah

Secara Harfiah, arti kata La ilaha Illallah ialah “Tiada Tuhan Selain Allah”,  tidak ada yang berhak diibadahi secara haq di bumi maupun di langit melainkan Allah semata. Dialah ilah yang haq sedang ilah (sesembahan) selain-Nya adalah batil. Sedang Ilah maknanya ma’bud (yang diibadahi).

 

RUKUN ISLAM KEDUA, SHOLAT

Sholat merupakan Rukun Islam yang kedua, yang merupakan tiang agama. Seorang muslim wajib menjaga sholatnya setelah dia menginjak usia baligh (dewasa) hingga mati. Shalat lima waktu dalam sehari semalam untuk menjadi sarana interaksi antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa Kepada-Nya. Sholat juga menjadi sarana pencegah bagi umat muslim dari perbuatan keji dan munkar sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa dan raga yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.

Allah mensyariatkan dalam shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk shalat. Maka seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis seperti air kecil dan besar dalam rangka menyucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis batin.

Sesungguhnya Shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (An Nisa: 103)

PUASA

Puasa terbagi menjadi 2, yaitu puasa wajib dan juga puasa sunnah. Puasa wajib dilakukan pada Bulan kesembilan Hijriyah, yaitu Ramadhan.

Puasa artinya menahan diri dari segala nafsu baik itu nafsu makan, minum, amarah, serta jima’ (mendatangi istri) dari shubuh atau terbitnya matahari hingga maghrib atau tenggelamnya matahari dengan niat menghendaki ridho Allah swt. Dan beribadah Kepada-Nya.

Salah satu manfaat penting lainnya dari berpuasa menurut sudut kesehatan, ekonomi, social amat sangatlah banyak. Tidak ada yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

ZAKAT

Allah swt. Telah memerintahkan kepada barangsiapa diantara mereka yang memiliki harta dan telah mencapai nisabnya agar mengeluarkan zakat hartanya tiap tahun. Ia berikan kepada mereka yang berhak menerima zakat, baik dari kalangan fakir maupun mustahik-musahik lainnya yang berhak menerimanya.

Diantara manfaat mengeluarkan zakat ialah menghibur jiwa orang-orang fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara mereka dan orang kaya.

HAJI

Rukun Islam yang terakhir alias yang kelima adalah Haji atau ziarah ke Baitullah Mekkah sekali seumur hidup. Adapun lebihnya maka merupakan sunnah. Ibadah haji juga merupakan bentuk Ibadah kepada Aallah Ta’ala dengan ruh, badan, serta harta.

Ketika Ibadah haji, umat muslim dari segala penjuru akan bertemu dan berkumpul di satu tempat dengan mengenakan pakaian yang sama dan menyembah satu robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan-perbedaan baik itu perbedaan antara atasan-bawahan, kaya-miskin, kulit putih-kulit hitam.

Mereka sama-sama mengingat pada hari Allah membangkitkan mereka semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk diadakan hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan untuk kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.

 

 

 

Jabal Tsur Bukti Keajaiban Allah

Jabal Tsur Bukti Keajaiban Allah

Jabal Tsur

Jabal Tsur Bukti Keajaiban Allah – Ketika memandang lepas di kota Makkah, terlihat beberapa gunung batu. Di antara gunung-gunung tersebut, tepatnya jika memandang ke arah selatan, ada gunung yang menjadi saksi sejarah keajaiban yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah. Gunung tersebut adalah Jabal Tsur.

Gunung ini punya tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. Gunung ini termasuk salah satu gunung tertinggi yang ada di Kota Makkah. Di puncaknya, ada sebuah gua yang sangat bersejarah, yaitu Gua Tsur.

unung ini punya tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. Gunung ini termasuk salah satu gunung tertinggi yang ada di Kota Makkah. Di puncaknya, ada sebuah gua yang sangat bersejarah, yaitu Gua Tsur.

Di gua yang berada di Jabal Tsur inilah Rasulullah diselamatkan dari orang Quraisy yang mengejarnya. Dengan mukjizat dari Allah, di depan gua tersebut tiba-tiba ada sarang laba-laba dan sarang burung merpati, yang membuat Rasulullah yang telah berada di dalamnya, luput dari kejaran kaum Quraisy.

Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah dengan editor Abdul Halim tercatat, bahwa pada tahun 622 Masehi, ketika itu Rasulullah dan para sahabatnya akan melakukan hijrah dari Kota Makkah menuju ke lokasi baru yang nantinya bernama Madinah.

Hijrah ini dilakukan karena Rasululah mendapatkan banyak ancaman dari kaum kafir. Masa itu adalah masa yang kelam, masa yang sangat sulit untuk menegakkan agama Allah.

Kepergian Rasulullah tersebut, tidak sepenuhnya berjalan mulus. Beberapa kaum pengikutnya mengaku menjadi dirinya dan dibunuh. Rencana Rasulullah yang akan melakukan hijrah pun tercium oleh mereka. Rasulullah diburu oleh para kaum kafir di Makkah, mereka pun mengejarnya dan berusaha untuk membunuhnya.

Rasulullah dan para sahabat pun terus berlari dan menyelamatkan jiwa. Meski berat dalam memperjuangkan tegaknya Islam, Rasulullah tetap teguh berjuang dan tak pernah lelah berdoa. Saat itu, banyak pula kaum muslim yang rela berkorban demi keselamatan Rasulullah.

Saat itu, ketika rombongan Rasulullah dikejar oleh kaum Quraisy di sekitar Jabal Tsur, Rasulullah pun menemukan Gua Tsur. Gua ini tidak terlalu besar, hanya cukup dimasuki orang tanpa berdiri tegak. Selama tiga hari tiga malam Rasulullah bersembunyi disana.

Keajaiban pun terjadi. Pertolongan Allah SWT pada Rasulullah pun muncul ketika sedang sangat dibutuhkan saat itu. Saat rombongan kaum Quraisy yang mengejar Rasulullah tiba di depan gua, secara ajaib, di sana terdapat sarang laba-laba yang menutup mulut gua, juga sarang burung merpati.

Dalam waktu yang sangat singkat, makhluk-makhluk Allah ini berusaha melindungi Rasulullah, denga membuat sarang besar yang biasanya harus dibuat dalam waktu yang lama.

