Paket
Fasilitas
Galeri
Chat me
Rukun Islam, Beserta Penjelasannya

Rukun Islam, Beserta Penjelasannya

RUKUN ISLAM

Rukun Islam berasal dari Bahasa Arab أركان الإسلام   atau Arkan al-Islam. Rukun islam berasal dari dua kata yaitu “Rukun” dan “Islam. Kata rukun sendiri merupakan kata yang digunakan oleh para ulama untuk menyebutkan sesuatu yang menjadi tiang sandaran atau tiang bangunan. Para ulama juga menyepakati bahwa rukun ini ada lima berdasarkan sudut-sudut tiang yang ada di dalam ka’bah yang berjumlah lima. Rukun juga diartikan sebagai keadaan berdampingan, berdekatan, bersanding, atau menyatu dengan bagian lain.

Sedangkan, makna kata islam berarti berserah diri untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian. Jadi, jika ditarik kesimpulan arti dua kata tersebut, Rukun Islam ialah sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan berserah diri untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian yang sifatnya saling berhubungan satu sama lain. Rukun Islam juga dapat diartikan sebagai lima tindakan dasar dalam islam yang menjadi syarat untuk menjadi muslim yang sempurna.

Kelima tindakan ini ialah mengucapkan dua kalimat syahadat, melaksanakan salat, membayar zakat, melaksanakan puasa, dan menunaikan haji bagi yang mampu. Kesemua rukun-rukun itu terdapat pada hadist jibril.

عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال : سمعت النبي صلَّى الله عليه وسلَّم يقول : بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ .رواه البخاري و مسلم .

Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan’”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.

Di antara metode mengajar yang biasa dipraktekkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ialah membuat perumpamaan untuk sesuatu yang apstrak dengan perkara yang dapat dicerna oleh panca indra. Salah satu prakteknya terdapat dalam hadits yang tengah kita selami. Di sini beliau ﷺ mengumpamakan rukun-rukun Islam dengan pondasi bangunan yang menjadi penopang bangunan di atasnya. Muhammad bin Nashr Al-Marwazi dalam Kitab Ash-Shalah meriwayatkan hadits di atas dengan redaksi berikut, “Islam dibangun berdasarkan lima penopang…”, sebagaimana diketahui bersama, bahwa sebuah bangunan yang kokoh bermula dari pondasi kokoh yang menopang bangunan di atasnya. Semakin kokoh pondasi tersebut, bangunan pun akan semakin kokoh dan kuat pula. Sebaliknya, manakala pondasinya tidak sempurna, maka yang akan terjadi justru robohnya bangunan itu, cepat atau lambat.

Rukun-rukun Islam juga bisa diumpamakan dengan akar pohon. Ketika akar sebuah pohon mengakar kuat dan dalam ke bumi, dapatlah dijamin bagaimana kokohnya pohon yang menjulang ke atas meski sangat tinggi. Berbeda ceritanya jika akarnya tidak mengakar dalam, walaupun pohonnya tidak begitu tinggi namun jika akarnya saja tidak kokoh, tentu pohon tersebut akan mudah roboh diterjang oleh angin.

RUKUN ISLAM PERTAMA, SYAHADAT

Syahadat sendiri memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati, lalu mengamalkannya melalui perbuatan. Jika umat muslim mengucapkannya tanpa tahu makna serta tidak mengamalkannya maka ia tidak akan mendapatkan manfaatnya sama sekali.

Bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Makna “La ilaha Illallah

Secara Harfiah, arti kata La ilaha Illallah ialah “Tiada Tuhan Selain Allah”,  tidak ada yang berhak diibadahi secara haq di bumi maupun di langit melainkan Allah semata. Dialah ilah yang haq sedang ilah (sesembahan) selain-Nya adalah batil. Sedang Ilah maknanya ma’bud (yang diibadahi).

 

RUKUN ISLAM KEDUA, SHOLAT

Sholat merupakan Rukun Islam yang kedua, yang merupakan tiang agama. Seorang muslim wajib menjaga sholatnya setelah dia menginjak usia baligh (dewasa) hingga mati. Shalat lima waktu dalam sehari semalam untuk menjadi sarana interaksi antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa Kepada-Nya. Sholat juga menjadi sarana pencegah bagi umat muslim dari perbuatan keji dan munkar sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa dan raga yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.

Allah mensyariatkan dalam shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk shalat. Maka seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis seperti air kecil dan besar dalam rangka menyucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis batin.

Sesungguhnya Shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (An Nisa: 103)

PUASA

Puasa terbagi menjadi 2, yaitu puasa wajib dan juga puasa sunnah. Puasa wajib dilakukan pada Bulan kesembilan Hijriyah, yaitu Ramadhan.

Puasa artinya menahan diri dari segala nafsu baik itu nafsu makan, minum, amarah, serta jima’ (mendatangi istri) dari shubuh atau terbitnya matahari hingga maghrib atau tenggelamnya matahari dengan niat menghendaki ridho Allah swt. Dan beribadah Kepada-Nya.

Salah satu manfaat penting lainnya dari berpuasa menurut sudut kesehatan, ekonomi, social amat sangatlah banyak. Tidak ada yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

ZAKAT

Allah swt. Telah memerintahkan kepada barangsiapa diantara mereka yang memiliki harta dan telah mencapai nisabnya agar mengeluarkan zakat hartanya tiap tahun. Ia berikan kepada mereka yang berhak menerima zakat, baik dari kalangan fakir maupun mustahik-musahik lainnya yang berhak menerimanya.

Diantara manfaat mengeluarkan zakat ialah menghibur jiwa orang-orang fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara mereka dan orang kaya.

HAJI

Rukun Islam yang terakhir alias yang kelima adalah Haji atau ziarah ke Baitullah Mekkah sekali seumur hidup. Adapun lebihnya maka merupakan sunnah. Ibadah haji juga merupakan bentuk Ibadah kepada Aallah Ta’ala dengan ruh, badan, serta harta.

Ketika Ibadah haji, umat muslim dari segala penjuru akan bertemu dan berkumpul di satu tempat dengan mengenakan pakaian yang sama dan menyembah satu robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan-perbedaan baik itu perbedaan antara atasan-bawahan, kaya-miskin, kulit putih-kulit hitam.

Mereka sama-sama mengingat pada hari Allah membangkitkan mereka semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk diadakan hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan untuk kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.

