Paket
Fasilitas
Galeri
Chat me
Keutamaan Umroh

Keutamaan Umroh

Keutamaan Umroh – Ibadah lain yang sering disandingkan dengan haji adalah ibadah umroh. Sebab, ada waktu-waktu selain bulan Dzulhijjah yang bisa digunakan untuk beribadah dengan khusyuk di rumah Allah. Selain diganjar pahala, umroh juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengingkatkan keimanan.

Umroh adalah ziarah ke Baitullah dengan thawaf atau mengelilingi ka’bah 7 kali, sa’i atau berlari-lari kecil di antara bukit Shafa dan Marwah, dan diakhiri dengan mencukur gundul ataupun memendekkan rambut di kepala.

Umroh juga sering disebut sebagai haji kecil. Tapi, haji yang sebenarnya memiliki syarat tertentu seperti pelaksaannya harus di waktu tertentu. Biaya umroh pun lebih sedikit bila dibandingkan haji, karena biasanya mulai dari 18 juta-an.

Karena termasuk dalam ibadah, salah satu manfaatnya juga ditemukan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh Tribakti Jurnal Pemikiran Keislaman. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan melaksanakan umrah, telah berdampak positif pada perilaku seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

Berkaitan dengan hukum Umroh, ada beberapa ula yang berbeda pendapat. Ada ulama yang mengatakan bahwa hukum umroh adalah sunnah. Ulama yang berpendapat sunnah seperti Imam abu Hanifah, Imam Malik, riwayat dari Ibnu Mas’ud, dan pendapat yang dipilih Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Ada juga yang hukumi wajib pada ibadah umroh. Pendapat ini dianggap paling kuat hukum ibadahnya karena berdasarkan dalil-dalil dalam Alquran dan hadis. Salah satu ayat yang menguatkan hukum adalah wajib ialah: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umroh karena Allah.” (QS Al-Baqarah: 196).

Baca Juga : Tempat Bersejarah yang Dapat Dikunjungi Saat Haji dan Umrah

Dalam ayat ini, umroh disandingkan dengan ibadah haji. Ini yang menjadi rujukan sahabat Umar, Ibnu Abbas, Zaid bin Tsabit RA dan juga para imam seperti Imam Syafi’i, dan Imam Malik dalam menetapkan hukumnya. Selain itu, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berumroh hingga 4 kali semasa hidupnya.

Imam Ibnu Katsir menerangkan: “Diriwayatkan secara shahih bahwa Nabi melakukan umroh sebanyak empat kali, dan semuanya beliau kerjakan pada bulan Dzulqo’dah, yaitu Umroh Hudaibiyyah pada tahun ke 6 H, Umratul Qadha’ pada tahun ke 7 H, Umroh Ji’ranah pada tahun ke 8 H, dan umroh terakhir saat Haji Wada’ di tahun ke 10 H.”

 

Ada beberapa keutamaan umroh bagi orang-orang yang melaksanakannya, seperti:

  1. Menghapuskan Dosa. Keutamaan umroh yang utama ini disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam satu hadist. Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Antara umroh yang satu dan umroh lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
  2. Menghilangkan Kefakiran. Keutamaan kedua juga merupakan ibadah yang disebut Rasulullah SAW dapat menghilangkan kefakiran dan menghapuskan dosa-dosa. Dari Abdullah, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ikutkanlah umroh kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR An Nasai, Tirmidzi, Ahmad).
  3. Disetarakan dengan Berjihad bagi Perempuan. Keutamaan yang ketiga ini khusus perempuan. Perjuangan jamaah perempuan saat umroh disetarakan oleh Rasulullah SAW dengan berjihad. Hal ini diungkapkan olehnya kepada Aisyah. “Aisyah berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah perempuan juga wajib berjihad?’. Rasulullah SAW menjawab: ‘Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh’.” (HR Ibnu Majah).

 

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh – Sebagaimana yang telah disebutkan dalam rukun Islam, salah satu kewajiban umat muslim yakni menunaikan haji apabila mampu. Namun kita tahu, bahwa untuk menjalankan ibadah haji memerlukan waktu antrian yang cukup lama dikarenakan keterbatasan kuota. Salah satu alternatif pilihan bagi umat muslim yang ingin segera mengunjungi tanah suci tanpa harus menunggu terlalu lama antrean keberangkatan yaitu dengan Ibadah Umroh. Syarat dan rukun ibadah umroh pun tak banyak berbeda dari ibadah haji.

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh – Walaupun ibadah umroh tergolong ibadah sunnah, namun ibadah umroh juga memiliki banyak faedah atau keistimewaan yang tak kalah istimewanya dengan haji bagi yang mengerjakannya. Berikut keistimewaan Ibadah Umroh yang perlu Sobat ketahui :

  1. Jihad kaum wanita

Keistimewaan Keberkahan Ibadah Umroh – Umrah merupakan jihad bagi kaum wanita dan juga buat orang yang lemah. Salah satu ibadah yang pahalanya sangat besar disisi Allah SWT yaitu dengan jihad. Bahkan Allah menjanjikan surga bagi siapapun yang melakukan jihad fi sabilillah. Apabila seorang laki-laki berjihad dengan cara ikut berperang membela agama Islam di jalan Allah, lalu bagaimana dengan kaum wanita yang fisiknya cenderung lemah? Tak perlu khawatir. Karena untuk kaum wanita umumnya serta mereka yang lemah fisiknya masih bisa memperoleh fadillah pahala berjihad dengan cara melaksanakan ibadah Umrah yang tidak terkait oleh waktu tersebut.

  1. Doa yang dikabulkan

Doa jamaah umroh yang akan dikabulkan di tanah suci. Setiap orang yang menjalankan umroh ke tanah suci Mekkah, lalu ia berdoa dengan khusyu’, insyallah doanya akan diijabah atau dikabulkan oleh Allah SWT. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa ibadah umroh dan juga ibadah haji dikatakan istimewa karena tamu-tamu Allah SAW atau orang yang berkunjung dan datang ke Tanah Suci dengan niat beribadah kepada Allah SWT guna mengerjakan ibadah tersebut dan menjadi tamu dari Allah SWT. Para jamaah umroh dan juga haji merupakan tamu undangan dari Allah SWT sehingga apa yang tamu minta akan dikabulkan oleh-Nya. Hal ini merupakan hal yang paling sangat amat istimewa dari Ibadah umroh dan juga ibadah haji.

  1. Memperlancar rejeki dan keberkahan

Ibadah Umrah dapat memperlancar rejeki dan juga keberkahan. Apabila ibadah umroh dijalankan dengan khusyu’ dan ikhlas, maka ibadah tersebut bisa bernilai pahala dan menjadi ibadah yang mabrur. Dalam artian diterima oleh Allah SWT. Jika kita perhatikan tetangga atau sanak saudara kita yang pernah mengunjungi Baitullah atau Ka’bah untuk melaksanakan ibadah umroh maupun haji maka akan terlihat kehidupannya yang lama kelamaan akan menjadi semakin baik, rezekinya akan terus mengalir secara terus menerus dan kehidupan keluarganya akan menjadi lebih berkah, inilah salah satu fadillah ibadah tersebut. Seluruh biaya maupun pengorbanan yang telah dilakukan untuk berangkat mengunjungi Baitullah dan menjadi tamu Allah SWT akan digantikan oleh Allah SWT secara berlipat lipat ganda. Untuk itu, jangan pernah merasa takut akan biaya yang dikeluarkan untuk menjadi tamu Allah SWT di tanah suci sebab itu merupakan ibadah dan jika dilaksanakan secara ikhlas dan mengharapkan ridho dari Allah SWT insyallah berkah dan akan digantikan oleh Allah SWT seluruh biaya akomodasi yang telah dikeluarkan.