Dalam buku Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim yang ditulis oleh Zuhairi Misrawi, dijelaskan bahwa Jabal Tsur sendiri terletak sekitar 4 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Tingginya sekitar 747 meter dari permukaan laut dan 458 dari permukaan bukit.

Bentuk Gua Tsur ini seperti perahu, dari batang gua hingga ke atasnya sangat sempit. Tingginya sekitar 1,25 meter. Panjangnya sekitar 3,5 meter dan lebarnya sekitar 3,5 meter. Ada dua pintu masuk menuju gua ini, yaitu di sebelah timur dan sebelah barat.

Kemiringan gunung ini sekitar 45 atau 50 derajat. Sebenarnya, pemerintah Arab Saudi tak menganjurkan para jamaah untuk mendaki Jabal Tsur ini hingga ke puncak, dengan alasan keamanan. Para jamaah bisa memandanginya dari bawah.

Wah bagaimana nih, apa kalian penasaran bagaimana bentuk real nya dari Jabal Tsur?!! Jika iya, mulai sekarang marilah kita berlomba-lomba supaya bisa berangkat ke Makkah dan melihat betapa indah nya kota Makkah itu,

Baca Juga: Umroh Surabaya Termurah 2022

Keistimewaan Umrah dibulan Ramadhan

umrah dibulan ramadhan

Melaksanakan umrah dibulan ramadhan memiliki keistimewaan dibagian pahala. Bukan hanya pahala yang serupa melaksanakan ibadah haji, melainkan ibadah hajinya seperti sedang berhaji berrsama Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dari rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya umrah dibulan ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Imam Bukhari)

keistimewaan umrah dibulan ramadhan ini memiliki dua perbedaan pendapat, Satu pendapat menyebutkan pahala serupa haji bersama rasulullah SAW hanya bagi wanita yang dikisahkan dalam hadits. Pendapat yang lain menyebutkan hal tersebut diperuntukkan bagi semua umat muslim yang melaksanakan umrah dibulan ramadhan. Seorang ahli fiqih bermazhab hambali, Ibnu Qayyim Rahimahullah mengatakan jika masalah ini adalah masalah pilihan semata. Begitu pun, umrah dibulan ramadhan ini tidak bisa menggantikan ibadah haji, kewajiban melaksanakan haji tetap ada. Berikut ini ulas keistimewaan umrah dibulan ramadhan.

Umrah di bulan Ramadan mengandung keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan di bulan-bulan lainnya. Nilai pahala dari umrah di bulan Ramadan sama dengan berhaji bersama Rasulullah Muhammad SAW.

Umrah di bulan Ramadan yang serupa ibadah haji ini dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas RA.

“Rasulullah SAW pernah bertanya kepada seorang wanita, ‘Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?’

Wanita itu menjawab, ‘Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta tersebut ditunggangi oleh ayah fulan dan anaknya (maksudnya suami dan anak wanita itu).

Ia meninggalkan unta tadi tanda diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut’.

Lantas Rasulullah SAW bersabda, ‘Jika Ramadan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadan senilai dengan haji.”

 

Dalam riwayat Imam Bukhari lainnya, Rasulullah SAW bersabda demikian.

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku.”

Keistimewaan umrah di bulan Ramadan, tak lain karena di bulan tersebut adalah mulia. Pahala dilipatgandakan dan disebarkan ke seluruh Bumi. Setan dibelenggu dan segala perbuatan baik manusia menjadi berpahala.

Pahala umrah di bulan Ramadan ini disebutkan dalam hadis riwayat Al Mahamili dan Ibnu Khuzaimah.

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Sholat malamnya adalah suatu amalan sunnah.

Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.

BACA JUGA: Keutamaan Sholat Dhuha

Perbedaan pendapat Umrah saat Ramadhan

Ada perbedaan pendapat mengenai pahala umrah di bulan Ramadan. Sebuah hadits yang pernah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Fa inna umrata fiihi takdilu khajjah”

Artinya: Umrah di bulan Ramadan pahalanya seperti ibadah haji.

Dalam riwayat yang lain mengenai umrah di bulan Ramadan juga disebutkan, “khajjata ma’ii.” Artinya, (pahalanya seperti) haji bersamaku.

Lalu apakah hadits umrah di bulan Ramadan tersebut dianggap sahih oleh kebanyakan ulama? Sebagian ulama berpendapat, hadits umrah di bulan Ramadan tersebut eksplisit (khusus) untuk seorang perempuan yang saat itu berbincang dengan Rasulullah saja.

Munculnya hadis tersebut dilatar belakangi saat Rasulullah SAW bertanya kepada seorang perempuan, “Mengapa engkau tidak berhaji bersamaku?”.

Perempuan itu menjawab, ia tak berhaji bersama Rasulullah SAW lantaran harus mengurus rumah tangga untuk menggantikan suaminya yang ikut berhaji bersama Rasulullah SAW.

Maka kemudian, Rasulullah SAW berkata kepada perempuan itu, “Apabila nanti datang bulan Ramadhan, pergilah umrah. Karena umrah di bulan Ramadan pahalanya sama seperti ibadah haji.”

Dari situlah, pendapat ulama tentang umrah di bulan Ramadan terpecah menjadi dua. Sebagian ulama menganggap bahwa hadits tersebut khusus ditujukan untuk perempuan itu saja. Beberapa ulama bersikukuh bahwa hadits umrah di bulan Ramadan itu berlaku untuk semua orang yang beribadah umrah pada bulan Ramadan.

Pendapat yang tidak sepaham

Kelompok ulama yang tidak sepaham tentang umrah di bulan Ramadan, mengajukan pertanyaan, “Bagaimana mungkin pahala ibadah umrah sama seperti haji? Padahal, amalan yang dilakukan haji lebih banyak?”

Ulama ahli hadits dan ahli fikih menjawab mengenai umrah di bulan Ramadan. Hadits itu sama seperti hadits Rasulullah SAW tentang keutamaan membaca surat Al-Ikhlas yang sebanding dengan membaca sepertiga Alquran. Padahal, surat Al-Ikhlas hanya terdiri dari empat ayat.

Meskipun Rasulullah selalu umrah di bulan Dzulqa’dah, tetapi jumhur (kebanyakan) ulama berpendapat. Umrah di bulan Ramadan sangat diutamakan jika membicarakan pahala. Jika berbicara keutamaan mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW, maka umrah pada bulan Dzulqa’dah lebih diutamakan.