 

 

 

Jeddah pintu Gerbang Makah menuju Madinah

Jeddah pintu Gerbang Makah menuju Madinah

jeddah

Jeddah, Gerbang antara Makkah dan Madinah – Tatkala berbicara tentang tanah suci umat islam, pikiran kita dengan segera akan tertuju kepada 2 kota diarab Saudi, Makkah dan Madinah. Makkah merupakan kota yang paling disucikan umat islam sedunia. Di sinilah awal bermula sejarah islam,

Mulai dari tempat pembawa risalahnya umat islam yaitu Nabi Muhammad SAW, hingga sebagai kota terletaknya Ka’bah , situs suci ke arah mana kaum muslim mengarahkan dirinya ketika sholat. Asapun madinah ( sebelumnya bernama Yastrib), yang jaraknya sekitar 442 kilometer dari makkah memiliki posisi krusial lain dalam sejarah islam.

Hijrah nya nabi Muhammad dikota ini pada tahun 622 Masehi menjadi awal dari penanggalan islam yang masih dipakai higga saat ini. Madinah juga menjadi lokasi dimana Nabi Muhammad SAW dimakamkan.  Diluar  kota diatas, sebenarnya ada kota-kota lain dijazirah Arab yang juga mempunyai tempat penting dalam sejarah islam. Salah satunya adalah kota Jeddah, sebuah kota yang jauh ini lebih banyak dikenal sebagai pelabuhan melalui apa para jamaah haji dari seantero dunia akan memasuki makkah dan Madinah.

Di luar sebagai kota pelabuhan para calon haji, Jeddah mempunyai sejarah lain yang tak kalah menariknya. Kota ini memiliki banyak nama, tergantung pada pengucapan dalam bahasa apa yang kita pakai. Diantara nama-nama itu adalah Jidda, jiddah, jaddah, dan juddah.

Mengapa demikian? Sebabnya tak lain karena ada keyakinan bahwa Hawa, nenek moyangnya seluruh umat manusia, turun di sini dari surga. Makam Hawa pun dipercaya ada di Jeddah. Sementara itu, Nabi Adam diyakini turun di India. Mereka berdua lalu bertemu di Gunung Arafat. Kota Jeddah terletak sekitar 70 kilometer di sebelah baratnya Makkah. Sejarah Jeddah bisa dilacak hingga ke tiga milenium silam.

Awalnya kota ini hanyalah sebuah kawasan persinggahan yang dipakai sebagai tempat istirahat bagi para nelayan selepas mereka melaut. Khalifah Usman bin Affan adalah sosok penting yang kemudian memajukan Jeddah.

Dialah yang sejak tahun 648 M menjadikan kota ini sebagai kota pelabuhan bagi para calon jamaah haji yang akan ke mekkah. Ini terutama sekali bagi mereka yang melintasi Laut Merah untuk mencapai Jazirah Arab.

Kedatangan para calon haji ini tak hanya menyebabkan datangnya demikian banyak orang ke Makkah dan Madinah. Para calon haji ini juga yang secara signifikan memajukan perekenomian Jeddah. Aktivitas perdagangan berkembang dengan sangat cepat di kota ini.

Kekuatan politik regional dan global turut mewarnai sejarah Jeddah. Pada abad ke-15, Jeddah berada di bawah kekuasaan Dinasti Mamluk dari Mesir. Posisi gubernur Jeddah dipegang oleh Hussein al-Kurdi, seorang pangeran Mamluk. Bangsa Eropa, dalam hal ini Portugis, yang kala itu mulai mengarungi dunia, juga menjadikan Jazirah Arab sebagai sasaran penjelajahan dan penaklukannya.

Untuk mencegah masuknya bangsa portugis, al-kurdi bersama-sama masyarakat jeddah membangun benteng dan menara mengelilingi kawasan jeddah Lama, yang merupakan downtown (kawasan intinya) jeddah. Sang gubernur pun memasang bom meriam untuk menghalangi kapal dari portugis.
Berbeda dengan Makkah yang relatif homogen (karena hanya muslim yang dapat memasukinya), disana tergolong sebagai kota yang sangat kosmopolitan sejak masa-masa awal perkembangannya. Sebagai kota pelabuhan, Jeddah terbuka untuk didatangi kapal dari berbagai wilayah yang secara kultur dan keyakinan berbeda dari Makkah sebagai inti Jazirah Arab.
Berbagai jenis pekerjaan lahir karena aktifnya pedagang antarwilayah dan interaksi antarbudaya. Kalangan non-muslim yang berinteraksi dengan warga arab, namun tidak bisa memasuki wilayah arab maka mereka akan menetap di jeddah. Maka, tak diherankan dulu kota jeddah pernah dijuluki sebagai Balad Al-Qonasil atau kota konsulat dari berbagai negara dikota ini.
Belanda misalnya, mendirikan konsulatnya pada tahun 1872, yang dimanfaatkan sebagai kantor yang mengelola jamaah haji asal Hindia-belanda (Indonesia).
Haji Agus salim sempat menjadi anggota konsulat belanda di jeddah sebelum beliau kembali keIndonesia dan menjadi pemimpin Serikat Islam. Bahkan sebelum itu ada Perancis dan inggris mendahului belanda membuka konsulat di Jeddah.
Sebagai salah satu kota penting bagi umat Muslim, berbagai masjid penting sudah dibangun dikota ini sejak dahulu. Diantaranya ada Masjid Usman Bin Affan (yang dibangun pada abd ke-9 dan ke-10 Hijriah), Masjid Akash (yang dibangun pada tahun 1379 Hijriah) dan Masjid Me’mar yang dibangun oleh Mustafa Me’mar pada tahun 1384 Hijriyah

Daftar Umroh Murah 30 hari hanya 30 juta

daftar
Haji Furoda dan Himbauan Supaya Tidak Mudah Tergiur Tawarannya

Haji Furoda dan Himbauan Supaya Tidak Mudah Tergiur Tawarannya

HAJI FURODAHaji Furoda merupakan solusi pilihan bagi masyarakat Indonesia untuk langsung naik haji alias tanpa antri beberapa tahun terakhir ini jika dilihat pada beberapa wilayah atau kabupaten di Indonesia bahwa waktu tunggu antrian haji telah mencapai 40 tahun.