  1. Pahala shalat di Masjid Quba

Pahala satu kali umroh dengan shalat di Masjid Quba. Apabila jamaah umroh menyempatkan waktu untuk mengunjungi masjid Quba dan melaksanakan solat sebanyak 2 rakaat, maka baginya pahala setara dengan pahala umroh. Hal ini dijelaskan dalam salah satu hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif RA, ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

” Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia salat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala Umrah” . (HR. Tirmizi no. 298, Ibnu Majah no. 1401)

Dimana letak masjid Quba? Jika sobat belum mengetahui dimana letak Masjid Quba tersebut, Masjid Quba terletak di luar kota Madinah.  Dengan sekarang sobat mengetahui bahwa salat di Masjid Quba memiliki pahala yang besar, maka dari itu jangan lupa untuk beribadah di Masjid Quba,

  1. Pahala sholat beribu kali lipat

Memperoleh pahala sholat hingga 1000-100.000 ribu kali lipat. Jika sholat fardhu atau sunnah sendirian biasanya kita memperoleh pahala 1x lipat dan saat kita berjamaah mendapatkan 7x lipat. Berbeda dengan sholat di tanah suci saat beribadah umoh maupun haji, yaitu pahalanya dilipat gandakan. Pahala sholat di Masjid Nabawi bisa bernilai 1000x lipat.Sedangkan di Masjidil Haram 100.000x lipat.

Keberkahan lainnya juga dalam menunaikan ibadah umroh. Anda merasa terkendali dari berbagai perbuatan dosa. Kalau anda bisa melindungi diri dari perbuatan dosa dan durhaka kepada Allah meskipun hanya beberapa saat, itu namanya suatu keberkahan.

Dalam menunaikan ibadah haji dan umrah, Allah SWT berkenan memberikan keberkahan kepada anda dalam berbagai waktu. Sehingga pada waktu-waktu itu anda hanya melakukan pekerjaan yang baik-baik saja.

Padahal, pekerjaan yang baik-baik itu di Baitul Haram dilipatgandakan tanpa batas dan tanpa hilangan pahalanya, Dengan demikian berhaji dan berada di Baitul Haram memiliki keberkahan yang luas sekali, memanjang dari dunia hingga akhirat. Allah SWT menginginkan agar manusia mengikuti ajaran-Nya. Hampir tidak pernah manusia mendapat kesempatan baik mengikuti ajaran-Nya lebih daripada waktu menunaikan ibadah haji dan umrah

Belum mendengar panggilan adzan, mereka sudah pergi berlari-lari ke Masjidil Haram. Lalu duduk bertasbih, bertahmid, berdoa, shalat, thawaf dan membaca Alquran untuk menunggu waktu shalat tiba. Mereka merasa sayang meninggalkan waktu shalat berjamaah atau mengisi waktunya dengan sia-sia, apalagi bermaksiat kepada Allah SWT yang rasanya amat tidak mungkin.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula pertama dibangun untuk manusia (beribadah) ialah (Baitullah) di Makkah, yang diberi berkah dan (jadi) petunjuk untuk semesta alam.” (QS. Ali Imran: 96).

Itu semua merupakan bukti Allah SWT Maha Pemurah terhadap hambanya yang bersungguh sungguh mencari ridho dan ampunannya. Bisa dibayangkan, betapa luar biasanya keutamaan haji dan umrah.

Waktu yang Tepat Untuk Melaksanakan Umroh

Waktu yang Tepat Untuk Melaksanakan Umroh

Waktu yang Tepat Untuk Melaksanakan Umroh – Ibadah umroh merupakan ibadah yang hampir serupa dengan ibadah haji. Sebab, umroh hanya bisa dilakukan di Tanah Suci Mekkah. Umroh juga memiliki perbedaan yang sangat mendasar dengan ibadah haji.

Salah satunya bisa dilakukan kapan saja selama mampu dan siap secara material maupun mental. Sementara untuk ibadah jai, waktunya tidak ditentukan dan hanya bisa dilakukan setahun sekali.

Oleh karena itu, ibadah haji sangat ramai peminat dan panjang masa tunggunya mencapai waktu 15 tahun. Tentu banyak yang memilih umroh, terutama bagi mereka yang sangat rindu berkunjung ke Tanah Suci.

Tapi dari semua waktu yang tersedia, hanya ada waktu dan momen yang dianggap tepat untuk melaksanakan ibadah umroh. Waktu yang tepat untuk ibadah umroh sendiri ditentukan oleh beberapa faktor seperti kondisi cuaca dan musim di tanah suci.

Sebelum memutuskan kapan berangkat ke tanah suci, ada baiknya menempatkan jadwal terbaik untuk melaksanakan ibadah suci tersebut. Buat kamu yang bingung, yuk simak waktu yang tepat untuk menjalankan ibadah umroh!

Waktu Umroh Terbaik

  1. Awal Tahun

Beberapa orang memilih berumroh pada awal tahun karena memiliki harapan terbaik dalam memulai pergantian tahun. Hal-hal positif dan berbagai macam pendekatan yang diawali di awal tahun terasa menjadi hal terbaik.

Selain itu, awal tahun memiliki kondisi terbaik di mana udara tanah suci tidak begitu panas. Tentu akan membuat proses ibadah lebih nyaman dan sedikit berbeda.

  1. Akhir Tahun

Tidak hanya awal tahun, pada akhir tahun Masehi juga menjadi waktu yang tepat untuk memulai ibadah umroh. Pada waktu ini banyak jemaah yang menggunakan waktu kosongnya untuk liburan di luar negeri.

Wajar jika di waktu ini banyak harga tiket melonjak. Maka, ada baiknya untuk membeli tiket jauh-jauh hari sebelum harganya melambung tinggi. Sementara itu, bagi yang hobi traveling juga dapat mencoba wisata religi dengan mengunjungi tempat di Arab Saudi sekaligus kegiatan umroh.

  1. Bulan Ramadan

Waktu terbaik umrah adalah di bulan Ramadan. Menikmati ibadah puasa di tanah kelahiran Rasullulah SAW akan memberikan Anda pengalaman tak terlupakan. Suasana Ramadan akan lebih menyenangkan bila Anda berada di Tanah Suci untuk sekaligus menunaikan ibadah umrah. Tak hanya suasana umrah yang berbeda yang akan Anda dapatkan, namun juga beberapa keistimewaan.

Salah satu keistimewaan menjalankan ibadah umrah di bulan Ramadan adalah pahalanya yang sama dengan pahala ibadah haji. Rasulullah SAW bersabda, “Jika Ramadhan tiba, berumrohlah saat itu karena umroh Ramadhan senilai dengan haji.” (Hadits Riwayat

Bila tertarik berangkat umrah di Bulan Ramadan, ada baiknya Anda memesan travel dari jauh-jauh hari. Bulan Ramadan memang merupakan waktu terbaik umrah yang menjadi favorit banyak orang. Dengan memesan travel dari jauh-jauh hari, biaya akomodasi dan transportasi yang bisa meningkat berkali-kali lipat bisa diantisipasi.

  1. Menjelang Waktu Haji

Jelang waktu utama dari ibadah umat Islam, berhaji merupakan waktu yang jatuh sekitar bulan Syawal sampai ke bulan Dzulhijah. Pada bulan ini suasana tanah suci cukup sepi dan lengang sehingga banyak kesempatan untuk berdoa dan beribadah lebih khusyuk.