Berdasarkan perbedaan pendapat umrah di bulan Ramadan tersebut, tidak diperbolehkan bagi seseorang membanding-bandingkan dan menghakimi orang lain. Seorang ahli fikih bermazhab Hambali, Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan jika masalah ini adalah masalah pilihan semata.

Tata Cara Pelaksanaan Umroh

Tata Cara Pelaksanaan Umroh

Tata Cara Pelaksanaan Umroh – Ibadah umrah adalah kegiatan berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan berbagai amalan sesuai dengan tata cara umrah di tanah harom dengan semata-mata mengharap ridho Allah SWT. Dalam bahasa Arab, umrah artinya berkunjung. Sedangkan secara istilah, umrah adalah berkunjung atau ziarah ke Ka’bah, tawaf, sa’i, dan memotong rambut (bagi pria) atau tahalul sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Berbeda dengan ibadah haji, umrah dapat dikerjakan setiap waktu dalam setahun, sesuai dengan kesanggupan masing-masing orang. 

 

Tata cara Pelaksanaan Umroh :

  1. Jika seseorang akan melaksanakan umrah, dianjurkan untuk mempersiapkan diri sebelum berihram dengan mandi sebagaimana seorang yang mandi junub, memakai wangi-wangian yang terbaik jika ada dan memakai pakaian ihram.
  2. Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihram yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita, ia memakai pakaian yang telah disyari’atkan yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun tidak dibenarkan memakai cadar/ niqab (penutup wajahnya) dan tidak dibolehkan memakai sarung tangan.
  3. Berihram dari miqat untuk dengan mengucapkan:

 

لَبَّيْكَ عُمْرَةً

“labbaik ‘umroh” (aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah).

  1. Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umroh karena sakit atau adanya penghalang lain, maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat di atas dengan mengatakan,

 

اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي

“Allahumma mahilli haitsu habastani” (Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku).

Dengan mengucapkan persyaratan ini—baik dalam umrah maupun ketika haji–, jika seseorang terhalang untuk menyempurnakan manasiknya, maka dia diperbolehkan bertahallalul dan tidak wajib membayar dam (menyembelih seekor kambing).

  1. Tidak ada alat khusus untuk berihram, namun jika bertepatan dengan waktu shalat wajib, maka shalatlah lalu berihram setelah shalat.
  2. Setelah mengucapkan “talbiah umroh” (pada poin ketiga), dilanjutkan dengan membaca dan memperbanyak talbiah berikut ini, sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi perempuan hingga tiba di Makkah:

 

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك

“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”. (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).

 

  1. Jika memungkinkan, seseorang dianjurkan untuk mandi sebelum masuk kota Makkah.
  2. Masuk Masjidil Haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid:

 

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.

“Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik” (Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).

  1. Menuju ke Hajar Aswad, lalu menghadapnya sambil membaca “Allahu akbar” atau “Bismillah Allahu akbar” lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya. Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan yang mengusap hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi isyarat. Ini dilakukan pada setiap putaran thawaf.
  2. Kemudian, memulai thawaf umroh 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Dan disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa pada 4 putaran terakhir.
  3. Disunnahkan pula mengusap Rukun Yamani pada setiap putaran thawaf. Namun tidak dianjurkan mencium rukun Yamani. Dan apabila tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka tidak perlu memberi isyarat dengan tangan.
  4. Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca,

 

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)

  1. Tidak ada dzikir atau bacaan tertentu pada waktu thawaf, selain yang disebutkan pada no. 12. Dan seseorang yang thawaf boleh membaca Al Qur’an atau do’a dan dzikir yang ia suka.
  2. Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca,

 

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

“Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” (Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat) (QS. Al Baqarah: 125).

 

  1. Shalat sunnah thawaf dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim, pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas.
  2. Setelah shalat disunnahkan minum air zam-zam dan menyirami kepada dengannya.
  3. Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir, lalu mengusap dan menciumnya jika hal itu memungkinkan atau mengusapnya atau memberi isyarat kepadanya.

 

Baca Juga : Waktu yang Tepat Untuk Melaksanakan Umroh

SA’I UMRAH

  1. Kemudian, menuju ke Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umroh dan jika telah mendekati Shafa, membaca,

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

“Innash shafaa wal marwata min sya’airillah”  (Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah) (QS. Al Baqarah: 158).

Lalu mengucapan,

نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ

“Nabda-u bimaa bada-allah bih”.

 

  1. Menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya—jika hal itu memungkinkan—, kemudian membaca:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ  (3x)

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. (3x)

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”

  1. Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki.
  2. Lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah.
  3. Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang berada di Mas’a (tempat sa’i) bagi laki-laki, lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.
  4. Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu menghadap kiblat, bertakbir, membaca dzikir pada no. 19 dan berdo’a dengan do’a apa saja yang dikehendaki, perjalanan (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu putaran.
  5. Kemudian turunlah, lalu menuju ke Shafa dengan berjalan di tempat yang ditentukan untuk berjalan dan berlari bagi laki-laki di tempat yang ditentukan untuk berlari, lalu naik ke Shafa dan lakukan seperti semula, dengan demikian terhitung dua putaran.
  6. Lakukanlah hal ini sampai tujuh kali dengan berakhir di Marwah.
  7. Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a, atau membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki. Jika membaca do’a ini:

 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ

“Allahummaghfirli warham wa antal a’azzul akrom” (Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah), tidaklah mengapa  karena telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya mereka membacanya ketika sa’i.

  1. Setelah sa’i, maka bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari.
  2. Setelah memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah ibadah umrah dan Anda telah dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.

 

Demikianlah tata cara pelaksanaan umroh yang merupakan faedah dari Buku “Petunjuk Praktis Manasik Haji dan Umrah”, penulis Abu Abdillah, terbitan Darul Falah.

 

Keutamaan Umroh

Keutamaan Umroh

Keutamaan Umroh – Ibadah lain yang sering disandingkan dengan haji adalah ibadah umroh. Sebab, ada waktu-waktu selain bulan Dzulhijjah yang bisa digunakan untuk beribadah dengan khusyuk di rumah Allah. Selain diganjar pahala, umroh juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengingkatkan keimanan.