Melaksanakan ibadah haji sudah pasti jadi keinginan atau bahkan impian semua umat muslim baik itu di pedesaan maupun perkotaan. Bahkan keinginan untuk berhaji ini tidak mengenal batas wilayah. Meskipun, jika dilihat memang yang lebih menginginkan atau melaksanakan ibadah haji adalah orang-orang dewasa atau bahkan yang sudah berusia lanjut.

Haji Furoda ialah haji yang dilakukan secara mandiri atau non pemerintah, sehingga yang mengelola atau penyelenggaranya pun dilakukan oleh pihak travel haji dan umroh resmi atau tidak resmi (berijin), yayasan yang memiliki afiliasi dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi, dan bisa juga perorangan. Haji ini juga disebut dengan haji non kuota karena visa yang digunakan adalah visa mujamalah alias visa undangan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang diberikan kepada pemerintah Indonesia diluar kuota.

Sebetulnya, visa haji undangan kerajaan ada 2 macam, diantaranya:

  1. Visa haji furoda Undangan, yang diberikan kepada para calon jamaah secara umum seluruh negara dan visa undangan yang benar-benar khusus untuk tamu istimewa kerajaan. Haji undangan kerajaan khusus tamu istimewa, visa nya gratis. Segalanya ditanggung oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi. Namun, hanya orang-orang tertentu yang diberikan keistimewaan oleh pemerintah kerajaan yang mendapatkan visa undangan kerajaan ini.
  2. Visa Furoda Mandiri, jemaah harus membayar paket programnya seperti halnya jika kita mengikuti program Haji Reguler dan Haji Plus dengan kuota pemerintah. Jenis visa inilah yang saat ini banyak ditawarkan oleh Biro Travel resmi PIHK.

Perbedaan Haji Reguler, Haji Khusus (ONH Plus), dan Haji Furodah, adalah:

  1. Haji Reguler dan Haji Khusus ONH Plus (Haji Kuota), diurus oleh pemerintah. Kuota yang diberikan untuk haji khusus adalah sekitar 8% dari total kuota untuk Indonesia. Sedangkan haji Furoda (Haji Non Kuota) dikelola sepenuhnya oleh Travel Haji Umroh diluar kuota yang ada, tetapi tetap dalam pengawasan pemerintah.
  2. Haji Reguler mendaftar melalui pemerintah. Sedangkan, untuk paket Haji Khusus dan Paket Haji Furodah mendaftar melalui Travel Haji dan Umroh.
  3. Data Jamaah Haji Kuota ada didalam SISHOKAT Kemenag
  4. Visa Haji Kuota diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi melalui pemerintah Indonesia dan bersifat ‘GRATIS’. Sedangkan Visa Haji Furoda (Non Kuota) merupakan Visa Mujamalah atau visa undangan yang diterbitkan oleh Kedutaan Arab Saudi langsung ke Travel Haji Umroh di Indonesia.

BACA JUGA: 3 MACAM HAJI YANG PERLU dIPAHAMI

Haji melalui sistim furoda ini mensyaratkan biaya yang cukup mahal sehingga rawan disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji atau PPIH Arab Saudi menghimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur akan tawaran haji furoda. Sebab, Haji Furoda yang biasa juga dikenal dengan istilah “jemaah sandal jepit” tidak menggunakan visa haji melainkan visa bisnis, viasa ziarah, atau bahkan visa tenaga musiman yang berlaku hanya 30 hari.

Bahkan, Kepala Daerah Kerja Madinah, Akhmad Jauhari mengimbau bagi masyarakat Indonesia yang berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji agar mendaftar secara resmi melalui kementerian agama. Pun, jikalau mendapatkan penawaran haji, baik itu perseorangan, yayasan atau tour travel, agar memastikan bahwa tour yayasan atau tour travelnya adalah tour travel yang berizin resmi. Dan pastikan juga bahwa visa yang digunakan adalah visa haji bukan visa lainnya seperti visa bisnis, viasa ziarah, atau bahkan visa tenaga musiman yang berlaku hanya 30 hari.

Sejak 2014 silam, Pemerintah Arab Saudi gencar melakukan sweeping (pemeriksaan) serta penertiban saat puncak haji secara ketat terhadap orang-orang yang akan memasuki wilayah perhajian, Arafah Muzdalifah, dan juga Mina.

Menurutnya, pada tahun 2014 dan 2015, pernah ditemukan rombongan haji furoda yang berhaji menggunakan visa bisnis. Visanya habis dan tidak bisa diperpanjang, padahal proses haji belum dilaksanakan. Jadi, pastikan visa yang digunakan untuk masuk ke Arab Saudi adalah visa Haji.

Jauhari juga mengimbau kepada tour travel penyelenggara ibadah haji, agar jemaah haji yang diberangkatkan ke Tanah Suci selama di Arab Saudi, melengkapi identitas jemaah. Dengan mencantumkan nama jemaah, nomor paspor, nama tour travel yang memberangkatkan dan contact person travel yang memberangkatkan.

Jabal Nur ‘Gunung Cahaya’

Jabal Nur ‘Gunung Cahaya’

jabal nur

Saat menunaikan ibadah umrah atau haji, umat Islam yang datang ke Mekkah juga bisa mengedukasi diri dengan berziarah ke Jabal Nur.
Jabal Nur merupakan gunung yang membentang di kawasan Hejazi, Mekkah. Gunung ini mendapat sebutan Gunung Cahaya. Salah satu area bersejarah di Jabal Nur ialah Gua Hira, yang menjadi tempat persinggahan Nabi Muhammad SAW saat menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril berupa lima ayat surat Al-Alaq.

Di sekitar gunung hanya ada padang pasir. Tidak ada pepohonan apalagi sumber air. Jabal Nur dan Gua Hira menjadi tempat Nabi Muhammad SAW beribadah dan merenungkan wahyu-wahyu dan amalannya.

Setiap harinya lebih dari 5.000 umat Muslim melakukan pendakian napak tilas di gunung setinggi 640 meter ini.
Sesampainya di puncak, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Kakbah dari ketinggian.n Guru Besar Filologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M.Hum di Jabal Nur, Mekkah, Senin (26/8), mencatat setidaknya ada dua hikmah dan makna yang bisa didapat dengan berziarah ke Jabal Nur, yang pertama pelajaran spiritual.

“Untuk mendapatkan ketenangan dan pencerahan dan memberikan salam damai kepada orang lain itu membutuhkan satu kesucian diri, kesucian hati, dan perjuangan. Pada masa Rasul tentu lebih berat medannya naik ke tempat ini,” katanya seperti yang dikutip dari Antara.