Tempat-tempat untuk melakukan mustajab seperti Hijr Ismail dan Makam Nabi Ibrahim juga bisa ditempati tanpa harus berdesak-desakan dengan banyak jamah lainnya.

  1. Sesudah Waktu Haji

Sesudah melewati bulan atau waktu berhaji, kota Makkah juga lebih tenang. Tidak banyak jemaah yang masih tinggal karena ibadah haji yang sudah selesai dan tempat yang sepi.

Di waktu ini juga Masjidil Haram lebih leluasa dijelajahi, dan kamu bebas berdoa di tempat dan waktu yang kamu inginkan.

Karena pengunjung dan jemaah yang sepi, kamu juga bisa leluasa mencium Hajar Aswad tanpa harus berdesak-desakan dengan banyak orang.

  1. Bulan Maret-Mei

Mengapa dengan bulan Maret sampai Mei? Sebelum itu, perlu diketahui bahwa Arab Saudi sendiri memiliki dua musim, yaitu musim panas dan dingin. Musim panas sendiri berlangsung pada bulan Maret-Agustus, sedangkan musim dingin terjadi pada bulan September-Februari.

Pada puncak musim panas, suhu di tanah suci Mekkah bisa mencapai 45 derajat, sedangkan pada musim dingin mampu menyentuh minus 3 derajat. Agar cuaca tidak terlalu panas atau dingin.

Untuk bulan Maret sampai Mei yang menginjak musim panas, banyak dari jemaah yang kurang meminati ibadah umroh karena teriknya panas matahari. Lakukan pada saat pagi atau sore, sehingga dengan khusyuk dapat menikmati ibadah umroh.

  1. Waktu Liburan Sekolah

Pada waktu liburan sekolah di Indonesia, banyak dari para jemaah yang merencanakan perjalanan bersama keluarga. Waktu liburan sekolah yang cukup panjang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan anak untuk berjalan-jalan.

Wisata religi juga sebagai momentum untuk mengingatkan anak tentang pentingnya nilai, norma dan pengetahuan yang diajarkan oleh agama Islam.

  1. Waktu Liburan Panjang/Cuti

Bagi pribadi yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT, rasanya waktu yang tidak bisa ditentukan kadang malah menyulitkan. Pekerja tentu memiliki jadwal pekerjaan sendiri dan tidak salah mencoba ibadah umroh di sela-sela cuti.

Cuti juga memiliki jenjang waktu yang cukup lama dan dapat dimanfaatkan sembari mengikuti kegiatan umroh yang khusyuk. Pribadi baru dengan nuansa khidmat akan membantu fokus kamu dalam kegiatan sehari-hari setelahnya.

Keutamaan Meninggal Saat Umroh&Haji

Keutamaan Meninggal Saat Umroh&Haji

Keutamaan Meninggal Saat Umroh&Haji – Sebagian jamaah haji ada yang berdoa agar ketika menjalani ibadah haji nanti, ia meninggal di tanah suci. Sebagian lagi ada yang mengangap bahwa meninggal di tanah suci bisa mendapatkan keutamaan mati syahid. Apakah diperbolehkan berdoa agar wafat di tanah suci Mekkah dan Madinah?

Jawabannya: Terdapat ulama yang berpendapat hukumnya sunnah berdoa meninggal di tempat yang mulia dan tanah suci Mekkah dan Madinah termasuk tanah mulia.

Salah satu dalilnya adalah perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mendapatkan keutamaan meninggal di Madinah yang merupakan tanah suci.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ يَمُوتُ بِهَا

“Barangsiapa yang ingin mati di Madinah, maka matilah disana. Sesungguhnya aku akan memberi syafa’at bagi orang yang mati disana”. [HR Ahmad & Tirmidzi]

Akan tetapi meninggal di sini bukanlah meninggal yang diusahakan sendiri misalnya sengaja membuat dirinya sakit di Madinah, sengaja kecelakaan di Madinah atau malah bunuh diri di tanah suci, akan tetapi kematian yang alami sesuai dengan takdir Allah. Hendaknya ia sabar hidup di kota Madinah dengan segala cobaannya.

At-Tibiy berkata,

أمر بالموت بها وليس ذلك من استطاعته ، بل هو إلى الله تعالى ، لكنه أمر بلزومها والإقامة بها بحيث لا يفارقها

“Perintah agar meninggal di madinah bukanlah dengan usahanya sendiri, tetapi kembali kepada Allah (sesuai dengan takdir Allah). Hendaknya ia tetap bertahan tinggal di Madinah dan berusaha tidak meninggalkannya.” [Tuhfatul Ahwadzi 10/286]

Hal ini selaras juga dengan penjelasan An-Nawawi, beliau berkata,

قال العلماء وفي هذه الأحاديث المذكورة في الباب مع ما سبق وما بعدها دلالات ظاهرة على فضل سكنى المدينة والصبر على شدائدها وضيق العيش فيها وأن هذا الفضل باق مستمر إلى يوم القيامة

“Para Ulama menjelaskan bahwa hadits yang disebutkan (tentang kota Madinah) pada bab sebelumnya menunjukkan dalil yang jelas tentang keutamaan tinggal di kota Madinah dan besabar atas ujian dan kesesuhan hidup di kota Madinah. Keutamaan ini berlaku terus-menerus sampai hari kiamat.”[Syarh Shahih Muslim 9/151]

An-Nawawi juga menjelaskan disunnahkannya berdoa agar diwafatkan di tanah suci. Beliau berkata,

يستحب طلب الموت في بلد شريف

“Disunnahkan meminta kematian di tanah yang mulia/suci.” [Al-Majmu’ 5/106]

Salah satu hikmah besar meninggal di tanah suci adalah banyak orang shalih yang akan mendoakannya dan berkahnya orang- orang shalih di tanah suci tersebut, baik yang sudah meninggal maupun masih hidup.

Al-Bahuti berkata,

” يستحب أيضا الدفن في ( ما كثر فيه الصالحون ) لتناله بركتهم ، ولذلك التمس عمر الدفن عند صاحبيه ، وسأل عائشة حتى أذنت له ” انتهى

“Disunnahkan agar dikuburkan pada tempat yang banyak orang shalihnya untuk mendapatkan keberkahan mereka. Oleh karena itu Umar bin Khattab meminta agar dikuburkan bersama dua sahabatnya, ia meminta kepada ‘Aisyah kemudian diizinkan.” [Kasyfu’ Qanna’ 2/142]

Keutamaan Meninggal Saat Umroh&Haji – Apakah akan mendapatkan keutamaan mati syahid? Untuk hal ini diperlukan dalil untuk menyatakan mereka yang meninggal di tanah suci (atau sedang melakukan ibadah haji) akan mati syahid. Dalam hal ini tidak ada dalil dan nash tegas yang menyatakan demikian. Dalil yang ada adalah mengenai keutamaan orang yang meninggal ketika sedang melakukan haji dan umrah, akan mendapatkan pahalanya sampai hari kiamat. Perhatikan hadits berikut:

من خرج حاجا فمات كتب له أجر الحاج إلى يوم القيامة ومن خرج معتمرا فمات كتب له أجر المعتمر إلى يوم القيامة ومن خرج غازيا فمات كتب له أجر الغازي إلى يوم القيامة

Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, maka dituliskan untuknya pahala haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar untuk umrah lalu meninggal dunia, maka ditulis untuknya pahala umrah hingga hari kiamat. Dan barangsiapa keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari kiamat.” [HR Abu Ya’la. lihat Shahih At Targhib 1114]

Apabila jamaah haji meninggal di kota Madinah, ia akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perhatikan hadits berikut:

لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا

“Tidaklah seseorang sabar terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika dia seorang muslim” [HR Muslim]

Maka dari itu segeralah menunaikan ibadah haji atau umroh jika sudah diberikan kemampuan harta dan jiwa.