Umroh adalah ziarah ke Baitullah dengan thawaf atau mengelilingi ka’bah 7 kali, sa’i atau berlari-lari kecil di antara bukit Shafa dan Marwah, dan diakhiri dengan mencukur gundul ataupun memendekkan rambut di kepala.

Umroh juga sering disebut sebagai haji kecil. Tapi, haji yang sebenarnya memiliki syarat tertentu seperti pelaksaannya harus di waktu tertentu. Biaya umroh pun lebih sedikit bila dibandingkan haji, karena biasanya mulai dari 18 juta-an.

Karena termasuk dalam ibadah, salah satu manfaatnya juga ditemukan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh Tribakti Jurnal Pemikiran Keislaman. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan melaksanakan umrah, telah berdampak positif pada perilaku seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

Berkaitan dengan hukum Umroh, ada beberapa ula yang berbeda pendapat. Ada ulama yang mengatakan bahwa hukum umroh adalah sunnah. Ulama yang berpendapat sunnah seperti Imam abu Hanifah, Imam Malik, riwayat dari Ibnu Mas’ud, dan pendapat yang dipilih Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Ada juga yang hukumi wajib pada ibadah umroh. Pendapat ini dianggap paling kuat hukum ibadahnya karena berdasarkan dalil-dalil dalam Alquran dan hadis. Salah satu ayat yang menguatkan hukum adalah wajib ialah: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umroh karena Allah.” (QS Al-Baqarah: 196).

Baca Juga : Tempat Bersejarah yang Dapat Dikunjungi Saat Haji dan Umrah

Dalam ayat ini, umroh disandingkan dengan ibadah haji. Ini yang menjadi rujukan sahabat Umar, Ibnu Abbas, Zaid bin Tsabit RA dan juga para imam seperti Imam Syafi’i, dan Imam Malik dalam menetapkan hukumnya. Selain itu, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berumroh hingga 4 kali semasa hidupnya.

Imam Ibnu Katsir menerangkan: “Diriwayatkan secara shahih bahwa Nabi melakukan umroh sebanyak empat kali, dan semuanya beliau kerjakan pada bulan Dzulqo’dah, yaitu Umroh Hudaibiyyah pada tahun ke 6 H, Umratul Qadha’ pada tahun ke 7 H, Umroh Ji’ranah pada tahun ke 8 H, dan umroh terakhir saat Haji Wada’ di tahun ke 10 H.”

 

Ada beberapa keutamaan umroh bagi orang-orang yang melaksanakannya, seperti:

  1. Menghapuskan Dosa. Keutamaan umroh yang utama ini disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam satu hadist. Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Antara umroh yang satu dan umroh lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
  2. Menghilangkan Kefakiran. Keutamaan kedua juga merupakan ibadah yang disebut Rasulullah SAW dapat menghilangkan kefakiran dan menghapuskan dosa-dosa. Dari Abdullah, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ikutkanlah umroh kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR An Nasai, Tirmidzi, Ahmad).
  3. Disetarakan dengan Berjihad bagi Perempuan. Keutamaan yang ketiga ini khusus perempuan. Perjuangan jamaah perempuan saat umroh disetarakan oleh Rasulullah SAW dengan berjihad. Hal ini diungkapkan olehnya kepada Aisyah. “Aisyah berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah perempuan juga wajib berjihad?’. Rasulullah SAW menjawab: ‘Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh’.” (HR Ibnu Majah).

 

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh – Sebagaimana yang telah disebutkan dalam rukun Islam, salah satu kewajiban umat muslim yakni menunaikan haji apabila mampu. Namun kita tahu, bahwa untuk menjalankan ibadah haji memerlukan waktu antrian yang cukup lama dikarenakan keterbatasan kuota. Salah satu alternatif pilihan bagi umat muslim yang ingin segera mengunjungi tanah suci tanpa harus menunggu terlalu lama antrean keberangkatan yaitu dengan Ibadah Umroh. Syarat dan rukun ibadah umroh pun tak banyak berbeda dari ibadah haji.

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh – Walaupun ibadah umroh tergolong ibadah sunnah, namun ibadah umroh juga memiliki banyak faedah atau keistimewaan yang tak kalah istimewanya dengan haji bagi yang mengerjakannya. Berikut keistimewaan Ibadah Umroh yang perlu Sobat ketahui :

  1. Jihad kaum wanita

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh – Umrah merupakan jihad bagi kaum wanita dan juga buat orang yang lemah. Salah satu ibadah yang pahalanya sangat besar disisi Allah SWT yaitu dengan jihad. Bahkan Allah menjanjikan surga bagi siapapun yang melakukan jihad fi sabilillah. Apabila seorang laki-laki berjihad dengan cara ikut berperang membela agama Islam di jalan Allah, lalu bagaimana dengan kaum wanita yang fisiknya cenderung lemah? Tak perlu khawatir. Karena untuk kaum wanita umumnya serta mereka yang lemah fisiknya masih bisa memperoleh fadillah pahala berjihad dengan cara melaksanakan ibadah Umrah yang tidak terkait oleh waktu tersebut.

  1. Doa yang dikabulkan

Doa jamaah umroh yang akan dikabulkan di tanah suci. Setiap orang yang menjalankan umroh ke tanah suci Mekkah, lalu ia berdoa dengan khusyu’, insyallah doanya akan diijabah atau dikabulkan oleh Allah SWT. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa ibadah umroh dan juga ibadah haji dikatakan istimewa karena tamu-tamu Allah SAW atau orang yang berkunjung dan datang ke Tanah Suci dengan niat beribadah kepada Allah SWT guna mengerjakan ibadah tersebut dan menjadi tamu dari Allah SWT. Para jamaah umroh dan juga haji merupakan tamu undangan dari Allah SWT sehingga apa yang tamu minta akan dikabulkan oleh-Nya. Hal ini merupakan hal yang paling sangat amat istimewa dari Ibadah umroh dan juga ibadah haji.