Baca Juga : Paket Umrah September 9 Hari

Demi mencapai puncak gunung memang diperlukan perjuangan yang relatif berat karena medan yang terjal dan menanjak. Meskipun telah dibangun anak tangga namun tetap diperlukan fisik yang prima untuk bisa sampai di puncaknya. Setidaknya perlu waktu hampir dua jam dari kaki hingga bisa sampai ke puncaknya.

Jadi ada kontemplasi membersihkan diri. Kedua ada pesan kemanusiaan juga. Bagaimana Rasulullah dari puncak Jabal Nur melihat ke bawah itu kota Mekkah. Kita bisa membayangkan Rasulullah melihat masyarakatnya di Mekkah. Waktu itu digambarkan masyarakat jahiliyah dan perlu mendapatkan pencerahan. Rasulullah memiliki misi mencerahkan dengan ajaran wahyu yang diterimanya,” tambahnya.

Ia juga menekankan peran besar istri Rasul, yakni Siti Khadijah, yang mendukung penyebaran ajaran Islam yang damai. “Jamaah haji setelah melakukan puncak haji di Armuzna, sebagian di antara mereka menyengajakan ziarah ke tempat ini. Semoga bisa meneladani pelajaran spiritual dan kemanusiaan yang dialami Rasulullah,” sebut Oman.

Zakat lebih mudah dan praktis di zakatkita.org

Bir Ali, Tempat Singgah Para Tamu Allah

Bir Ali, Tempat Singgah Para Tamu Allah

Bir Ali

Jamaah Haji saat ini mungkin sedang bergerak ke Mekah dari Madinah, dan akan singgah di Bir Ali. Bir Ali terletak 1 kilometer dari masjid Nabawi, Tepatnya sebelah barat lembah Aqiq. Disana, sebuah masjid berdiri, Namanya Masjid Bir Ali. Bangunan masjid bernama lain, Masjid abyar Ali itu tampak seperti benteng, Gagah.

Lokasi ini merupakan saksi bisu perjalanan haji Rasullullah Muhammad Saw. Dibawah sebuha pohon, rasulullah berteduh ditengah perjalanan dimekah. Dilokasi ini pula Ali bin Au Thalib RA menggali banyak sumur.

Menurut catatan sejarah, dilokasi ini Rasulullah melakukan Miqat dengan mengenakan kain Ihram untuk berumrah. Peristiwa inilah yang akan diikuti jemaah haji diseluruh dunia tiap tahun. Dimasjid ini juga Jamaah haji akan meniatkan diri untuk berumrah wajib dan menjalankan sholat ihrom.

Konsultan Pembimbing ibadah haji mengatakan sebelum ke Bir Ali, jamaah haji indonesia diminta untuk berihram dipemondokannya masing-masing. Sehingga, begitu tiba dimasjid Bir Ali, jemaah dapat segera melaksanakan sholat.

” Jemaah bisa melaksanakan sholat tahiyatul masjid 2 rakaat, sholat ihram dua rakaat, baru melaksanakan niat,” ujar jamaah haji diMadinah. Niat yang dia maksud ialah niat umroh untuk haji tamattu’. ” Sebagaian besar jemaah kita, melaksanakan haji tamattu’,” kata dia.

Haji tamattu’ adalah salah satu prosesi haji yang didahului umroh. Jemaah haji memakai ihram dari miqat dengan niat umroh pada musim haji. Masjid Bir Ali pertama kali dibangun di masa Gubernur Madinah Umar bin Abdul Aziz pada 706 hingga 712. Arsitek Masjid adalah Abdul Wahid El, membuat rancangan bangunan masjid terinspirasi masyarakat sekitar.

Sejak 1985, masjid ini dipersolek. Raja Fahd bin Abdul Aziz memperluas lokasi masjid. Tanah seluas 6.000 meter persegi dijadikan lokasi miqat. Di lokasi itu, dua set koridor terpisah teras seluas 1.000 meter persegi. Bangunan ini juga memiliki menara yang unik. Bentuknya spiral. Tingginya 64 meter.

Baca Juga : Keutamaan Umroh

Baca Juga : Paket Umrah Agustus 16 Hari

Selain area masjid berbentuk kotak, Bir Ali juga menyediakan lapangan parkir. Di musim haji, lahan itu digunakan puluhan bus singgah dan kendaraan pribadi bagi yang berhaji mandiri. Usai singgah di Masjid Bir Ali, para tamu Allah akan melanjutkan perjalanan ke Mekah. Jarak Bir Ali ke Mekah sekitar 450 kilometer.

Ditempuh dengan kendaraan, sekitar empat hingga enam jam perjalanan. Miqat merupakan salah satu rukun untuk menjalankan umroh dan haji. Selain itu terdapat pula lokasi miqat lain, di antaranya,

1. Miqat di dalam kota Mekah (untuk para mukimin atau umrah sunah): Ji’irranaa, Adni al-Hal dan Tan’eem.

2. Yalamlam terletak 84 km dari Mekah. Biasanya digunakan oleh warga Yaman.

3. Juhfah, biasanya digunakan oleh jemaah asal Mesir, Afrika Utara, Suriah, Yordania dan Libanon.

4. Wadi Aqeeq, lokasi ini berjarak 94 kilometer dari Mekah. Biasanya digunakan untuk miqat oleh warga Irak.

5. Qarn al-Manazil terletak 94 kilometer dari Mekah.

 

Bayar Zakat dan sedekah makin Mudah dengan klik zakatkita.org.

Jabal Tsur Bukti Keajaiban Allah

Jabal Tsur Bukti Keajaiban Allah

Jabal Tsur

Jabal Tsur Bukti Keajaiban Allah – Ketika memandang lepas di kota Makkah, terlihat beberapa gunung batu. Di antara gunung-gunung tersebut, tepatnya jika memandang ke arah selatan, ada gunung yang menjadi saksi sejarah keajaiban yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah. Gunung tersebut adalah Jabal Tsur.

Gunung ini punya tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. Gunung ini termasuk salah satu gunung tertinggi yang ada di Kota Makkah. Di puncaknya, ada sebuah gua yang sangat bersejarah, yaitu Gua Tsur.

unung ini punya tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. Gunung ini termasuk salah satu gunung tertinggi yang ada di Kota Makkah. Di puncaknya, ada sebuah gua yang sangat bersejarah, yaitu Gua Tsur.