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji 

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji 

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji – Nabi Muhammad umroh di sepanjang hayatnya sebanyak empat kali. Peristiwa ini diabadikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin malik.

“Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berumroh empat kali, semuanya dilakukan di bulan Dzulqa’dah kecuali umroh yang dilakukan bersamaan dengan haji; yaitu umroh dari Hudaibiyah atau saat peristiwa Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah, umrah pengganti di tahun selanjutnya bulan Dzulqa’dah, dan umrah dari Ji’ranah bersamaan di antara waktu pembagian Ghanimah (harta rampasan perang) pada perang Hunain di bulan Dzulqa’dah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Tiga kali umrohnya Rasulullah dilakukan sebelum beliau berhaji dan satu kali bersamaan dengan pelaksanaan Haji secara Qiran. Ini sekaligus membantah pernyataan yang menyatakan bahwa tidak diperbolehkan umroh sebelum berhaji. Hadits di atas mengingat Rasulullah dan para sahabat pun melakukannya.

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji  – Merujuk  pada kitab Zadul Ma’ad, Ibnu Qayim menerangkan bahwa peristiwa umroh pertama dilakukan oleh Rasulullah pada bulan Dzulqa’dah tahun 6 hijriyah. Saat itu Rasulullah bermimpi dapat memasuki Kota Makkah dalam keadaan rambutnya digundul habis dan sebagian sahabat ada pula yang memendekkannya.

Mimpi ini diabadikan dalam Alquran surat al-Fath ayat ke 27, perjalanan umroh perdana ini belum dapat berjalan sesuai rencana. Rasulullah dihadang pasukan kafir Quraisy di perbatasan Kota Makkah, tepatnya di daerah Hudaibiyah. Beliau bersama ummat Islam harus rela membatalkan niatannya beribadah umroh dengan menyembelih unta.

Di tahun selanjutnya, masih sama di bulan Dzulqa’dah Rasulullah kembali mengulang perjalanan umroh yang sama. Bedanya di perjalanan kali ini Rasulullah dapat menyelesaikan umroh dengan sempurna tanpa hambatan berarti.

Perjalanan umroh ketiga dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabat di tahun ke-8 hijriyah tepatnya setelah beliau selesai memenangkan perang Hunain. Hunain adalah sebuah lembah yang terletak sekitar 40 kilometer sisi Timur Kota Makkah, disana ummat Islam berperang melawan kabilah Hawazin dan Tsaqif dari Kota Thaif.

Peperangan pun dimenangkan ummat Islam. Setelah berperang Rasulullah membagi ghanimah (harta rampasan perang) di Ji’ranah perbatasan Kota Makkah. Di sela waktu pembagian ghanimah ini Rasulullah mengajak ummat Islam untuk mewujudkan rasa syukurnya dengan beribadah umroh.

Pada tahun ke-9 hijriyah Rasulullah kembali melakukan perjalanan ke Kota Makkah, namun yang membedakan perjalanan kali ini dengan sebelumnya adalah Makkah telah dikuasai oleh ummat Islam (telah dilakukan Fathu Makkah pada tahun 8 hijriyah) dan Rasulullah tidak sebatas berniat menjalankan umroh, melainkan beliau menjalankan haji secara Qiran .

Haji Qiran adalah menggabungkan antara pelaksanaan ibadah haji dan umroh secara bersamaan. Walaupun praktik pelaksanaannya mirip dengan Haji Ifrad namun di sini Rasulullah juga mendapatkan pahala umrah. Maka dapat dikatakan ini sebagai perjalanan umrah keempat sekaligus sebagai penutup bagi beliau.

Inilah Tata Cara Umroh

Inilah Tata Cara Umroh

Inilah Tata Cara Umroh – Umroh merupakan salah satu kegiatan ibadah bagi umat Islam. Ibadah ini sering juga disebut dengan haji kecil. Di saat menunggu antrean ibadah haji yang lama karena sistem kuota yang diberlakukan, umroh pun menjadi alternatif.

Perbedaan antara umroh dan haji sendiri terletak pada waktu dan tempat pelaksanaannya. Jika ibadah haji hanya dapat dilakukan antara tanggal 1 Syawal hingga 13 Zulhijah, maka umroh dapat dilaksanakan sewaktu-waktu kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.

Inti dari proses ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah selepas matahari tergelincir sampai Magrib. Sedangkan tata cara umroh intinya hanya melakukan thawaf dan sai. Keduanya didahului dengan memakai pakaian ihram di miqat (tempat) yang telah ditentukan dan diakhiri dengan tahallul (bercukur).

Inilah Tata Cara Umroh – Sebelum berniat untuk pergi umroh, sudah seharusnya mengetahui lebih dulu tata cara umroh dan bacaannya sesuai sunnah. Hal itu karena pada intinya umroh merupakan ibadah kepada Allah, maka harus dilakukan dengan benar.

Tata cara umroh dimulai dengan membaca niat dan memakai pakaian ihram dari miqat-miqat yang telah ditentukan. Miqat adalah garis start/mulai seorang jamaah yang hendak melakukan ibadah umroh.

Dengan kata lain miqat adalah tempat berihram (niat umroh) dan masuknya seseorang ke dalam pelaksanaan umroh yang akan dilakukan.

  1. Dari bandara menuju miqat Masjid Dzulhulaifah atau lebih dikenal Abyar ‘Ali.

– Miqat ini terletak di Madinah, di sini para jamaah melakukan persiapan sebelum ihram, mulai dari mandi, mengenakan pakaian ihram, berwudhu dan mengerjakan sholat sunnah ihram 2 rakaat.

– Setelah itu niat mengerjakan ibadah umroh dengan membaca bacaan niat umroh.

“Labbaikallahumma ‘umratan”

Yang artinya “Aku sambut panggilanMu ya Allah untuk menjalankan umroh”.

  1. Setelah mengenakan pakaian ihram, seorang jamaah umroh dilarang untuk melakukan hal-hal yang sudah ditentukan syariat.

Bagi pria, dilarang:

  • memakai pakaian biasa
  • memakai alas kaki yang menutupi mata kaki
  • menutup kepala dengan peci, topi, dan sebagainya

Bagi wanita, dilarang:

  • memakai kaos tangan
  • menutup mukaBagi pria dan wanita, dilarang:
  • memakai wangi-wangian
  • memotong kuku, mencukur atau mencabut rambut/bulu
  • memburu atau mematikan binatang apa pun
  • menikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi
  • bermesraan atau berhubungan intim
  • mencaci, bertengkar atau mengeluarkan kata-kata kotor
  • memotong tanaman di sekitar Mekah
  1. Menuju Masjidil Haram di Mekah.

– Dalam perjalanan, memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu diucapkan Rasulullah SAW ketika umroh dan haji.

“Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak”

Artinya:”Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”

– Akhir waktu membaca talbiyah untuk umroh adalah saat akan memulai thawaf.

  1. Melakukan thawaf.

– Sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu. Jamaah boleh masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi dianjurkan mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.

– Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa “Bismillah Wash Sholatu Was Salamu ‘Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika”

Artinya: “Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

– Setelah itu turun dan terus menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah mulai thawaf dari garis lurus (area dekat Hajar Aswad) antara pintu Kabah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.