  1. Memperlancar rejeki dan keberkahan

Ibadah Umrah dapat memperlancar rejeki dan juga keberkahan. Apabila ibadah umroh dijalankan dengan khusyu’ dan ikhlas, maka ibadah tersebut bisa bernilai pahala dan menjadi ibadah yang mabrur. Dalam artian diterima oleh Allah SWT. Jika kita perhatikan tetangga atau sanak saudara kita yang pernah mengunjungi Baitullah atau Ka’bah untuk melaksanakan ibadah umroh maupun haji maka akan terlihat kehidupannya yang lama kelamaan akan menjadi semakin baik, rezekinya akan terus mengalir secara terus menerus dan kehidupan keluarganya akan menjadi lebih berkah, inilah salah satu fadillah ibadah tersebut. Seluruh biaya maupun pengorbanan yang telah dilakukan untuk berangkat mengunjungi Baitullah dan menjadi tamu Allah SWT akan digantikan oleh Allah SWT secara berlipat lipat ganda. Untuk itu, jangan pernah merasa takut akan biaya yang dikeluarkan untuk menjadi tamu Allah SWT di tanah suci sebab itu merupakan ibadah dan jika dilaksanakan secara ikhlas dan mengharapkan ridho dari Allah SWT insyallah berkah dan akan digantikan oleh Allah SWT seluruh biaya akomodasi yang telah dikeluarkan.

  1. Pahala shalat di Masjid Quba

Pahala satu kali umroh dengan shalat di Masjid Quba. Apabila jamaah umroh menyempatkan waktu untuk mengunjungi masjid Quba dan melaksanakan solat sebanyak 2 rakaat, maka baginya pahala setara dengan pahala umroh. Hal ini dijelaskan dalam salah satu hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif RA, ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

” Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia salat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala Umrah” . (HR. Tirmizi no. 298, Ibnu Majah no. 1401)

Dimana letak masjid Quba? Jika sobat belum mengetahui dimana letak Masjid Quba tersebut, Masjid Quba terletak di luar kota Madinah.  Dengan sekarang sobat mengetahui bahwa salat di Masjid Quba memiliki pahala yang besar, maka dari itu jangan lupa untuk beribadah di Masjid Quba,

  1. Pahala sholat beribu kali lipat

Memperoleh pahala sholat hingga 1000-100.000 ribu kali lipat. Jika sholat fardhu atau sunnah sendirian biasanya kita memperoleh pahala 1x lipat dan saat kita berjamaah mendapatkan 7x lipat. Berbeda dengan sholat di tanah suci saat beribadah umoh maupun haji, yaitu pahalanya dilipat gandakan. Pahala sholat di Masjid Nabawi bisa bernilai 1000x lipat.Sedangkan di Masjidil Haram 100.000x lipat.

Keberkahan lainnya juga dalam menunaikan ibadah umroh. Anda merasa terkendali dari berbagai perbuatan dosa. Kalau anda bisa melindungi diri dari perbuatan dosa dan durhaka kepada Allah meskipun hanya beberapa saat, itu namanya suatu keberkahan.

Dalam menunaikan ibadah haji dan umrah, Allah SWT berkenan memberikan keberkahan kepada anda dalam berbagai waktu. Sehingga pada waktu-waktu itu anda hanya melakukan pekerjaan yang baik-baik saja.

Padahal, pekerjaan yang baik-baik itu di Baitul Haram dilipatgandakan tanpa batas dan tanpa hilangan pahalanya, Dengan demikian berhaji dan berada di Baitul Haram memiliki keberkahan yang luas sekali, memanjang dari dunia hingga akhirat. Allah SWT menginginkan agar manusia mengikuti ajaran-Nya. Hampir tidak pernah manusia mendapat kesempatan baik mengikuti ajaran-Nya lebih daripada waktu menunaikan ibadah haji dan umrah

Belum mendengar panggilan adzan, mereka sudah pergi berlari-lari ke Masjidil Haram. Lalu duduk bertasbih, bertahmid, berdoa, shalat, thawaf dan membaca Alquran untuk menunggu waktu shalat tiba. Mereka merasa sayang meninggalkan waktu shalat berjamaah atau mengisi waktunya dengan sia-sia, apalagi bermaksiat kepada Allah SWT yang rasanya amat tidak mungkin.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula pertama dibangun untuk manusia (beribadah) ialah (Baitullah) di Makkah, yang diberi berkah dan (jadi) petunjuk untuk semesta alam.” (QS. Ali Imran: 96).

Itu semua merupakan bukti Allah SWT Maha Pemurah terhadap hambanya yang bersungguh sungguh mencari ridho dan ampunannya. Bisa dibayangkan, betapa luar biasanya keutamaan haji dan umrah.

Waktu yang Tepat Untuk Melaksanakan Umroh

Waktu yang Tepat Untuk Melaksanakan Umroh

Waktu yang Tepat Untuk Melaksanakan Umroh – Ibadah umroh merupakan ibadah yang hampir serupa dengan ibadah haji. Sebab, umroh hanya bisa dilakukan di Tanah Suci Mekkah. Umroh juga memiliki perbedaan yang sangat mendasar dengan ibadah haji.

Salah satunya bisa dilakukan kapan saja selama mampu dan siap secara material maupun mental. Sementara untuk ibadah jai, waktunya tidak ditentukan dan hanya bisa dilakukan setahun sekali.

Oleh karena itu, ibadah haji sangat ramai peminat dan panjang masa tunggunya mencapai waktu 15 tahun. Tentu banyak yang memilih umroh, terutama bagi mereka yang sangat rindu berkunjung ke Tanah Suci.

Tapi dari semua waktu yang tersedia, hanya ada waktu dan momen yang dianggap tepat untuk melaksanakan ibadah umroh. Waktu yang tepat untuk ibadah umroh sendiri ditentukan oleh beberapa faktor seperti kondisi cuaca dan musim di tanah suci.

Sebelum memutuskan kapan berangkat ke tanah suci, ada baiknya menempatkan jadwal terbaik untuk melaksanakan ibadah suci tersebut. Buat kamu yang bingung, yuk simak waktu yang tepat untuk menjalankan ibadah umroh!

Waktu Umroh Terbaik

  1. Awal Tahun

Beberapa orang memilih berumroh pada awal tahun karena memiliki harapan terbaik dalam memulai pergantian tahun. Hal-hal positif dan berbagai macam pendekatan yang diawali di awal tahun terasa menjadi hal terbaik.

Selain itu, awal tahun memiliki kondisi terbaik di mana udara tanah suci tidak begitu panas. Tentu akan membuat proses ibadah lebih nyaman dan sedikit berbeda.