Di gua yang berada di Jabal Tsur inilah Rasulullah diselamatkan dari orang Quraisy yang mengejarnya. Dengan mukjizat dari Allah, di depan gua tersebut tiba-tiba ada sarang laba-laba dan sarang burung merpati, yang membuat Rasulullah yang telah berada di dalamnya, luput dari kejaran kaum Quraisy.

Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah dengan editor Abdul Halim tercatat, bahwa pada tahun 622 Masehi, ketika itu Rasulullah dan para sahabatnya akan melakukan hijrah dari Kota Makkah menuju ke lokasi baru yang nantinya bernama Madinah.

Hijrah ini dilakukan karena Rasululah mendapatkan banyak ancaman dari kaum kafir. Masa itu adalah masa yang kelam, masa yang sangat sulit untuk menegakkan agama Allah.

Kepergian Rasulullah tersebut, tidak sepenuhnya berjalan mulus. Beberapa kaum pengikutnya mengaku menjadi dirinya dan dibunuh. Rencana Rasulullah yang akan melakukan hijrah pun tercium oleh mereka. Rasulullah diburu oleh para kaum kafir di Makkah, mereka pun mengejarnya dan berusaha untuk membunuhnya.

Rasulullah dan para sahabat pun terus berlari dan menyelamatkan jiwa. Meski berat dalam memperjuangkan tegaknya Islam, Rasulullah tetap teguh berjuang dan tak pernah lelah berdoa. Saat itu, banyak pula kaum muslim yang rela berkorban demi keselamatan Rasulullah.

Saat itu, ketika rombongan Rasulullah dikejar oleh kaum Quraisy di sekitar Jabal Tsur, Rasulullah pun menemukan Gua Tsur. Gua ini tidak terlalu besar, hanya cukup dimasuki orang tanpa berdiri tegak. Selama tiga hari tiga malam Rasulullah bersembunyi disana.

Keajaiban pun terjadi. Pertolongan Allah SWT pada Rasulullah pun muncul ketika sedang sangat dibutuhkan saat itu. Saat rombongan kaum Quraisy yang mengejar Rasulullah tiba di depan gua, secara ajaib, di sana terdapat sarang laba-laba yang menutup mulut gua, juga sarang burung merpati.

Dalam waktu yang sangat singkat, makhluk-makhluk Allah ini berusaha melindungi Rasulullah, denga membuat sarang besar yang biasanya harus dibuat dalam waktu yang lama.

Dalam buku Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim yang ditulis oleh Zuhairi Misrawi, dijelaskan bahwa Jabal Tsur sendiri terletak sekitar 4 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Tingginya sekitar 747 meter dari permukaan laut dan 458 dari permukaan bukit.

Bentuk Gua Tsur ini seperti perahu, dari batang gua hingga ke atasnya sangat sempit. Tingginya sekitar 1,25 meter. Panjangnya sekitar 3,5 meter dan lebarnya sekitar 3,5 meter. Ada dua pintu masuk menuju gua ini, yaitu di sebelah timur dan sebelah barat.

Kemiringan gunung ini sekitar 45 atau 50 derajat. Sebenarnya, pemerintah Arab Saudi tak menganjurkan para jamaah untuk mendaki Jabal Tsur ini hingga ke puncak, dengan alasan keamanan. Para jamaah bisa memandanginya dari bawah.

Wah bagaimana nih, apa kalian penasaran bagaimana bentuk real nya dari Jabal Tsur?!! Jika iya, mulai sekarang marilah kita berlomba-lomba supaya bisa berangkat ke Makkah dan melihat betapa indah nya kota Makkah itu,

Baca Juga: Umroh Surabaya Termurah 2022

Pengaruh Ibadah Haji dalam Kehidupan

Pengaruh Ibadah Haji dalam Kehidupan

Pengaruh Ibadah Haji – Berangkat Ibadah haji memang salah satu cita-cita dan keinginan utama dari setiap kaum Muslim, apapun posisi, jabatanm pekerjaan, status sosial, kesukuan , kebangsaan , dan warna kulit adalah bisa melaksanakan ibadah haji. Andaikan tidak ada kuota dan pembatasan berdasarkan ketetapan organisasi kerja sama islam (OKI), satu persen dari jumlah penduduk setiap negara, dan juga pemerintah arab saudi, maka dari negara kita saja, dipastikan yang mau berangkat setiap tahun lebih dari 250 juta orang, Subhanallah, suatu angka yang sangat besar sekali.

Tentu kita berharap, jamaah calhaj yang mau berangkat sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, persiapan mental, materi, terlebih lagi persiapan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan (manasik haji). satu-satunya ibadah yang eksplisit (manthuq dan tersurat) ada perintah memepersiapkan bekal adalah ibadah haji.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 197, Allah SWT berfirman “Bawalah bekal karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” ketika melaksanakan ibadah haji diharapkan setiap jamaah disamping pelaksanaannya sejalan dengan ketetuan syariat, memenuhi syarat, ruku, etika, dan adab, juga dapat meresapi dan menghayati bebagai hikmah dan manfaat yang terdapat dalam berbagai segmen pelaksanaannya.

Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT dalam surah al-Haj [22] ayat 28, “Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan …”Pelajaran penting dari ibadah haji tersebut, antara lain, pertama, menguatkan akidah dan keyakinan kepada Allah SWT.

Bahwa, hanya Dialah yang patut disembah dan dimintai pertolongan secara mutlak absolut. Kalimat talbiyahabbaika Allahumma labbaik adalah cerminan dari akidah yang kuat. Jika hal ini dihayati akan melahirkan fondasi kehidupan seorang Muslim yang kokoh yang termanifestasikan dalam cara berpikir dan bertindak dalam segala aspek kehidupannya sesuai dengan ketentuan-Nya.

Kedua, pakaian ihram yang hanya dua helai kain serbaputih yang menggambarkan bahwa siapa pun manusia itu kelak akan kembali kepada Allah dengan hanya dibungkus dua helai kain kafan. Anak, jabatan, dan kedudukan serta harta benda tidak akan pernah dibawa kecuali semuanya itu dijadikan sarana untuk melakukan kegiatan amal saleh. Seorang Muslim yang sudah berhaji yang sudah tahu tujuan hidupnya, pasti tidak akan tergoda dan terjerumus oleh hal-hal yang bersifat duniawi, yang sifatnya se mentara. Ia akan menjadi orang yang amanah pada setiap tugas yang diembannya dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT.