Di sini jamaah diberi pilihan antara lain:

– Taqbil yaitu mencium Hajar Aswad

– Istilam dan Taqbil yaitu mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad

– Istilam yaitu mengusap Hajar Aswad dengan tangan atau sesuatu benda yang kita pegang, kemudian benda tersebut dicium

– Melambaikan tangan atau benda yang kita pegang 3 kali, tidak dicium tapi mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)

– Salah satu pilihan ritual ini dilakukan setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada putaran satu sampai tujuh. Jika tidak mampu mencium Hajar Aswad dan Rukun Yamani karena alasan keamanan akibat banyaknya jamaah yang umroh, maka bisa memilih istilam dengan tangan atau benda, atau hanya melambaikan tangan atau benda yang kita pegang.

– Pada putaran 1-3 jamaah pria dianjurkan untuk lari-lari kecil. Sedangkan pada putaran 4-7 dengan jalan biasa. Sementara untuk tata cara umroh wanita tidak ada lari-lari kecil saat melakukan thawaf.

– Sepanjang thawaf, membaca doa saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa saat thawaf yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW adalah doa sapu jagad, yaitu:”Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina ‘Adzabanar”

Artinya:”Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”

Tempat Bersejarah yang dapat dikunjungi saat Umroh dan Haji

Tempat Bersejarah yang dapat dikunjungi saat Umroh dan Haji

Tempat Bersejarah yang dapat dikunjungi saat Umroh dan Haji – Madinah dan Makkah merupakan dua kota utama yang menjadi tujuan jemaah saat melakukan ibadah umrah maupun haji. Di kedua kota ini, banyak destinasi bersejarah yang biasanya dikunjungi jemaah. Tempat-tempat yang disarankan untuk dikunjungi di antaranya adalah masjid-masjid yang pernah disinggahi dan dijadikan tempat shalat Nabi Muhammad SAW. Dengan berkunjung atau berziarah ke situs bersejarah Islam, umat muslim diharapkan mengetahui pentingnya menghargai dan menghormati sejarah Agama Islam peninggalan para pendahulu.

Berikut beberapa situs bersejarah di Madinah dan Makkah yang bisa kamu kunjungi saat pergi ke Tanah Suci:

Madinah

Madinah berada di wilayah padang pasir yang subur. Nabi Muhammad SAW menjadikan Madinah sebagai tanah haram atau Tanah Suci setelah Makkah. Salah satu kelebihan kota Madinah yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW adalah kota ini akan menentramkan hati siapa pun yang mengunjunginya.

“Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah sebagaimana berkumpulnya ular ke sarangnya (HR. Bukhari)”.

Ini 5 situs bersejarah yang bisa dikunjungi di Madinah:

  1. Masjid Nabawi

Tempat Bersejarah yang dapat dikunjungi saat Umroh dan Haji – Masjid Nabawi didirikan pada tahun pertama Hijriyah. Dalam proses pembangunannya, Nabi Muhammad meletakkan batu pertama. Sementara, batu kedua, ketiga, keempat, dan kelima dilakukan oleh sahabat Nabi yaitu Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Saat itu, kiblat masih menghadap Baitul Maqdis, Palestina, karena belum turun perintah Allah untuk menghadap Kabah. Di lokasi sekitar masjid dibangun tempat keluarga Rasulullah SAW. Di sebelah timur Masjid Nabawi dibangun rumah Siti Aisyah yang kemudian menjadi tempat Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya dimakamkan.

Di dalam Masjid Nabawi, ada bagian-bagian yang menjadi tujuan jemaah, di antaranya:

  1. Raudah

Raudah berada di dalam Masjid Nabawi. Letaknya ditandai dengan tiang-tiang putih yang berada di antara rumah Siti Aisyah (yang sekarang menjadi makam Rasulullah SAW) sampai mimbar masjid. Raudah menjadi tempat di mana segala doa yang dipanjatkan diyakini akan dikabulkan.

  1. Makam Nabi Muhammad SAW

Dulu, makam Rasulullah dinamakan Maqsurah. Setelah masjid diperluas, makam Nabi termasuk di dalam bangunan masjid.

Perlu diketahui, Masjid Nabawi hanya dibuka untuk jemaah pada pukul 03.00-22.00 waktu Arab Saudi. Ada waktu-waktu yang ditentukan untuk melakukan ziarah. Jemaah perempuan bisa mengunjungi Raudah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW hanya pada pukul 07.00 -10.00 dan setelah shalat Isya hingga pukul 22.00 waktu setempat. Tempat berziarah perempuan juga terpisah dengan tempat berziarah laki-laki.

  1. Masjid Quba

Quba merupakan sebuah desa di sebelah barat daya Madinah. Ketika Nabi hijrah ke Madinah, penduduk Quba adalah orang-orang pertama yang menyambut kedatangannya. Masjid Quba adalah masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW. Masjid ini dibangun di atas sebidang tanah yang dibeli Rasulullah dari Kalsum bin Hadam. Pembangunan Masjid Quba dilakukan dua kali. Pertama, ketika kiblat masjid menghadap Baitul Maqdis. Kedua, ketika kiblat menghadap Baitullah atau Kabah.

  1. Jabal Uhud

Jabal Uhud atau Bukit Uhud menjadi salah satu situs bersejarah yang dikunjungi jemaah umrah maupun haji saat berada di Madinah. Bukit ini merupakan bukit terbesar di Madinah. Letak Jabal Uhud sekitar 5 kilometer dari pusat kota Madinah. Dalam sejarahnya, di lembah Bukit Uhud pernah terjadi perang dahsyat antara 700 kaum Muslimin melawan 3.000 kaum Musyrikin Makkah. Sebanyak 70 pejuang Muslim gugur dalam pertempuran itu, termasuk paman Nabi Muhammad SAW yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib.

  1. Masjid Miqat

Masjid Miqat atau Masjid al-Muhrim merupakan masjid tempat Rasulullah SAW dan para sahabatnya mengambil miqat untuk berihram. Masjid al-Muhrim juga dikenal dengan nama Masjid Bir Ali dan menjadi destinasi wajib jemaah untuk mengambil miqat. Masjid Bir Ali berlokasi di Zul Hulaifah, sekitar 10 kilometer dari Masjid Nabawi.

  1. Masjid Qiblatain

Awalnya, Masjid Qiblatain dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah karena lokasi masjid ini berada di atas tanah bekas rumah Bani Salamah. Sebelum malaikat menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadikan Kabah di Masjidil Haram sebagai kiblat, umat Islam shalat masih menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Pada tahun kedua Hijriyah, turun wahyu yang memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menjadikan Kabah sebagai kiblat.

Ketika shalat Ashar, para sahabat Rasulullah yang tengah berjamaah di Masjid Qiblatain masih menghadap Baitul Maqdis. Di tengah berlangsungnya shalat, datang seorang sahabat yang berteriak dan menyebutkan bahwa Nabi Muhammad dan para sahabatnya di Masjid Nabawi telah beralih kiblat ke Masjidil Haram. Imam dan makmum yang tengah shalat kemudian mengubah arah kiblatnya. Inilah sejarah di balik penamaan Masjid Bani Salamah menjadi Masjid Qiblatain yang artinya masjid berkiblat dua.

Makkah

Makkah merupakan kota tempat Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Di Makkah pula ayat pertama Al Quran diturunkan. Keberadaan Kota Makkah tidak bisa terlepas dari kisah Nabi Ibrahim AS yang menempatkan keluarganya di sana setelah hijrah dari Palestina. Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim membangun Kabah.