  1. Akhir Tahun

Tidak hanya awal tahun, pada akhir tahun Masehi juga menjadi waktu yang tepat untuk memulai ibadah umroh. Pada waktu ini banyak jemaah yang menggunakan waktu kosongnya untuk liburan di luar negeri.

Wajar jika di waktu ini banyak harga tiket melonjak. Maka, ada baiknya untuk membeli tiket jauh-jauh hari sebelum harganya melambung tinggi. Sementara itu, bagi yang hobi traveling juga dapat mencoba wisata religi dengan mengunjungi tempat di Arab Saudi sekaligus kegiatan umroh.

  1. Bulan Ramadan

Waktu terbaik umrah adalah di bulan Ramadan. Menikmati ibadah puasa di tanah kelahiran Rasullulah SAW akan memberikan Anda pengalaman tak terlupakan. Suasana Ramadan akan lebih menyenangkan bila Anda berada di Tanah Suci untuk sekaligus menunaikan ibadah umrah. Tak hanya suasana umrah yang berbeda yang akan Anda dapatkan, namun juga beberapa keistimewaan.

Salah satu keistimewaan menjalankan ibadah umrah di bulan Ramadan adalah pahalanya yang sama dengan pahala ibadah haji. Rasulullah SAW bersabda, “Jika Ramadhan tiba, berumrohlah saat itu karena umroh Ramadhan senilai dengan haji.” (Hadits Riwayat

Bila tertarik berangkat umrah di Bulan Ramadan, ada baiknya Anda memesan travel dari jauh-jauh hari. Bulan Ramadan memang merupakan waktu terbaik umrah yang menjadi favorit banyak orang. Dengan memesan travel dari jauh-jauh hari, biaya akomodasi dan transportasi yang bisa meningkat berkali-kali lipat bisa diantisipasi.

  1. Menjelang Waktu Haji

Jelang waktu utama dari ibadah umat Islam, berhaji merupakan waktu yang jatuh sekitar bulan Syawal sampai ke bulan Dzulhijah. Pada bulan ini suasana tanah suci cukup sepi dan lengang sehingga banyak kesempatan untuk berdoa dan beribadah lebih khusyuk.

Tempat-tempat untuk melakukan mustajab seperti Hijr Ismail dan Makam Nabi Ibrahim juga bisa ditempati tanpa harus berdesak-desakan dengan banyak jamah lainnya.

  1. Sesudah Waktu Haji

Sesudah melewati bulan atau waktu berhaji, kota Makkah juga lebih tenang. Tidak banyak jemaah yang masih tinggal karena ibadah haji yang sudah selesai dan tempat yang sepi.

Di waktu ini juga Masjidil Haram lebih leluasa dijelajahi, dan kamu bebas berdoa di tempat dan waktu yang kamu inginkan.

Karena pengunjung dan jemaah yang sepi, kamu juga bisa leluasa mencium Hajar Aswad tanpa harus berdesak-desakan dengan banyak orang.

  1. Bulan Maret-Mei

Mengapa dengan bulan Maret sampai Mei? Sebelum itu, perlu diketahui bahwa Arab Saudi sendiri memiliki dua musim, yaitu musim panas dan dingin. Musim panas sendiri berlangsung pada bulan Maret-Agustus, sedangkan musim dingin terjadi pada bulan September-Februari.

Pada puncak musim panas, suhu di tanah suci Mekkah bisa mencapai 45 derajat, sedangkan pada musim dingin mampu menyentuh minus 3 derajat. Agar cuaca tidak terlalu panas atau dingin.

Untuk bulan Maret sampai Mei yang menginjak musim panas, banyak dari jemaah yang kurang meminati ibadah umroh karena teriknya panas matahari. Lakukan pada saat pagi atau sore, sehingga dengan khusyuk dapat menikmati ibadah umroh.

  1. Waktu Liburan Sekolah

Pada waktu liburan sekolah di Indonesia, banyak dari para jemaah yang merencanakan perjalanan bersama keluarga. Waktu liburan sekolah yang cukup panjang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan anak untuk berjalan-jalan.

Wisata religi juga sebagai momentum untuk mengingatkan anak tentang pentingnya nilai, norma dan pengetahuan yang diajarkan oleh agama Islam.

  1. Waktu Liburan Panjang/Cuti

Bagi pribadi yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT, rasanya waktu yang tidak bisa ditentukan kadang malah menyulitkan. Pekerja tentu memiliki jadwal pekerjaan sendiri dan tidak salah mencoba ibadah umroh di sela-sela cuti.

Cuti juga memiliki jenjang waktu yang cukup lama dan dapat dimanfaatkan sembari mengikuti kegiatan umroh yang khusyuk. Pribadi baru dengan nuansa khidmat akan membantu fokus kamu dalam kegiatan sehari-hari setelahnya.

Keutamaan Meninggal Saat Umroh&Haji

Keutamaan Meninggal Saat Umroh&Haji

Keutamaan Meninggal Saat Umroh&Haji – Sebagian jamaah haji ada yang berdoa agar ketika menjalani ibadah haji nanti, ia meninggal di tanah suci. Sebagian lagi ada yang mengangap bahwa meninggal di tanah suci bisa mendapatkan keutamaan mati syahid. Apakah diperbolehkan berdoa agar wafat di tanah suci Mekkah dan Madinah?

Jawabannya: Terdapat ulama yang berpendapat hukumnya sunnah berdoa meninggal di tempat yang mulia dan tanah suci Mekkah dan Madinah termasuk tanah mulia.

Salah satu dalilnya adalah perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mendapatkan keutamaan meninggal di Madinah yang merupakan tanah suci.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ يَمُوتُ بِهَا

“Barangsiapa yang ingin mati di Madinah, maka matilah disana. Sesungguhnya aku akan memberi syafa’at bagi orang yang mati disana”. [HR Ahmad & Tirmidzi]

Akan tetapi meninggal di sini bukanlah meninggal yang diusahakan sendiri misalnya sengaja membuat dirinya sakit di Madinah, sengaja kecelakaan di Madinah atau malah bunuh diri di tanah suci, akan tetapi kematian yang alami sesuai dengan takdir Allah. Hendaknya ia sabar hidup di kota Madinah dengan segala cobaannya.