Ketiga, agar kaum Muslimin khususnya jamaah haji semakin mencintai kegiatan di masjid, terutama shalat berjamaah dan muamalah dengan masyarakat sekitar. Berjamaah dalam ibadah dan muamalah akan melahirkan kasih sayang kepada sesama Muslim dan memiliki sifat tegas pada setiap bentuk kekufuran dan kemaksiatan (perhatikan QS al-Fath [48]: 28). Masjid akan menjadi tempat kembali kaum Muslimin, apa pun profesi dan keahliannya.

Keempat, agar terbangun suasana ukhuwwah Islamiyyah antara sesama orang yang beriman meskipun berbeda warna kulit, suku bangsa, dan bahasa. Semuanya larut dan menyatu dalam ketauhidan dan keimanan kepada Allah SWT (QS al-Hujurat [49]: 13). Ukhuwwah Islamiyyah yang solid akan menyebabkan kaum Muslimin tidak mudah di adu domba dan diintervensi oleh berbagai kalangan yang tidak senang dengan kemajuan dan kesejahteraan kaum Muslimin, seperti yang terjadi sekarang ini.

Berbagai isu dilontarkan di tengah kehidupan agar kaum Muslimin selalu capek dan lelah menyelesaikan pekerjaan rumah yang berasal dari orang lain.

Tugas pokok dan utama kaum Muslimin membangun kesejah teraan umat dan bangsa sering terlupakan dan terabaikan. Dan, tidak jarang pula pertentangan yang dahsyat sering terjadi antara sesama kaum Muslimin, bahkan sampai saling membunuh satu dengan yang lainnya.Kita berlindung kepada Allah dari kondisi semacam ini.

Baca Juga : Kisah Nabi Ismail dan Ibunya

Baca Juga : Makna Kain Ihram Haji dan Umrah.

Kelima, tawaf dan sa’i itu menggambarkan bahwa dalam mencapai cita-cita yang tinggi dan luhur, orang yang beriman harus terus menerus bergerak, aktif berbuat, tidak boleh berhenti, tidak boleh putus asa, dan tidak boleh malas (QS alMukminun [23]: 4). Putus asa dan frustrasi ketika menghadapi tantangan dalam menyebarkan kebaikan Islam adalah bukan watak dan karakter orang yang beriman.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surah Yusuf [12] ayat 87, “… dan janganlah kalian berputus asa dalam mendapatkan rahmat Allah. Sesung guhnya, tidak ada yang berputus asa dalam menggapai rahmat Allah kecuali orang-orang kufur (tidak beriman).”

Keenam, wukuf di Padang Arafah yang merupakan inti utama dari ibadah haji sebagaimana sabda Rasul, “Al Hajju `Arafatu”, haji itu wukuf di Arafah, adalah kegiatan yang meng gambarkan semakin makrifatnya kaum Muslimin kepada Allah SWT dan semakin memiliki ke sadaran yang tinggi untuk mempelajari dan menghayati ayatayat Allah SWT, baik yang bersifat tanziliyah(Alquran) maupun kauniyah(alam semesta).

Setelah wukuf kaum Muslimin akan semakin cerdas pikirannya dan semakin bersih hati dan jalan hidupnya. Wukuf di Arafah hakikatnya adalah purifikasi (pemurnian) jati diri kaum Muslimin pada berbagai aspek kehidupannya.

Ketujuh, melempar Jamarat di Mina hakikatnya adalah cerminan adanya godaan dan tantangan yang terus menerus yang dilakukan oleh setan (jin dan manusia) yang harus dilawan oleh kaum Muslimin dengan sepenuh hati dan sepenuh keyakinan. Sehingga, tidak ada ruang bagi setan untuk menggoda dan menghancurkan umat manusia. Setan dan segala perilaku buruk adalah musuh utama kaum Muslimin. Meskipun dalam kehidupan nyata betapa banyak umat manusia yang hanyut dalam godaan setan.

Inilah beberapa hikmah yang seharusnya menjadi perhatian jamaah haji, baik sebelum be rangkat maupun ketika melaksanakan ibadah haji. Peranan pembimbing haji, baik dari pemerintah maupun kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH)

sangat penting bagi upaya peningkatan kesadaran jamaah haji dalam menangkap esensi ibadah haji.

Mudah-mudahan semua jamaah haji dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT, diberikan kesehatan jasmani ruhani, dan mendapatkan haji yang mabrur dan mabrurah.

Amin. Wallahu a’lam bish shawab.

Inilah 3 macam Haji yang Perlu dipahami

Inilah 3 macam Haji yang Perlu dipahami

3 macam haji dan perbedaannya

3 Macam haji dan perbedaanya – Taukah kamu bahwa ada beberapa macam haji. Yaitu, haji Ifrad, Haji Qiran, Haji Tamattu. Tiga macam haji itu perbedaanya terletak pada waktu pelaksanaan haji dan  umrah, supaya lebih jelasnya yuk simak penjelasan berikut ini.

1. Haji Ifrad

Ifrad artinya menyendirikan. Jika memilih melaksanakan ifrad, maka seorang jemaah haji melaksanakan ibahdah haji saja dan tidak melakukan ibadah umrah. Mereka yang melaksanakan ifrad tidak dikenakan dam atau denda.

Cara Pelaksanaan Haji Ifrad: 

  1. Melaksanakan ibadah haji saja (tanpa melakukan umroh)
  2. Melakukan ibadah haji terlebih dahulu, lalu melaksanakan umrah setelah selesai haji.

Ada pula dua cara lain melakukan Haji Ifrad, yaitu:

  1. Melakukan umrah diluar bulan-bulan haji
  2. Umrah dilaukan pada bulan haji, kemudian kembali ke rumah, baru pergi lagi berhaji pada bulan haji ditahun yang sama.

Umrah pelaksanaanya adalah, ihram dari moqat untuk melaksanakan haji, kemudian berihram lagi dan mengambil miqat uuntuk melakukan ibadah umrah. Jamaah tidak membayar dam dan disunnahkan melakukan tawaf qudum. Tawaf qudum adalah tawaf pertama yang dilakukan jemaah saat sampai di Makkah.