Berikut 5 destinasi bersejarah yang biasanya dikunjungi jemaah saat berada di Makkah:

  1. Masjidil Haram dan Kabah

Masjidil Haram adalah tempat jemaah haji maupun umrah berkumpul untuk melakukan thawaf, sa’i, shalat, dan itikaf. Di dalam Masjidil Haram terdapat Kabah yang menjadi kiblat bagi umat muslim di seluruh dunia. Masjidil Haram dibangun kembali oleh Khalifah Umar bin Khattab pada 17 Hijriyah. Bangunan Masjidil Haram terdiri atas 4 lantai dengan 95 pintu masuk pada bangunan lama dan 79 pintu pada bangunan baru.

Kabah dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim AS setelah sempat rata dengan tanah. Letak Kabah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim AS berada tepat di lokasi Kabah yang dibangun oleh Nabi Adam AS.

  1. Gua Hira di Jabal Nur

Jabal Nur berlokasi sekitar 6 kilometer sebelah utara Masjidil Haram. Di puncak Jabal Nur terdapat Gua Hira. Gua Hira merupakan tempat di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, Surat Al Alaq ayat 1-5.

  1. Maulid Nabi

Yang dimaksud dengan Maulid Nabi adalah tempat Nabi Muhammad lahir. Kini, rumah tempat Nabi lahir telah berubah menjadi perpustakaan yang terletak di sebelah timur halaman timur Masjidil Haram. Awalnya, rumah kelahiran Nabi itu diberikan kepada putra Abu Thalib, Aqil. Kemudian, tempat ini juga sempat beralih kepemilikan dan dibangun menjadi masjid, hingga dipugar menjadi perpustakaan pada 1950 oleh Syaikh Abbas Qatthan dengan uang pribadinya.

  1. Jabal Rahmah

Menurut riwayat, setelah berpisah cukup lama, Nabi Adam AS dan Siti Hawa saling mencari dan akhirnya bertemu di puncak Jabal Rahmah, yang berada di Arafah. Di puncak Jabal Rahmah ada sebuah tugu. Tugu tersebut merupakan monumen untuk mengingatkan umat muslim akan peristiwa tersebut.

  1. Masjid Hudaibiyah

Masjid Hudaibiyah terletak di wilayah Hudaibiyah, yang berlokasi sekitar 25 kilometer dari Masjidil Haram. Kini, wilayah Hudaibiyah dikenal dengan nama daerah Al-Syumaisyi. Di daerah Hudaibiyah pernah terjadi perdamaian antara Rasulullah dengan orang-orang kafir Makkah yang terkenal dengan Perdamaian Hudaibiyah.

Itulah 10 destinasi bersejarah yang dapat kamu kunjungi ketika pergi ke Tanah Suci.

Makna Kain Ihram Haji dan Umroh

Makna Kain Ihram Haji dan Umroh

Makna Kain Ihram Haji dan Umroh – Saat kita pergi umroh maupun haji, tentunya kita mengenakan kain putih yang dinamakan kain ihram. Modelnya yang menyerupai kain panjang dan diselempangkan bagi kaum adam ini digunakan sebagai pengganti pakaian ketika kita bertamu ke rumah Allah.

Sejarah pakaian ihram dikatakan berawal dari sejak zaman Nabi Ibrahim A.S, hal ini dapat dilihat dari etika berpakaian kaum zaman “Mesopotamia Purba”. Namun lebih didorong lagi dengan etika cara berpakaian masyarakat Timur Tengah dari Kalangan bangsa Arab dan Yahudi khususnya.  oleh karena itulah syari’at cara berpakaian Ihram hanyalah untuk ketika menunaikan ibadah Haji ataupun Umroh saja, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Memakai pakaian ihram dengan benar, bersih dan suci dapat mendekatkan seseorang hamba kepada Allah SWT, selain juga akan dapat menghilangkan rasa congkak dan takabur.

Kata “ihram” berasal dari bahasa Arab : أَحْرَمَ يُحْرِمُ إِحْرَامًا  yang mengandung arti menjadikan ia haram, yaitu pada saat seseorang sudah berniat takbiratul ihram maka ia sudah berniat dengan sukarela karena Allah mengharamkan apa-apa yang sebelumnya halal menjadi haram setelah takbiratul ihram.

Contohnya adalah pada saat seseorang akan menunaikan Ibadah Sholat. Makan dan minum sebelumnya itu halal untuk dilakukan. Tetapi kalau seseorang sudah memulai takbiratul ihram, maka sudah berniat dengan sukarela sepenuh hati karena Allah Ta’ala mengharamkan makan dan minum untuk dilakukannya dimana sebelum dia takbiratul ihram, itu adalah halal baginya. Ihram juga merupakan satu keadaan yang wajib dilakukan orang Islam dalam melaksanakan ibadah Haji  atau Umroh.

Makna Kain Ihram Haji dan Umroh – Melakukan ibadah umroh dan haji bisa juga disebut tindakan bertamu, yakni bertamu ke rumah Allah atau yang dalam bahasa Arab disebut “baitullah”. Tahapan awal dalam melakukan ibadah haji adalah menjalankan ihram, dengan wujud niat dan memakai pakaian ihram. Secara singkat, kain ihram merupakan simbol pelepasan atribut keduniawian yang melekat pada manusia dan dianggap kembali fitrah seperti masa ia pertama kali dilahirkan. Karena semua manusia, baik pria dan wanita, dan dari manapun dia berasal, tetap terlihat sama di mata sang Pencipta.

Tiga Pesan Penting Mengenai Kain Ihram Menurut Ibnu Abbas

Ibn Abbas, salah satu sahabat yang dijuluki “lautan ilmu”, serta sosok yang dapat dikatakan mengenal Nabi Muhammad dengan baik, memiliki “renungan” tersendiri perihal pakaian ihram. Imam Abu Bakr al-Bakri dalam Hasyiyah I’anatut Thalibin mengutip dari ar-Raudl al-Faiq, mengungkapkan bahwa suatu kali Ibn Abbas pernah ditanya perihal hikmah dari beberapa “perilaku” dalam ibadah haji.

Beliau lalu menyatakan “Tidak ada sedikitpun dari beberapa perilaku haji serta yang berkaitan dengannya, kecuali di dalamnya ada hikmah mendalam, nikmat yang lengkap serta cerita, sesuatu dan rahasia yang tiap mulut akan kesulitan dalam menjelaskannya”. Lalu Ibn Abbas mengungkapkan tiga hal berkaitan pakaian ihram:

Sesuaikan pakaian bergantung pada siapa kita bertamu

Kebiasaan manusia apabila mendatangi manusia lain maka pasti akan memakai pakaian paling yang paling rapih dan membanggakan. Dengan adanya keharusan ihram memakai kain putih tidak berjahit yang bertolak belakang dengan kebiasaan manusia tersebut, Allah seakan ingin memberi tahu kita bahwa tujuan untuk mendatangi tempat Allah berbeda dengan mendatangi tempat makhluk.

Kita harus bisa menyesuaikan kepada siapa kita akan bertamu, baik ke teman, tetangga, pasar, bahkan ke rumah Allah, semua ada adab nya masing-masing. Kesadaran kita untuk mendatangi Allah haruslah berbeda dengan mendatangi manusia maupun makhluk secara umum. Allah adalah sang khaliq (pencipta), sedang selain-Nya adalah makhluk (ciptaan).