At-Tibiy berkata,

أمر بالموت بها وليس ذلك من استطاعته ، بل هو إلى الله تعالى ، لكنه أمر بلزومها والإقامة بها بحيث لا يفارقها

“Perintah agar meninggal di madinah bukanlah dengan usahanya sendiri, tetapi kembali kepada Allah (sesuai dengan takdir Allah). Hendaknya ia tetap bertahan tinggal di Madinah dan berusaha tidak meninggalkannya.” [Tuhfatul Ahwadzi 10/286]

Hal ini selaras juga dengan penjelasan An-Nawawi, beliau berkata,

قال العلماء وفي هذه الأحاديث المذكورة في الباب مع ما سبق وما بعدها دلالات ظاهرة على فضل سكنى المدينة والصبر على شدائدها وضيق العيش فيها وأن هذا الفضل باق مستمر إلى يوم القيامة

“Para Ulama menjelaskan bahwa hadits yang disebutkan (tentang kota Madinah) pada bab sebelumnya menunjukkan dalil yang jelas tentang keutamaan tinggal di kota Madinah dan besabar atas ujian dan kesesuhan hidup di kota Madinah. Keutamaan ini berlaku terus-menerus sampai hari kiamat.”[Syarh Shahih Muslim 9/151]

An-Nawawi juga menjelaskan disunnahkannya berdoa agar diwafatkan di tanah suci. Beliau berkata,

يستحب طلب الموت في بلد شريف

“Disunnahkan meminta kematian di tanah yang mulia/suci.” [Al-Majmu’ 5/106]

Salah satu hikmah besar meninggal di tanah suci adalah banyak orang shalih yang akan mendoakannya dan berkahnya orang- orang shalih di tanah suci tersebut, baik yang sudah meninggal maupun masih hidup.

Al-Bahuti berkata,

” يستحب أيضا الدفن في ( ما كثر فيه الصالحون ) لتناله بركتهم ، ولذلك التمس عمر الدفن عند صاحبيه ، وسأل عائشة حتى أذنت له ” انتهى

“Disunnahkan agar dikuburkan pada tempat yang banyak orang shalihnya untuk mendapatkan keberkahan mereka. Oleh karena itu Umar bin Khattab meminta agar dikuburkan bersama dua sahabatnya, ia meminta kepada ‘Aisyah kemudian diizinkan.” [Kasyfu’ Qanna’ 2/142]

Keutamaan Meninggal Saat Umroh&Haji – Apakah akan mendapatkan keutamaan mati syahid? Untuk hal ini diperlukan dalil untuk menyatakan mereka yang meninggal di tanah suci (atau sedang melakukan ibadah haji) akan mati syahid. Dalam hal ini tidak ada dalil dan nash tegas yang menyatakan demikian. Dalil yang ada adalah mengenai keutamaan orang yang meninggal ketika sedang melakukan haji dan umrah, akan mendapatkan pahalanya sampai hari kiamat. Perhatikan hadits berikut:

من خرج حاجا فمات كتب له أجر الحاج إلى يوم القيامة ومن خرج معتمرا فمات كتب له أجر المعتمر إلى يوم القيامة ومن خرج غازيا فمات كتب له أجر الغازي إلى يوم القيامة

Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, maka dituliskan untuknya pahala haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar untuk umrah lalu meninggal dunia, maka ditulis untuknya pahala umrah hingga hari kiamat. Dan barangsiapa keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari kiamat.” [HR Abu Ya’la. lihat Shahih At Targhib 1114]

Apabila jamaah haji meninggal di kota Madinah, ia akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perhatikan hadits berikut:

لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا

“Tidaklah seseorang sabar terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika dia seorang muslim” [HR Muslim]

Maka dari itu segeralah menunaikan ibadah haji atau umroh jika sudah diberikan kemampuan harta dan jiwa.

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji 

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji 

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji – Nabi Muhammad umroh di sepanjang hayatnya sebanyak empat kali. Peristiwa ini diabadikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin malik.

“Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berumroh empat kali, semuanya dilakukan di bulan Dzulqa’dah kecuali umroh yang dilakukan bersamaan dengan haji; yaitu umroh dari Hudaibiyah atau saat peristiwa Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah, umrah pengganti di tahun selanjutnya bulan Dzulqa’dah, dan umrah dari Ji’ranah bersamaan di antara waktu pembagian Ghanimah (harta rampasan perang) pada perang Hunain di bulan Dzulqa’dah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Tiga kali umrohnya Rasulullah dilakukan sebelum beliau berhaji dan satu kali bersamaan dengan pelaksanaan Haji secara Qiran. Ini sekaligus membantah pernyataan yang menyatakan bahwa tidak diperbolehkan umroh sebelum berhaji. Hadits di atas mengingat Rasulullah dan para sahabat pun melakukannya.

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji  – Merujuk  pada kitab Zadul Ma’ad, Ibnu Qayim menerangkan bahwa peristiwa umroh pertama dilakukan oleh Rasulullah pada bulan Dzulqa’dah tahun 6 hijriyah. Saat itu Rasulullah bermimpi dapat memasuki Kota Makkah dalam keadaan rambutnya digundul habis dan sebagian sahabat ada pula yang memendekkannya.

Mimpi ini diabadikan dalam Alquran surat al-Fath ayat ke 27, perjalanan umroh perdana ini belum dapat berjalan sesuai rencana. Rasulullah dihadang pasukan kafir Quraisy di perbatasan Kota Makkah, tepatnya di daerah Hudaibiyah. Beliau bersama ummat Islam harus rela membatalkan niatannya beribadah umroh dengan menyembelih unta.

Di tahun selanjutnya, masih sama di bulan Dzulqa’dah Rasulullah kembali mengulang perjalanan umroh yang sama. Bedanya di perjalanan kali ini Rasulullah dapat menyelesaikan umroh dengan sempurna tanpa hambatan berarti.

Perjalanan umroh ketiga dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabat di tahun ke-8 hijriyah tepatnya setelah beliau selesai memenangkan perang Hunain. Hunain adalah sebuah lembah yang terletak sekitar 40 kilometer sisi Timur Kota Makkah, disana ummat Islam berperang melawan kabilah Hawazin dan Tsaqif dari Kota Thaif.