Baca Juga : Tips Menabung untuk Umrah 

2. Haji Qiran 

Qiran memiliki makna berteman atau bersamaan. Jamaah haji yang melakukan haji qiran akan melakukan ibahdah haji dan umroh secara bersamaan. Hal ini dilakukan dengan sekali niat sekaligus untuk haji dan umrah. Namun, jamaah harus membayar dam.

Pelaksanaanya silakukan pada bulan-bulan haji. Jemaah melakukan tawaf, sa’i, dan tahallul satu kali untuk haji dan umrah. Jamaah yang memilih melakukan haji qiran akan dikenkan denda atau dam berupa menyembelih seekor kambing. Bagi mereka yang tidak mampu, jemaah harus menggantinya dengan berpuasa selama 10 ahri. Ketentuannya, 3 hari puasa dilakukan saat ini mekkah dan 7 hari puasa dilakukan ketika sudah ditanah air. Jamaah juga di sunnahkan melakukan tawaf qudum ketika tiba dimakkah.

3. Haji Tamattu

Haji tamattu merupakan haji yang paling sering dilakukan jemaah haji asal indonesia. Mereka yang mamailih haji tamattu akan melakukan Ibadah haji setelah melaksanakan umrah. Haji tamattu disebut lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan dua jenis hai lainnya. Alasannya, setelah selesai tawaf dan umrah, lalu tahallul, dan bebas dari larangan saat ihram.

Sama seperti Haji Qiran, jemaah yang melakukan haji tamattu wajib membayar dam atau denda denga menyembelih1 ekor kambing. Atau, jemaah bisa menggantinya dengan puasa 10 hari.

Mana haji yang lebih disarankan?

Seperti yang diberitakan oleh Republika, Juli. Kementrian keagamaan menyarankan jemaah haji indonesia memilih jai tamattu. Haji tamattu dinilai paling sederhana dilakukan oleh jamaah. Pasalnya, jika melakukan haji tamattu, maka jamaah melakukan ibadah umrah terlebih dahulu, baru melakukan prosesi ibadah haji. Keuntungan melakukan haji tamattu, jemaah bisa kembali berpakaian biasa setelah melakuka ibadah umrah.

Sementara, jika haji qiran, maka jemaah harus mengenakan pakaian ihram hingga tiba waktunya pelaksanaan ibadah haji.

Bagaimana dengan haji ifrad? Menurut Kementerian Agama, jemaah dikhawatirkan sudah kelelahan saat umrah, karena ibadah ini dilakukan setelah selesai melakukan rangkaian ibadah haji. Sementara, rangkaian ibadah haji cukup menguras energi jemaah.

Sebenarnya, tidak ada ketentuan harus melakukan ibadah haji sekaligus umrah. Akan tetapi, menurut Kementerian Agama, kesempatan berada di Tanah Suci sebaiknya digunakan untuk ibadah haji sekaligus umrah. Dengan mengetahui jenis-jenis haji sebelum berangkat ke Tanah Suci, kita bisa lebih mempersiapkan diri dan memiliki gambaran rangkaian ibadah yang akan kita jalani.

Baca Juga : Keutamaan Sholat Dhuha

Keistimewaan Umrah dibulan Ramadhan

umrah dibulan ramadhan

Melaksanakan umrah dibulan ramadhan memiliki keistimewaan dibagian pahala. Bukan hanya pahala yang serupa melaksanakan ibadah haji, melainkan ibadah hajinya seperti sedang berhaji berrsama Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dari rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya umrah dibulan ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Imam Bukhari)

keistimewaan umrah dibulan ramadhan ini memiliki dua perbedaan pendapat, Satu pendapat menyebutkan pahala serupa haji bersama rasulullah SAW hanya bagi wanita yang dikisahkan dalam hadits. Pendapat yang lain menyebutkan hal tersebut diperuntukkan bagi semua umat muslim yang melaksanakan umrah dibulan ramadhan. Seorang ahli fiqih bermazhab hambali, Ibnu Qayyim Rahimahullah mengatakan jika masalah ini adalah masalah pilihan semata. Begitu pun, umrah dibulan ramadhan ini tidak bisa menggantikan ibadah haji, kewajiban melaksanakan haji tetap ada. Berikut ini ulas keistimewaan umrah dibulan ramadhan.

Umrah di bulan Ramadan mengandung keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan di bulan-bulan lainnya. Nilai pahala dari umrah di bulan Ramadan sama dengan berhaji bersama Rasulullah Muhammad SAW.

Umrah di bulan Ramadan yang serupa ibadah haji ini dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas RA.

“Rasulullah SAW pernah bertanya kepada seorang wanita, ‘Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?’

Wanita itu menjawab, ‘Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta tersebut ditunggangi oleh ayah fulan dan anaknya (maksudnya suami dan anak wanita itu).

Ia meninggalkan unta tadi tanda diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut’.

Lantas Rasulullah SAW bersabda, ‘Jika Ramadan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadan senilai dengan haji.”

 

Dalam riwayat Imam Bukhari lainnya, Rasulullah SAW bersabda demikian.

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku.”

Keistimewaan umrah di bulan Ramadan, tak lain karena di bulan tersebut adalah mulia. Pahala dilipatgandakan dan disebarkan ke seluruh Bumi. Setan dibelenggu dan segala perbuatan baik manusia menjadi berpahala.

Pahala umrah di bulan Ramadan ini disebutkan dalam hadis riwayat Al Mahamili dan Ibnu Khuzaimah.

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Sholat malamnya adalah suatu amalan sunnah.

Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.

BACA JUGA: Keutamaan Sholat Dhuha

Perbedaan pendapat Umrah saat Ramadhan

Ada perbedaan pendapat mengenai pahala umrah di bulan Ramadan. Sebuah hadits yang pernah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Fa inna umrata fiihi takdilu khajjah”

Artinya: Umrah di bulan Ramadan pahalanya seperti ibadah haji.

Dalam riwayat yang lain mengenai umrah di bulan Ramadan juga disebutkan, “khajjata ma’ii.” Artinya, (pahalanya seperti) haji bersamaku.

Lalu apakah hadits umrah di bulan Ramadan tersebut dianggap sahih oleh kebanyakan ulama? Sebagian ulama berpendapat, hadits umrah di bulan Ramadan tersebut eksplisit (khusus) untuk seorang perempuan yang saat itu berbincang dengan Rasulullah saja.