Memakai pakaian yang bagus di hadapan manusia lain bisa jadi untuk menjaga wibawa atau memperoleh kenyamanan orang yang melihat. Sebab manusia adalah makhluk dengan ikatan-ikatan benda duniawi pada dirinya. Allah berbeda dengan manusia. Allah maha pencipta yang niscaya lebih kaya dari ciptaannya. “Nilai lebih” yang Allah pinta dari manusia adalah ketaqwaan yang sulit untuk dicerna dengan mata kepala.

Memakai ihram seakan suci seperti bayi baru lahir

Memakai ihram memberi makna bahwa menanggalkan segala sesuatu tatkala ihram, berarti kamu akan menanggalkan diri dari harta benda duniawi. Layaknya bayi yang keluar dari rahim ibunya tanpa memakai sehelaipun pakaian.

Hal ini menyiratkan bahwa memakai pakaian ihram adalah bentuk perilaku pemakainya dalam melepas hal-hal berbau duniawi. Di tubuhnya tidak ada sesuatu kecuali hal-hal yang digunakan untuk menutup aurat.

Memakai ihram seakan kita berada pada saat akan dihisab nanti

Keadaan memakai pakaian ihram itu menyerupai keadaan saat nanti kita hadir di tempat kelak kita dihisab oleh Allah. Seperti firman Allah berikut:

“Dan Sesungguhnya kamu datang kepada kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu kami ciptakan pada mulanya,” (Al-An’am ayat 94).

Luar biasa ya makna dibalik pakaian wajib kita ketika berkunjung ke rumah Allah. Betapa besar rahmat dan kasih sayang Allah untuk umat manusia dengan cara menyamaratakan mereka di hadapanNya. Semua manusia pada derajat yang sama bagi Allah, hanya dibedakan berdasarkan amal dan perbuatannya masing-masing.

Hotel Nyaman Saat Umrah

Hotel Nyaman Saat Umrah

Hotel Nyaman Saat Umrah – Buat sebagian jamaah umrah, hotel adalah salah satu fasilitas yang sangat diprioritaskan. Hotel menjadi salah satu fasilitas yang menunjang perjalanan. Termasuk ketika Anda melakukan perjalanan umrah di Mekah. Di Mekah, Arab Saudi ada banyak hotel mewah dengan pelayanan premium. Di antara hotel-hotel mewah tersebut ada beberapa di antaranya yang terbaik dan difavoritkan para jemaah umrah. Hotel-hotel ini tak hanya dipilih karena kualitasnya, tapi juga letaknya yang strategis sehingga memudahkan jemaah menjangkau tempat ibadah.

Hotel Nyaman Saat Umrah – Tidak hanya dari segi kenyamanan dan pemandangan Ka’bah dari kamar penginapan, letak hotel yang berdekatan dengan Masjidil Haram juga menjadi alasan utama jamaah umroh memilih hotel. Letak hotel yang berdekatan dengan Masjidil Haram tentu akan mempermudah para jamaah umroh untuk bolak-balik dari tempat penginapan ke masjid, sehingga jamaah dapat fokus beribadah dan mengurangi rasa lelah selama di Tanah Suci. Mereka menyediakan berbagai fasilitas dengan kenyamanan maksimal. Katering yang mereka sediakan pun lebih baik ketimbang hotel-hotel lainnya.

Kepada calon tamu Allah yang sedang mencari referensi hotel dengan jarak yang tidak jauh dengan Masjidil Haram dan memiliki view langsung ke Ka’bah, mari simak ulasan berikut ini.

  • Hilton Mekkah

Hotel Hilton berada di tengah kota Makkah (Mekkah). Hotel ini tidak hanya menawarkan kenyamanan bagi orang yang ingin bermalam disana, namun juga memiliki pemandangan menghadap Ka’bah serta memiliki pintu private untuk memasuki Masjidil Haram. Selain itu, Hotel Hilton juga menawarkan beragam fasilitas seperti makanan lezat, pusat kebugaran, dan pelayanan yang ramah.

Keberadaan Hotel Hilton yang berada di jantung kota Makkah (Mekkah) membuat pilihan favorite hotel para jamaah umroh.

  • Pullman Zam-zam Mekkah

Selain memiliki bangunan yang mewah, Hotel Pullman Zam-zam juga memiliki beberapa pilihan kamar yang menawarkan pemandangan ke Ka’bah. Hotel Pullman ini terletak di Abraj Al-Baiq Tower sehingga hanya butuh waktu kurang dari 5 menit untuk sampai Masjidil Haram dengan berjalan kaki. Tidak heran jika hotel ini menjadi pilihan hotel umrah bagi yang membutuhkan kenyamanan.

Hotel Pullman Zam-zam juga memiliki salah satu tipe kamar yang lebih luas dari standar hotel pada umumnya dengan konsep yang seperti apartemen. Tipe kamar suite tersebut dilengkapi dengan dapur, lemari es dan fasilitas lainnya yang membuat nyaman seperti di rumah.

  • Swissotel Makkah

Hotel yang sudah berdiri di kota Makkah (Mekkah) sejak tahun 2012 ini menawarkan berbagai macam kemegahan. Lokasinya yang memiliki 1400 kamar ini memiliki letak yang sangat dekat dengan Masjidil Haram. Hotel Swissotel juga menyediakan berbagai macam tipe kamar yang dapat disesuaikan dengan budget tamu Allah yang ingin menginap di sana.

Hotel ini juga sengaja dibuat menghadap area Masjidil Haram, agar para tamu Allah yang menginap disana dapat melihat Ka’bah dari dalam kamarnya.

  • Mekkah Royal Clock Tower Fairmont Hotel

Pernah melihat jam besar yang berada di area Masjidil Haram? Bangunan tersebut adalah Mekkah Clock Royal Tower Fairmont Hotel. Hotel ini merupakan salah satu hotel termegah yang ada di Makkah (Mekkah), jarak antara lokasi hotel Fairmont ke Masjidil Haram hanya sekitar 50 meter.

Hotel ini memiliki 76 lantai sehingga sering disebut sebagai salah satu bangunan tertinggi di dunia. Selain pemandangan sebagian besar kamar yang menghadap ke Ka’bah, hotel ini juga memiliki daya tarik keindahan bangunan, interior mewah dan restoran dengan pilihan menu internasional beragam dan citarasa yang lezat. Bagi yang menginginkan kenyamanan penginapan saat beribadah umrah (umroh), hotel ini direkomendasikan menjadi salah satu pilihan terbaik.

  • Movenpick Hotel Mekkah

Pilihan hotel umroh favorit kelima adalah Hotel Movenpick Makkah (Mekkah). Hotel ini  juga memiliki tipe kamar yang memiliki pemandangan menghadap ka’bah dan juga memiliki fasilitas mall dan pertokoan. Sangat cocok untuk para tamu Allah yang mencari kemudahan dalam berbelanja dan membeli oleh-oleh untuk keluarga di Indonesia. Hotel Movenpick berlokasi di komplek Abraj Al-Baiq Tower.

Tujuan utama melakukan safar agar mendapatkan ibadah umrah yang mabrur adalah dengan melakukan rukun dan tata cara umroh secara benar. Ikhtiar mencari hotel terbaik adalah salah satu cara untuk mendapatkan kenyamanan saat ibadah umroh di Tanah Suci sehingga jamaah dapat menjaga tenaga dan memfokuskan diri melakukan rukun umrah dan ibadah lainnya selama di Tanah Suci.