Peperangan pun dimenangkan ummat Islam. Setelah berperang Rasulullah membagi ghanimah (harta rampasan perang) di Ji’ranah perbatasan Kota Makkah. Di sela waktu pembagian ghanimah ini Rasulullah mengajak ummat Islam untuk mewujudkan rasa syukurnya dengan beribadah umroh.

Pada tahun ke-9 hijriyah Rasulullah kembali melakukan perjalanan ke Kota Makkah, namun yang membedakan perjalanan kali ini dengan sebelumnya adalah Makkah telah dikuasai oleh ummat Islam (telah dilakukan Fathu Makkah pada tahun 8 hijriyah) dan Rasulullah tidak sebatas berniat menjalankan umroh, melainkan beliau menjalankan haji secara Qiran .

Haji Qiran adalah menggabungkan antara pelaksanaan ibadah haji dan umroh secara bersamaan. Walaupun praktik pelaksanaannya mirip dengan Haji Ifrad namun di sini Rasulullah juga mendapatkan pahala umrah. Maka dapat dikatakan ini sebagai perjalanan umrah keempat sekaligus sebagai penutup bagi beliau.

Inilah Tata Cara Umroh

Inilah Tata Cara Umroh

Inilah Tata Cara Umroh – Umroh merupakan salah satu kegiatan ibadah bagi umat Islam. Ibadah ini sering juga disebut dengan haji kecil. Di saat menunggu antrean ibadah haji yang lama karena sistem kuota yang diberlakukan, umroh pun menjadi alternatif.

Perbedaan antara umroh dan haji sendiri terletak pada waktu dan tempat pelaksanaannya. Jika ibadah haji hanya dapat dilakukan antara tanggal 1 Syawal hingga 13 Zulhijah, maka umroh dapat dilaksanakan sewaktu-waktu kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.

Inti dari proses ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah selepas matahari tergelincir sampai Magrib. Sedangkan tata cara umroh intinya hanya melakukan thawaf dan sai. Keduanya didahului dengan memakai pakaian ihram di miqat (tempat) yang telah ditentukan dan diakhiri dengan tahallul (bercukur).

Inilah Tata Cara Umroh – Sebelum berniat untuk pergi umroh, sudah seharusnya mengetahui lebih dulu tata cara umroh dan bacaannya sesuai sunnah. Hal itu karena pada intinya umroh merupakan ibadah kepada Allah, maka harus dilakukan dengan benar.

Tata cara umroh dimulai dengan membaca niat dan memakai pakaian ihram dari miqat-miqat yang telah ditentukan. Miqat adalah garis start/mulai seorang jamaah yang hendak melakukan ibadah umroh.

Dengan kata lain miqat adalah tempat berihram (niat umroh) dan masuknya seseorang ke dalam pelaksanaan umroh yang akan dilakukan.

  1. Dari bandara menuju miqat Masjid Dzulhulaifah atau lebih dikenal Abyar ‘Ali.

– Miqat ini terletak di Madinah, di sini para jamaah melakukan persiapan sebelum ihram, mulai dari mandi, mengenakan pakaian ihram, berwudhu dan mengerjakan sholat sunnah ihram 2 rakaat.

– Setelah itu niat mengerjakan ibadah umroh dengan membaca bacaan niat umroh.

“Labbaikallahumma ‘umratan”

Yang artinya “Aku sambut panggilanMu ya Allah untuk menjalankan umroh”.

  1. Setelah mengenakan pakaian ihram, seorang jamaah umroh dilarang untuk melakukan hal-hal yang sudah ditentukan syariat.

Bagi pria, dilarang:

  • memakai pakaian biasa
  • memakai alas kaki yang menutupi mata kaki
  • menutup kepala dengan peci, topi, dan sebagainya

Bagi wanita, dilarang:

  • memakai kaos tangan
  • menutup mukaBagi pria dan wanita, dilarang:
  • memakai wangi-wangian
  • memotong kuku, mencukur atau mencabut rambut/bulu
  • memburu atau mematikan binatang apa pun
  • menikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi
  • bermesraan atau berhubungan intim
  • mencaci, bertengkar atau mengeluarkan kata-kata kotor
  • memotong tanaman di sekitar Mekah
  1. Menuju Masjidil Haram di Mekah.

– Dalam perjalanan, memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu diucapkan Rasulullah SAW ketika umroh dan haji.

“Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak”

Artinya:”Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”

– Akhir waktu membaca talbiyah untuk umroh adalah saat akan memulai thawaf.

  1. Melakukan thawaf.

– Sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu. Jamaah boleh masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi dianjurkan mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.

– Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa “Bismillah Wash Sholatu Was Salamu ‘Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika”

Artinya: “Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

– Setelah itu turun dan terus menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah mulai thawaf dari garis lurus (area dekat Hajar Aswad) antara pintu Kabah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.

Di sini jamaah diberi pilihan antara lain:

– Taqbil yaitu mencium Hajar Aswad

– Istilam dan Taqbil yaitu mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad

– Istilam yaitu mengusap Hajar Aswad dengan tangan atau sesuatu benda yang kita pegang, kemudian benda tersebut dicium

– Melambaikan tangan atau benda yang kita pegang 3 kali, tidak dicium tapi mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)

– Salah satu pilihan ritual ini dilakukan setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada putaran satu sampai tujuh. Jika tidak mampu mencium Hajar Aswad dan Rukun Yamani karena alasan keamanan akibat banyaknya jamaah yang umroh, maka bisa memilih istilam dengan tangan atau benda, atau hanya melambaikan tangan atau benda yang kita pegang.

– Pada putaran 1-3 jamaah pria dianjurkan untuk lari-lari kecil. Sedangkan pada putaran 4-7 dengan jalan biasa. Sementara untuk tata cara umroh wanita tidak ada lari-lari kecil saat melakukan thawaf.

– Sepanjang thawaf, membaca doa saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa saat thawaf yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW adalah doa sapu jagad, yaitu:”Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina ‘Adzabanar”

Artinya:”Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”

Agen Travel Umroh Surabaya terpercaya dengan pembimbing terbaik, menjadikan perjalanan ibadah Anda lebih bermakna.

Nomor Izin U.491 Tahun 2021

Email
admin@nhumroh.com

Follow Kami :

Lokasi

Head Office :
Perum IKIP Gunung Anyar B48, Surabaya

Copyright © 2024 PT Nur Hamdalah Prima Wisata