Munculnya hadis tersebut dilatar belakangi saat Rasulullah SAW bertanya kepada seorang perempuan, “Mengapa engkau tidak berhaji bersamaku?”.

Perempuan itu menjawab, ia tak berhaji bersama Rasulullah SAW lantaran harus mengurus rumah tangga untuk menggantikan suaminya yang ikut berhaji bersama Rasulullah SAW.

Maka kemudian, Rasulullah SAW berkata kepada perempuan itu, “Apabila nanti datang bulan Ramadhan, pergilah umrah. Karena umrah di bulan Ramadan pahalanya sama seperti ibadah haji.”

Dari situlah, pendapat ulama tentang umrah di bulan Ramadan terpecah menjadi dua. Sebagian ulama menganggap bahwa hadits tersebut khusus ditujukan untuk perempuan itu saja. Beberapa ulama bersikukuh bahwa hadits umrah di bulan Ramadan itu berlaku untuk semua orang yang beribadah umrah pada bulan Ramadan.

Pendapat yang tidak sepaham

Kelompok ulama yang tidak sepaham tentang umrah di bulan Ramadan, mengajukan pertanyaan, “Bagaimana mungkin pahala ibadah umrah sama seperti haji? Padahal, amalan yang dilakukan haji lebih banyak?”

Ulama ahli hadits dan ahli fikih menjawab mengenai umrah di bulan Ramadan. Hadits itu sama seperti hadits Rasulullah SAW tentang keutamaan membaca surat Al-Ikhlas yang sebanding dengan membaca sepertiga Alquran. Padahal, surat Al-Ikhlas hanya terdiri dari empat ayat.

Meskipun Rasulullah selalu umrah di bulan Dzulqa’dah, tetapi jumhur (kebanyakan) ulama berpendapat. Umrah di bulan Ramadan sangat diutamakan jika membicarakan pahala. Jika berbicara keutamaan mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW, maka umrah pada bulan Dzulqa’dah lebih diutamakan.

Berdasarkan perbedaan pendapat umrah di bulan Ramadan tersebut, tidak diperbolehkan bagi seseorang membanding-bandingkan dan menghakimi orang lain. Seorang ahli fikih bermazhab Hambali, Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan jika masalah ini adalah masalah pilihan semata.

Inilah 4 Ciri-Ciri haji Mabrur

Inilah 4 Ciri-Ciri haji Mabrur

 

Seperti apakah ciri-ciri Haji Mabrur menurut islam? Mabrur dalam kamus besar bahasa indonesia adalah diterima Allah dan baik. Jadi, secara bahasa haji yang Mabrur adalah haji yang diterima baik oleh Allah SWT. Sedangkan pengertian menurut syar’i, haji mabrur merupakan haji yang melaksanakan ibadahnya sesuai petunjuk Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dengan menjalankan syarat, kewajiban, rukun serta menjauhi yang dilarang dan tidak diperkenankan.

Ganjaran atau balasan yang diberikan oleh Allah SWT kepada haji Mabrur adalah Surga. Hal tersebut sudah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits Riwayat Bukhari. Penyematan kata mabrur juga merupakan hak perogratif Allah. Akan tetapi ada tanda-tanda yang menunjukan bahwa haji akan diterima baik oleh allah atau mabrur. Berikut ini adalah ciri-ciri utama Haji Mabrur:

  • Menebarkan kedamaian kepada orang-orang disekitar

Hadits riwayat Ahmad meriwayatkan, ada salah satu sahabat Nabi yaang berkata kepada Rasulluah “Wahai rasulullah, apa itu haji mabrur?” Rasulullah pun menjawab “memberikan makanan dan menebar kedamaian”. Berdasarkan hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa haji yang mabrur adalah memberi makanan kepada yang tidak mampu dan memberikan kedamaian kepada orang-orang disekitarnya.

  • Berbicara dengan sopan santun

Ciri haji Mabrur selanjutnya adalah berbicara dengan sopan santun. Dalam sebuah riwayat lain, Rasulullah pernah ditanya tentang ciri haji yang mabrur. Didalam hadits tersebut rasulullah menjawab “memberi makanan dan santun dalam berkata”. Bukan hanya menebar kedamaian, seorang haji Mabrur harus santun dalam berkata.

  • Mempunyai kepedulian sosial 

Dalam kedua riwayat Rasulullah sebelumnya, Nabi Muhammad telah menjawab dan menjelaskan kepada para sahabat nabi, bahwa ciri haji yang mabrur itu memberi makanan. Berdasarkan jawaban Rasulullah bahwa seorang haji mabrur haruslah memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Salah satu kepedulian tersebut ialah memberi makanan orang- orang disekitarnya.

  • Menghindari Perbuatan maksiat

Ciri haji yang terakhir ini adalah menghindari perbuatan maksiat. Dalam hadits riwayat muslim, dikisahan Nabi muhammad SAW bahwa haji mabrur adalah yang mengerjakan ibadah haji,  dan menghindari perbuatan fasats dan fusuq. Maka ia akan dikembalikan dimana saat dia dilahirkan oleh ibunya. Fasats artinya adalah perbuatan yang keji dan tidak senonoh. sedangkan fusuq memiliki makna perbuatan maksiat dan menodai keimanan. Beerdasarkan riwayat tersebut daapat disimpulkan seorang haji yang mabrur adalah mampu menghindari perbuatan yang keji dan maksiat, baik dalam pikirannya maupun perbuatannya.

Nah itulah ke-empat ciri-ciri haji mabrur yang dapat dilihat pada seseorang yang baru melaksanakan haji. Dapat dipahami secara umum, Haji mabrur sendiri adalah seseorang yang sepulang dari melaksanakan ibadah haji dan dapat menjadi pribadi yang lebih baik, baik perkataan, pemikiran dan perbuatan. Agar menjadi haji yang mabrur, anda harus melaksanakan syarat, rukun, dan kewajiban serta melaksanakan ibadah haji dengan penuh rasa khidmat dan semata-mata mengharap ridha dari Allah SWT.

Agen Travel Umroh Surabaya terpercaya dengan pembimbing terbaik, menjadikan perjalanan ibadah Anda lebih bermakna.

Nomor Izin U.491 Tahun 2021

Email
admin@nhumroh.com

Follow Kami :

Lokasi

Head Office :
Perum IKIP Gunung Anyar B48, Surabaya

Copyright © 2024 PT Nur Hamdalah Prima Wisata