Keberkahan Ekonomi Ibadah Haji

Keberkahan Ekonomi Ibadah Haji

Keberkahan Ekonomi Ibadah Haji – Ibadah haji kembali menyapa kita. Para tamu Allah dari seluruh penjuru dunia akan berbondong-bondong menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu. Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Ibadah haji tidak hanya melatih aspek ketakwaan namun dalam haji seorang muslim diuji bagaimana ketakwaan diterapkan dalam kondisi seseorang memiliki kekayaan. Islam tidak hanya mengajarkan bagaimana menyikapi dunia dengan sikap zuhud, tidak mencintai dunia dan tidak rakus terhadap materi. Islam juga mengajarkan bagaimana seseorang berlaku ketika seseorang memiliki kekayaan duniawi.

Ibadah haji melatih segenap kemampuan manusia untuk difungsikan menerjemahkan nilai-nilai ketakwaan. Ibadah haji selain merupakan ibadah ritual yang mencakup berbagai kegiatan fisik dan spiritual, juga merupakan aktifitas ekonomi yang membutuhkan kapasitas finansial yang relatif besar. Rangkaian ibadah haji memberikan gambaran miniatur ajaran Islam yang tidak memosisikan dunia selalu berlawanan dengan akhirat. Haji memberikan gambaran praktis bagaimana dunia difungsikan sebagai tangga menuju keridhaan Allah dan jembatan menuju kehidupan akhirat.

Keberkahan Ekonomi Ibadah Haji – adalah ritual ibadah, yang mempunyai dampak luar biasa, baik spiritual maupun ekonomi. Dalam surat al-Hajj ayat 28 Allah menyebutkan bahwa di antara maksud dan tujuan penyelenggaraan ibadah haji adalah agar umat manusia menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka. Para ulama tafsir menyebutkan diantara manfaat yang disaksikan dalam ibadah haji adalah manfaat perniagaan yang terjadi dalam musim haji. Dari ibadah haji banyak usaha bisnis yang mendapatkan keuntungan atau keberkahan seperti dunia penerbangan, kendaraan/angkutan darat, perhotelan, makanan dan minuman, telekomunikasi, industri garmen dan tekstil untuk kain ihram, jilbab, sorban, tas, kopor dan sajadah, perbankan untuk penerimaan setoran ONH, kartu kredit, dan travel check, serta lalu lintas transfer, asuransi untuk penjaminan dan perlindungan keamanan perjalanan, kendaraan, gedung, hotel, dan jiwa jamaah, jasa kurir dan kargo untuk pengangkutan kelebihan barang serta oleh-oleh, perlengkapan kemah dan tenda untuk jutaan jamaah di Arafah dan Mina dan bisnis souvenir dengan berbagai jenis barang-barang merchandise dan elektronik yang menjadi oleh-oleh jamaah untuk keluarganya di tanah air mulai dari oleh-oleh yang kecil sampai yang besar, yang murah hingga yang mahal.

Keberkahan Ekonomi Ibadah Haji – Hal itu merupakan merupakan sebuah peluang dan tantangan tentang sejauh mana kita, bangsa Indonesia melihat potensi ekonomi dari ibadah tahunan ini. Jika dimanfaatkan dengan baik, maka musim haji bisa menjadi peluang untuk mengurangi angka pengangguran, meningkatkan perdagangan, dan meningkatkan perekonomian. Tun Musa Hitam, mantan wakil perdana menteri Malaysia mengemukakan besarnya potensi dana haji yang bisa dikelola untuk meningkatkan ekonomi. Malaysia melalui Lembaga Tabung Haji (LTH) telah berhasil melakukan hal itu dan memutarnya ke dalam berbagai sektor riil yang berperan besar dalam menggerakkan dan memajukan ekonomi negaranya. Keberhasilan Malaysia mengelola dana haji melalui Lembaga Tabung Haji (LTH) yang didirikan tahun 1963 dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah serta semua unsur yang terlibat dalam pengelolaan jamaah haji.

Dilema Pengelolaan Haji Potensi besar dana haji ini juga diperkuat dengan fakta besarnya dana dalam kasus dugaan korupsi dalam penyelenggaraan ibadah haji yang melibatkan mantan Menteri Agama dan mantan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji sebesar Rp 700 miliar. Bahkan hasil audit BPKP menemukan penyimpangan yang besarnya mencapai Rp 1 triliun. Bayangkan, dengan kuota haji sekitar 200 ribu orang per tahun, juga kelebihan dana haji yang mungkin berkisar antara Rp 4 juta-Rp 5 juta per jamaah per musim haji. Tentu bisa dibayangkan betapa dahsyatnya manfaat atas keuntungan penyelenggaraan haji ini kalau di manage secara benar dengan prespektif kesejahteraan umat. Padahal Malaysia saja, hanya memiliki kuota haji sebesar 2.000 orang per tahun mampu membangun sebuah lembaga Tabung Haji yang berhasil dan memberikan manfaat ekonomi yang besar. Meski bersifat komersial mirip BUMN, Tabung Haji mengedepankan sikap profesional dan amanah terhadap dana umat.

Warga yang hendak naik haji pun bisa membayar lebih murah karena bisa mengangsur antara 5 hingga 20 tahun. Saat ini biaya haji atau ONH yang dibayar jemaah asal Malaysia lebih rendah. Mereka membayar ONH 10 ribu ringgit (sekitar Rp27 juta), sedangkan jemaah asal Indonesia sekitar Rp36 juta/orang. Penipuan terhadap jemaah haji yang dilakukan pihak yang terlibat merupakan persoalan yang perlu diselesaikan bersama. Ketidakjujuran dalam pengelolaan biaya haji baik oleh oknum pemerintah atau pun swasta sangat berkaitan dengan ujian ketakwaan yang merupakan inti tujuan haji itu sendiri.

Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengelolaan haji mesti diperhatikan. Pertama, urusan haji telah menjadi ladang bisnis yang luar biasa besar dan menguntungkan berbagai pihak. Kedua, urusan haji telah menjadi lahan Depag yang memberi kebanggaan tersendiri, kenikmatan dan keuntungan. Ketiga, urusan haji telah melibatkan bermacam kepentingan, tidak hanya motif ibadah, tetapi juga politik dan ekonomi. Oleh karena itu, mereka yang menikmati pelaksanaan haji seperti selama ini, tidak akan rela melepaskannya begitu saja.

Maka jika ingin mengelola dan mendayagunakan potensi ekonomi haji yang luar biasa besar untuk kemajuan ekonomi bangsa, harus dengan political will dari pemimpin pemerintahan yang didukung oleh para wakil rakyat kita yang duduk di DPR. Hal penting seringkali terluputkan adalah jiwa kebersamaan dan kepedulian sosial yang ingin ditumbuhkan dalam ibadah haji. Dalam ritual-ritul haji selalu jemaah haji mengerjakan ibadah secara bersama. Dan setelah haji yang diakhiri dengan menyembelih hewan kurban juga jemaah haji diajarkan untuk mengingat sesama dengan memberikan daging kurban kepada fakir miskin dan menghadiahkannya kepada tetangga. Ibadah haji mengajarkan umat Islam untuk jauh dari sifat individualisme dan jiwa egois, sehingga kesejateraan dan kemakmuran dapat dinikmati oleh setiap umat islam dan berdampak pada keseimbangan sosial dan pemerataan ekonomi.

Agen Travel Umroh Surabaya terpercaya dengan pembimbing terbaik, menjadikan perjalanan ibadah Anda lebih bermakna.

Nomor Izin U.491 Tahun 2021

Email
admin@nhumroh.com

Follow Kami :

Lokasi

Head Office :
Perum IKIP Gunung Anyar B48, Surabaya

Copyright © 2024 PT Nur Hamdalah Prima Wisata